filipi

Februari 24, 2009 pukul 4:34 pm | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar

Kitab Filipi

Penulis : Paulus
Tema : Sukacita Dalam Hal Hidup bagi Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 62/63 TM

Latar Belakang
Kota Filipi di Makedonia timur, yang letaknya enam belas kilometer dari pesisir Laut Aegea, dinamai menurut Raja Filipus II dari Makedon, ayah Aleksander Agung. Pada masa Paulus, kota ini sebuah kota Romawi dan pangkalan militer yang terkenal.

Gereja di Filipi didirikan oleh Paulus dan teman-teman sekerjanya (Silas, Timotius, Lukas) pada perjalanan misi yang kedua sebagai tanggapan terhadap penglihatan yang Allah berikan di Troas (Kis 16:9-40). Suatu ikatan persahabatan yang kuat berkembang di antara rasul itu dan jemaat Filipi. Beberapa kali jemaat itu mengirim bantuan keuangan kepada Paulus (2Kor 11:9; Fili 4:15-16) dan dengan bermurah hati memberi kepada persembahan yang dikumpulkannya untuk orang Kristen yang berkekurangan di Yerusalem (bd. 2Kor 8:1–9:15). Agaknya dua kali Paulus mengunjungi gereja ini pada perjalanan misinya yang ketiga (Kis 20:1,3,6).

Tujuan
Dari penjara (Fili 1:7,13-14), kemungkinan besar di Roma (Kis 28:16-31), Paulus menulis surat ini kepada orang percaya di Filipi untuk berterima kasih kepada mereka atas pemberian banyak yang baru-baru ini mereka kirim kepadanya dengan perantaraan Epafroditus (Fili 4:14-19) dan untuk memberi kabar tentang keadaannya yang sekarang. Lagi pula, Paulus menulis untuk meyakinkan jemaat tentang keberhasilan maksud Allah dalam hukuman penjaranya (Fili 1:12-30), menenangkan jemaat bahwa utusan mereka (Epafroditus) telah menunaikan tugasnya dengan setia dan tidak kembali kepada mereka sebelum waktunya (Fili 2:25-30), dan untuk mendorong mereka untuk maju agar mengenal Tuhan dalam persatuan, kerendahan hati, persekutuan, dan damai sejahtera.

Survai
Surat Filipi tidak ditulis terutama untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan pertentangan dalam gereja seperti banyak surat Paulus yang lain. Nada utama surat ini ialah kasih sayang yang hangat dan penghargaan terhadap jemaat itu. Dari salamnya (Fili 1:1) sampai ke doa berkat (Fili 4:23), surat ini memusatkan perhatian pada Kristus Yesus sebagai tujuan hidup dan pengharapan orang percaya akan hidup kekal.

Dalam surat ini, Paulus memang berbicara mengenai tiga masalah kecil di Filipi:

  1. Keputusasaan mereka karena masa hukumannya yang begitu lama (Fili 1:12-26);
  2. benih-benih perpecahan di antara dua orang wanita di dalam gereja (Fili 4:2; bd. Fili 2:2-4); dan
  3. ancaman ketidaksetiaan yang selalu ada dalam gereja oleh karena para penganut agama Yahudi dan orang-orang yang berpikiran duniawi (pasal 3; Fili 3:1-16).

Karena ketiga masalah yang potensial ini, kita mempunyai ajaran Paulus yang paling kaya mengenai

  1. sukacita di tengah-tengah segala keadaan hidup (mis. Fili 1:4,12; Fili 2:17-18; Fili 4:4,11-13),
  2. kerendahan hati dan pelayanan Kristen (Fili 2:1-18), dan
  3. nilai pengenalan akan Kristus yang melebihi segala sesuatu (pasal 3; Fili 3:1-16).

Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.

  1. Sifatnya sangat pribadi dan penuh kasih sayang, serta mencerminkan hubungan akrab Paulus dan orang percaya di Filipi.
  2. Sangat memusatkan perhatian kepada Kristus, serta mencerminkan hubungan dekat Paulus dengan Kristus (mis. Fili 1:21; Fili 3:7-14).
  3. Memberikan salah satu pernyataan yang paling mendalam mengenai Kristologi dalam Alkitab (Fili 2:5-11).
  4. Merupakan terutama suatu “surat sukacita” PB.
  5. Menyajikan standar kehidupan Kristen yang sangat kuat, termasuk hidup dengan rendah hati dan sebagai seorang hamba (Fili 2:1-8), berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan (Fili 3:13-14), bersukacita selalu di dalam Tuhan (Fili 4:4), mengalami kebebasan dari kecemasan (Fili 4:6), merasa senang dalam segala keadaan (Fili 4:11), dan melakukan segala hal karena kasih karunia Kristus yang memberi kekuatan (Fili 4:13).

efesus

Februari 24, 2009 pukul 4:32 pm | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar

Kitab Efesus

Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M

Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan alkitabiah dan menduduki tempat yang unik di antara surat-surat Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal atau persoalan pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus. Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena Kristus (Ef 3:1; Ef 4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma. Ada banyak persamaan di antara surat ini dengan surat Kolose dan mungkin ditulis tidak lama sesudah surat Kolose. Kedua surat ini mungkin dibawa secara serentak ke tujuannya oleh seorang kawan sekerja Paulus yang bernama Tikhikus (Ef 6:21; bd. Kol 4:7).

Kepercayaan umum ialah bahwa Paulus menulis surat ini dengan maksud agar sidang pembaca akan lebih luas daripada jemaat di Efesus saja — mungkin surat ini ditulisnya sebagai surat edaran untuk gereja-gereja di seluruh propinsi Asia. Pada mulanya mungkin setiap jemaat di Asia Kecil menyisipkan namanya sendiri di Ef 1:1, sebagai bukti relevansi amanatnya yang mendalam bagi semua gereja Yesus Kristus yang sejati. Banyak orang mengira surat Efesus ini adalah surat kepada jemaat di Laodikea yang disebut Paulus dalam Kol 4:16.

Tujuan
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17. Dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat, dan penyataan Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus (mis. Ef 4:1-3; Ef 5:1-2). Oleh karena itu, Paulus berusaha untuk menguatkan iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan “dalam Kristus”(Ef 1:3-14; Ef 3:10-12) untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef 4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk setiap orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10; Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-32; Ef 5:1–6:20).

Survai
Secara paling sederhana PB terdiri atas dua tema dasar:

  1. bagaimana kita ditebus oleh Allah, dan
  2. bagaimana kita harus hidup sebagai umat tertebus itu.

Pasal 1-3 (Ef 1:1–3:21) secara umum membahas tema yang pertama, sedangkan pasal 4-6 (Ef 4:1–6:24) difokuskan pada yang kedua.

  1. Pasal 1-3 (Ef 1:1–3:21) dimulai dengan suatu paragraf pembukaan yang merupakan salah satu nas yang paling dalam di Alkitab (Ef 1:3-14). Kidung penebusan yang sangat indah ini menaikkan pujian karena Bapa telah memilih, menentukan dan mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya (Ef 1:3-6), karena Putra yang menebus kita dengan darah-Nya (Ef 1:7-12), dan karena Roh Kudus sebagai meterai dan jaminan warisan kita (Ef 1:13-14). Di bagian ini Paulus menekankan bahwa dalam penebusan karena kasih karunia oleh iman, Allah memperdamaikan kita dengan diri-Nya (Ef 2:1-10) dan dengan sesama umat tertebus (Ef 2:11-15), dan sedang mempersatukan kita di dalam Kristus dalam satu tubuh, yaitu gereja (Ef 2:16-22). Tujuan penebusan adalah “mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu baik yang di sorga maupun yang di bumi,” (Ef 1:10).
  2. Pasal 4-6 (Ef 4:1–6:24) pada umumnya terdiri atas arahan-arahan praktis bagi gereja mengenai tuntutan penebusan di dalam Kristus atas kehidupan pribadi dan kehidupan bersama kita.

Di antara 35 pengarahan yang diberikan dalam surat ini mengenai bagaimana seorang tertebus harus hidup, ditekankan tiga kategori luas.

  1. Orang percaya dipanggil kepada suatu kehidupan baru yang murni dan terpisah dari dunia. Mereka dipanggil untuk “kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya” (Ef 1:4), “menjadi bait Allah yang kudus” (Ef 2:21), “hidup … berpadanan dengan panggilan (mereka) itu” (Ef 4:1), “mencapai … kedewasaan penuh” (Ef 4:13), hidup “di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Ef 4:24), “hiduplah di dalam kasih” (Ef 5:2; bd. Ef 3:17-19), dan menjadi kudus “dengan … firman” (Ef 5:26) agar Kristus bisa memperoleh “jemaat … tanpa cacat atau kerut … kudus dan tidak bercela” (Ef 5:27).
  2. Orang percaya dipanggil kepada suatu cara hidup baru dalam hubungan keluarga dan kerja (Ef 5:22–6:9). Semua hubungan ini hendaknya dikuasai oleh prinsip-prinsip yang menandai orang percaya berbeda sekali dari masyarakat sekular di mana mereka hidup.
  3. Akhirnya, orang percaya dipanggil untuk tetap berdiri teguh terhadap semua rencana jahat Iblis dan terhadap “roh-roh jahat di udara” yang hebat sekali (Ef 6:10-20).

Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.

  1. Penyingkapan kebenaran teologis akbar dalam pasal 1-3 (Ef 1:1–3:21) dihentikan sejenak oleh dua doa rasuli yang paling berkuasa dalam PB: yang pertama memohon hikmat dan wahyu dalam pengenalan akan Allah (Ef 1:15-23); yang kedua berfokus pada mengenali kasih, kuasa, dan kemuliaan Allah (Ef 3:14-21).
  2. “Di dalam Kristus”, sebuah istilah Paulus yang sangat berbobot (dipakai 160 kali dalam surat-surat Paulus) secara khusus menonjol dalam surat ini (sekitar 36 kali). “Setiap berkat rohani” dan setiap persoalan praktis dalam hidup ini berhubungan dengan perihal berada “di dalam Kristus”.
  3. Maksud dan tujuan abadi Allah bagi gereja ditekankan dalam surat Efesus.
  4. Beraneka segi dari peranan Roh Kudus di dalam kehidupan Kristen ditekankan (Ef 1:13-14,17; Ef 2:18; Ef 3:5,16,20; Ef 4:3-4,30; Ef 5:18; Ef 6:17-18).
  5. Surat Efesus kadang-kadang dianggap sebagai “surat kembar” dengan Kolose, karena persamaan dalam isi dan ditulis kira-kira pada waktu yang sama (bd. Garis Besar kedua surat itu).

Filipi-1

Februari 24, 2009 pukul 3:32 pm | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar

Pelajaran 6:
Seruan untuk Sehati—Bagian I
(1:27-30)

I. Terjemahan

27 Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, 28 dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah. 29 Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, 30 dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.

II. Garis Besar

    • 1. Dengan Berjuang untuk Iman yang Timbul dari Berita Injil,

      2. Dengan Tiada Digentarkan Sedikitpun oleh Lawanmu

      1. Alasan Utama untuk Menderita (1:29)

      2. Teladan (1:30)

  • A. Perintah: Hidup Berpadanan dengan Injil (1:27a-b)

    B. Cara: (1:27c-28)

    C. Alasan Utama (1:29-30)

III. Seruan untuk Sehati—Bagian I
(1:27-30)

    A. Perintah: Hidup Berpadanan dengan Injil (1:27a-b)

Paulus memulai v. 27 dengan kata keterangan hanya (monon) yang membentuk kata kerja utama “hendaklah dirimu.”77 kata monon kembali pada ketidakpastian tentang pembebasan Paulus dalam v. 20 dan mengantisipasi perkataannya dalam sisa v. 27—”apabila aku datang …” Itu ada diawal kalimat teks Yunani yang dengan sendirinya itulah penekanannya. Beberapa penafsir berpendapat bahwa itu membuat peringatan seperti yang diangkat Paulus dari vv. 18b-26 ke vv. 27-30 didalamnya dia menasihati komunitas Filipi. Kalimat “apabila aku datang dan melihat kamu …aku mendengat” tidak berarti mereka tidak melakukan perintah hidup berpadanan dengan injil, dia (atau Tuhan) akan memaksakan disiplin atas mereka saat Paulus akhirnya datang diFilipi. Kata itu dihubungkan dengan vv. 29-30 dimana alasan utama untuk taat : mereka harus hidup berpadanan dengan injil karena itu diberikan kepada mereka tidak hanya untuk dipercayai, tapi juga untuk menderita bagi Kristus. Maka dari itu, bahkan ditengah penganiayaan mereka memiliki tanggung jawab untuk hidup dalam cara yang menyenangkan Kristus (cf. Phil 2:12-13; Col 1:10-11). Ini konsisten dengan ide yang dinyatakan dalam 1:29, yaitu, baik penderitaan dan percaya diberikan kepada orang Filipi.

Hidup berpadanan dengan injil merupakan tujuan utama Paulus diseluruh pergumulannya dan dalam penjara. Dalam 1:20 dia bicara tentang memuliakan Kristus dalam tubuhnya dan dalam 3:10-11 dia menyatakan keinginan terdalamnya untuk mengenal Kristus sehingga dia bisa mendapat kebangkitan dari kematian. Jemaat Filipi juga, dalam situasi penganiayaan disana, harus hidup berpadanan dengan Kristus. Maka dari itu kata monon menambah arti ugensi dan satu tujuan perintah Paulus.

Satu-satunya perintah yang muncul dalam bagian ini adalah hendaklah dirimu (politeuesthe)—suatu kata yang tidak umum bagi Paulus dan penulis PB yang lain dalam hal ini. Satu-satunya kemunculan lain dalam PB ada dalam Acts 23:1 dimana Paulus mengatakan pada Sanhedrin kalau dia telah memenuhi tugas dihadapan Allah dengan baik. Umumnya, Paulus menggunakan kata lain untuk menggambarkan kehidupan Kristen, yaitu, “berjalan” (peripateo„; Rom 13:13; Eph 4:1; Col 1:10; 1 Thess 2:12). Tapi disini dia memilih kata yang awalnya membawa pengertian peran aktif dalam kegiatan politik “Negara” (polis). Itu menyatakan tindakan bebas dari seorang warga Roma dan juga terdapat beberapa tanggung jawab. Maka dari itu ada focus keseluruhan dari kata itu yang diperkirakan baik seluruhnya. Kenyataan bahwa gereja terdiri dari warga Roma (lihat Pelajaran I: Pendahuluan, Latar belakang dan Garis Besar) bisa menunjukan permainan kata yang digunakan Paulus akan kewargaan Roma mereka sebagai gambaran kewargaan sorga dan tanggung jawab dalam gereja dan kepada injil (cf. 3:20). Maka dari itu ada hubungan yang jelas dengan perintah yang ditekankan kemudian dalam kalimat, “berjuang bersama” dalam v. 27.

Sampai saat ini, Paulus menyerukan seruan yang urgen supaya mereka hidup seperti warga Negara surga (cf. 3:20) yang berpadanan (axio„s) dengan injil Kristus. Beberapa pertanyaan muncul dalam pikiran terhadap penggunaan kata axio„s. Pertama, apa arti kata itu? Kedua, apa hubungannya dengan injil Kristus? Dengan kata lain, bagi jemaat, apa yang “sepadan” dengan injil dan apa yang “tidak sepadan dengan injil Kristus? Ketiga, bagaimana kata ini berhubungan dengan kewarganegaraan yang ada dalam kata kerja utama?

Pertama, arti dari kata ini—satu yang sangat penting bagi Paulus dan yang sangat jelas menunjukan bahwa injil memiliki dimensi etika didalamnya (tidak hanya murni peradilan)—bisa dilihat dari teks Paulus yang lain. Dalam 1 Thessalonians 2:12 Paulus mengatakan pada orang percaya di Thessalonian, yang sedang ditindas (2:14), kalau mereka harus hidup berpadanan dengan Tuhan yang memanggil mereka kedalam kerajaan dan kemuliaanNya. Kita perhatikan bahwa dalam 1 Thess 2:13, ayat berikutnya, penerimaan mereka terhadap Firman ditunjukan oleh Paulus dalam menerima tamu; mereka menerima pesan injil sebagai perkataan Tuhan sendiri, tidak hanya perkataan manusia! Menerima Alkitab—Kebenaran yang dinyatakan Tuhan—tidak kurang dari perkataan Tuhan melalui perkataan manusia, merupakan tempat permulaan berjalan sepadan dengan Tuhan. Jangan menolak firmannya, tapi bersukacita dan taati (James 1:22).

Lebih jauh dalam Colossians 1:10, Paulus mendefinisikan hidup (peripateo„) berpadanan dengan Tuhan sebagai menghasilkan buah dalam setiap pekerjaan baik, bertumbuh mengenal Tuhan, dan dikuatkan oleh Tuhan untuk tahan menderita. Sekali lagi dalam Ephesians 4:1 dia mendorong orang Kristen untuk berjalan selaras dengan panggilan mereka, dengan menunjukan kualitas seperti kerendahatian, lemah lembut, tahan menderita, kasih, dan kesehatian. Mengingatkan kembali kesehatian merupakan pembahasan utama dalam gereja Filipi.

Menggunakan bahasa yang sama dengan rasul Paulus, bishop yang disegani dari Smyrna, Polycarp—martir diusia 86 (155-60CE)—kemudian menulis kepada jemaat Filipi mendorong mereka untuk berjalan (peripateo„) sepadan dengan perintah dan kemuliaan Tuhan. Makanya kata itu berarti hidup selaras dengan suatu standar. Disini dalam Philippians 1:27 standar itu adalah “injil Kristus”

Sekarang kita mengerti arti “sepadan” kita kembali kepertanyaan kedua, yaitu tindakan apa yang sejalan dengan injil Kristusdan tindakan apa yang tidak? Ini hanya bisa dimengerti setelah kita menggali apa yang Paulus maksudkan dengan injil Kristus (tou euaggeliou tou christou). Karena injil merupakan kelompok pemikiran yang kompleks sehingga kita perlu bertanya aspek apa yang difokuskan Paulus disini.

Umumnya, injil bisa dikarakteristikan dengan “kabar baik” tentang Kristus. Itu termasuk didalamnya pengenalan pribadi Kristus sendiri, juga karyaNya dan kepentingannya bagi manusia disegala masa. Kenyataan Paulus memerintahkan jemaat Filipi untuk menjalankan kehidupan mereka sebagai “warga surga” yang sepadan dengan injil Kristus, dan dia mendampingkan perintah ini dengan hymn dalam 2:6-11, menunjukan bahwa kebenaran dalam 2:6-11 adalah yang Paulus maksudkan dengan injil Kristus dalam 1:27. Dengan kata lain, hymn 2:6-11 menunjukan apa injil Kristus itu. Karena itu dalam 2:6-11 injil melibatkan penghinaan Yesus, yang walaupun Dia adalah Tuhan, merendahkan dirinya dengan mengambil rupa manusia, menderita dan mati. Injil juga melibatkan kebangkitan dan kenaikan serta aplikasi kemenanganNya bagi mereka yang percaya (cf. Phil 2:9-11; Acts 13:37-38). Hal ini merupakan gambaran injil Kristus.

Sekarang saat Paulus berkata “hendaklah dirimu” berpadanan dengan injil Kristus dia memikirkan tentang jemaat Filipi yang hidupnya harus rendah hati, kasih, sehati ditengah penindasan. Untuk pastinya, hidup Kristen yang berkemenangan didasari oleh kebangkitan Kristus, tapi aspek injil yang ditekankan Paulus disini dalam Philippians 1:27 sebagian besar berkaitan dengan penderitaan merendahkan hati dan kesehatian diantara anggota gereja. Maka itu tindakan yang tidak sesuai dengan injil termasuk ketidaksehatian dan ketakutan (cf. 1:27-28), juga dosa yang berkaitan dengan mengeluh dan ngomel—2 tindakan yang tidak sepadan dengan injil (2:14). Kebiasaan ini adalah dosa dan kita diingatkan kalau karena dosa itulah Kristus mati (cf. 2 Cor 5:21). Hidup yang sepadan dengan injil adalah yang membuat kesehatian dalam gereja (sesuai dengan kebenaran, cf. Eph 4:15) dan memenuhi kebutuhan orang lain daripada diri sendiri (Phil 2:3-4). Ini sesuai dengan kabar baik tentang orang yang hidup rendah hati dan kasih dan yang secara konsisten memenuhi kebutuhan orang lain, walau dia disiksa sampai mati (cf. 2:5). Kenyataannya, kematiannya, menjadi teladan bagi yang lain untuk mengorbankan diri (cf. John 15:13). Karena itu kita telah menjawab pertanyaan diatas mengenai artinya berjalan sepadan dengan injil Kristus.

Kita sekarang membahas tentang arti dari ayat berikut. Rencana Paulus mengirim surat ini, dan kemudian mengirim Timotius kepada jemaat Filipi sesudahnya (2:19). Kemudian, dia berharap dia akan melihat mereka lagi, tapi dia tidak yakin jika saat dia harus pergi, apakah Timotius akan kembali dengan kabar tentang mereka. Maka dari itu dia berkata baik aku datang dan melihat kamu atau baik aku tidak datang—Aku tetap mendengar (akouo„)….

Tidak peduli apa yang terjadi, hal yang diinginkan Paulus adalah mereka tetap berdiri (ste„kete) dalam satu roh. Kata ste„kete digunakan dalam konteks pertempuran militer menunjuk pada “prajurit yang menolak meninggalkan post mereka seberat apapun keadaan perang.”78 Paulus menggunakan kata ste„kete 7 kali dalam suratnya (Rom 14:4; 1 Cor 16:13; Gal 5:1; Phil 1:27; 4:1; 1 Thess 3:8; 2 Thess 2:15). Dalam kebanyakan kasus kata berdiri teguh sesuai dengan kesaksian seseorang tentang iman mereka (i.e., percaya dalam Tuhan) dan dengan kuasa yang Tuhan sediakan (cf. Phil 4:13). Dalam Romans 14:4 Tuhan bisa membuat seorang yang dikatakan lemah iman untuk tetap dalam keyakinannya. Dalam 1 Corinthians 16:13 Paulus mendorong orang – orang dalam gereja untuk teguh berdiri dalam iman, ditambah dengan kekuatan dan keberanian. Dalam Galatians 5:1 Paulus mendorong jemaat Galatians untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bahwa Kristus telah memerdekakan mereka dari Hukum satu kali untuk selamanya. Mereka tidak perlu, melakukan Hukum untuk mendapat kesesuaian dengan Tuhan. Dalam 1 Thessalonians 3:8 dan 2 Thessalonians 2:15 Paulus bicara tentang berdiri teguh ditengah musuh (e.g., pengajar sesat) dan berdiri teguh dengan memgang ajaran Paulus sebagai kebenaran. Paulus bicara tentang hidupnya sebagai teladan bagi jemaat Filipi bagaimana berdiri teguh dalam Tuhan menghadapi mereka yang menindas atau mengajar pengajaran yang berlawanan dengan cara Tuhan (lihat 4:1). Jadi disini dalam Phil 1:27 Paulus ingin jemaat Filipi berdiri teguh dalam satu roh. Bagi jemaat Filipi, Paulus ingin mereka berdiri teguh, untuk menjaga dan mengembangkan kesaksian injil juga tuntutan etika dengan hasil tidak ada tekanan luar yang bisa merubah kesetiaan mereka!

Paulus tahu bahwa jika jemaat Filipi mengijinkan perpecahan dalam gereja mereka, iman mereka semua akan terluka dan gereja akan kehilangan kesaksian untuk Kristus (cf. John 17:21-22). Maka dari itu dia menambahkan bahwa mereka berdiri teguh dalam iman harus merupakan berdiri dalam kesehatian, dalam satu roh (en eni pneumati). Dia ingin mereka berjuang bagi iman seperti seorang yang benar-benar berkomitmen akan satu tujuan (cf. James 1:5-8 contoh seorang yang berpikiran dua). Bagaimanapun, sebagian sarjana mengartikan “roh” dalam teks Yunani sebagai petunjuk pada Roh Kudus, tapi ini tidak meyakinkan karena konteksnya ditujukan pada prilaku kerendahatian dan kesehatian (cf. sejajar dengan “satu pikiran” dalam ayat ini dan prilaku yang disebutkan dalam 2:3-4). Paulus ingin jemaat Filipi menjaga kesatuan mereka waktu mereka berjuang untuk iman. Lebih jauh, jika “roh” dalam v. 27 menunjuk pada Roh Kudus, maka bagian ini harus dibaca kalau Paulus mencoba mengetahui apakah mereka benar-benar memiliki Roh. Dengan menunjukan diri mereka sesuai dengan injil, sehingga dia bisa yakin mereka benar. Tapi tidak ada dalam konteks bahwa dia meragukan apakah mereka memiliki atau tidak Roh Kudus (cf. 1:6).79

    • 1. Dengan Berjuang untuk Iman yang Timbul dari Berita Injil (1:27c)

  • B. Cara (1:27c-28)

Kalimat dengan berjuang bersama sebenarnya satu kata (i.e., a present participle) dalam taks Yunani, yaitu, sunathlountes. Itu ditemukan dalam PB hanya 2 kali, disini dan Phil 4:3—bukti hubungan 2 bagian ini. Kata ini berarti “bergumul bersama” atau “berjuang sepanjang jalan” seseorang untuk suatu hal.80 Kata “dengan” menunjukan bahwa cara yang dipikir Paulus agar jemaat Filipi berdiri teguh adalah dengan berjuang bersama dengan satu pikiran (mia Psuke„), yaitu “benar-benar bersatu” seperti mereka adalah satu orang. Sementara metafora “berdiri teguh” diambil dari kehidupan militer, kalimat “berjuang bersama” merupakan metaphor dalam dunia olahraga. Seperti kata Hawthorne:

Dengan itu [i.e., sunathlountes] Paulus mengubah gambaran dari prajurit dimedan perang ke atlit yang berjuang dalam tim, bersama, bermain tidak sebagai individu tapi bersama dengan satu pikiran, satu tujuan.81

Jemaat Filipi harus berlaku berpadanan dengan injil Kristus dalam cara yang sehati untuk iman akan injil (te„ pistei tou euaggeliou). Kata kunci mereka untuk mengerti kalimat “untuk iman akan injil” adalah “iman”. Setidaknya ada 3 arti umum yang ditemukan dalam Paulus dan dalam PB. Pertama, kata itu bisa berarti “kesetiaan” atau “ kesediaan.” Maka dari itu Paulus berkata dalam Romans 3:3 bahwa kondisi manusia yang tidak setia tidak bisa menggagalkan “kesetiaan” Tuhan, yaitu komitmenNya akan janji serta tindakan keselamatanNya.

Kedua, kata itu sering digunakan untuk menunjuk pada tindakan kepercayaan seseorang kepada Tuhan atau Kristus (Mk 11:22; Ac 19:20; 1 Pt 1:21; Heb 6:1; 1 Thess 1:8). “Iman” bisa menunjuk pada “iman dalam Tuhan” saat Tuhan tidak disebutkan dalam konteks (cf. Iman Abraham dalam Rom 4:5, 9, 11-13, 16). Dalam Col 2:12 Paulus menunjuk pada “iman dalam pekerjaan Tuhan yang membangkitkan dia[Yesus] dari kematian.” Lebih jauh, mereka yang percaya pada pertolongak Kristus dalam tekanan rohani dan fisik (Matt 8:10; 9:2, 22, 29; 15:28; Mark 2:5; 4:40; 5:34; 10:52; Luke 5:20; 7:9, 50; 8:25, 48; 17:19; 18:42; Acts 14:9). Iman jelas merupakan iman dalam Kristus dari penambahan kata depan setelah kata “iman” (Acts 20:21; 24:24; 26:18; Col 2:5; Gal 3:26; Eph 1:15; Col 1:4; 1 Tim 3:13; 2 Tim 3:15). “iman” bisa juga ditunjukan sebagai “iman dalam nama Yesus” (Ac 3:16a). Ada juga penggunaan lain dari “iman” termasuk “iman” sebagai kebaikan selain kasih (1 Thess 3:6; 5:8; 1 Tim 1:14) dan pengharapan (1 Cor 13:13; 1 Peter 1:21) demikian juga “iman” sebagai pemberian khusus yang hanya sedikit dimiliki dan bisa memampukan mereka percaya pada Tuhan akan hal-hal yang luar biasa (1 Cor 12:9). Dalam semua penggunaan kata di kategori ini, kata kerja atau pengertian aktif dari kata ini; itu menunjukan tindakan percaya.

Tapi ada penggunaan ketiga dari kata ini dalam Paulus dan PB. Kata ini bisa menunjuk pada suatu tubuh orang percaya atau suatu pengajaran. Mungkin contoh paling jelas tentang hal ini ada dalam Jude 3 (cf. v. 20) dimana Jude menemukan hal itu perlu, masuknya pengajar sesat, untuk mendorong pembacanya bergumul bagi “iman” sekali selamanya “yang dipercayakan kepada orang kudus”. Dalam hal ini kata itu menunjuk pada:

…pengajaran rasul dan dalam persekutuan (Acts 2:42). Tentu dalam ayat ini, dia[jude] sangat dekat menyatakan suatu wahyu yang tepat, suatu konsep yang disangkal sekarang ini. Tuhan, telah mempercayakan pada umatnya suatu pengajaran tentang AnakNya, untuk memelihara mereka, dan saat mereka jatuh….jude berkata bahwa tradisi rasul Kristen normative bagi umat Tuhan.82

Kata “iman” menunjuk pada pengajaran normative yang ditemukan sebelumnya dalam Paulus (Rom 1:5;12:6?; Gal 1:23; 3:23-25?; 2 Tim 4:7).83 Pengertian ketiga inilah yang dimaksud Paulus dalam Phil 1:27. Dia ingin mereka berjuang bagi kebenaran yang adalah injil. Kalimat itu bisa diperluas dengan: “untuk kebenaran yang harus dipercaya tentang injil.” Maka dari itu jika injil sedang diserang di Filipi, gereja harus menghadapi musuh dengan bersatu disekitar pengajaran rasul dan menolak mengijinkan orang tertentu menjauhkan mereka darinya.84

    • 2. Dengan Tiada Digentarkan Sedikitpun oleh Lawanmu (1:28)

Paulus tidak hanya ingin mereka berdiri teguh dengan “berjuang sebagai satu kesatuan” untuk kebenaran tentang injil, tapi dia juga ingin mereka berdiri teguh dengan tidak digentarkan sedikitpun oleh wan mereka (me„ pturomenoi en me„deni). Kalimat pturomenoi adalah kata yang jarang, tidak ditemukan baik di PL maupun PB. Dalam tulisan Yunani selalu digunakan dalam bentuk pasif dan berarti “tidak digentarkan,” “ditakutkan” atau “membiarkan diri diintimidasi”85 Itu bisa berarti lari tunggang langgang ketika sekelompok kuda ketakutan oleh alasan tertentu.86 Jemaat Filipi tidak digentarkan sehingga mereka “lari” dari musuh mereka. Jelas dari hal ini bahwa orang ini mencoba mengguncang gereja supaya terbongkar. Paulus menyerukan jemaat Tesalonika dengan kalimat yang mirip saat dia mengatakan pada mereka untuk berjaga atau siap sedia akan pencobaan yang sedang dihadapi (1 Thess 3:3-4).

Paulus menunjuk orang yang menyebabkan masalah bagi jemaat Filipi sebagai lawanmu (upo to„n antikeimeno„n). Kata antikeimeno„n digunakan beberapa kali, seluruhnya 8 kali dalam PB. Dalam Luke 13:17 pemimpin sinagoge marah karena Yesus menyembuhkan wanita dihari sabat. Yesus menegur orang itu (dan semua orang yang bersama dia), menyebut dia munafik dan mengingatkan dia bahwa lebih ingin menolong binatang daripada manusia. Sebagai hasil teguran itu, kata Lukas “semua lawan Yesus dipermalukan.”

Lukas menggunakan kata ini sekali lagi dalam kotbah tentang pohon zaitun. Disana Yesus mendorong muridnya untuk tidak kuatir bagaimana mereka mempertahankan diri mereka saat Yerusalem dikalahkan musuh menunjuk pada peristiwa kedatangan kembali. Mereka akan diberikan janji, dimana tidak satupun lawan mereka akan tahan atau melawan mereka.

Paulus juga menggunakan kata itu untuk menunjuk mereka yang melawan dia dan pesannya, termasuk mereka yang dengan kejam terhadap lawannya. Dalam 1 Corinthians 16:9 dia berkata bahwa pekerjaannya belum selesai di Efesus karena disana ada pintu besar (cf. “pintu” dalam\ Acts 14:27; 2 Cor 2;12; Col 4:13) kesempatan terbuka baginya. Dia tidak mengatakan pada orang Korintus dalam suratnya dimana musuh Efesusnya, tapi mereka mungkin termasuk “pemahat patung yang membuat miniature perak Artemis” (Acts 19:23-27).87 Lebih jauh Paulus menggunakan kata itu untuk menunjuk praktek immoral yang berlawanan dengan injil (1 Tim 1:10) dan menunjuk orang berdosa yang meninggikan dirinya diatas segalanya yang disembah sebagai Allah (2 Thess 2:4). Setan juga dinyatakan sebagai musuh orang Kristen dan usaha menjaga pekerjaan kesaksian injil yang baik (1 Tim 5:14). Akhirnya, menurut Paulus, peperangan yang terjadi antara daging dan Roh dalam kehidupan Kristen karena keduanya berlawanan (Gal 5:17). Maka dari itu kata ini bisa menunjuk pada konflik didalam diri yang sangat dan antar sesama (dan antara setan dan manusia) dan menggambarkan pengertian Paulus tentang konflik yang terjadi di Filipi.

Identifikasi pasti dari musuh jemaat Filipi sangat sulit dipastikan dan jelas bukan pengertian utama dalam bagian ini. Tapi beberapa pendapat baik untuk disebut. Sebagian berpendapat bahwa karena tidak ada cukup orang Yahudi dikota Filipi (cf. pembahasan dalam Pelajaran 1: Pendahuluan, latar belakang, dan Garis Besar) maka sepertinya musuh gereja adalah orang Yahudi.88 Tapi kata Kent:

Sebagian yang berkeras bahwa hal itu bukanlah Yahudi karena populasi Yahudi sangat sedikit (Lenski, p. 755). Ini membuang fakta bahwa Yahudi yang kejam sering mengganggu langkah Paulus dan menyebabkan masalah dalam gereja yang dibangunnya. Hal ini terjadi juga digereja Makedonia (Thessalonica: Acts 17:5; Berea: Acts 17:13).89

Juga melawan pemikiran bahwa hal ini bukan Yahudi karena pembahasan Paulus dalam 3:2-3 kelihatannya menunjukan benar Yahudi terlibat. Dia menunjuk orang Kristen sebagai “sunat sejati” yang kelihatannya menunjukan bahwa musuhnya adalah Yahudi asli, karena dia mengatakan mereka “sunat palsu.”90 Juga ketika dia berkata “jangan menaruh percaya pada manusia,” ini masuk akan jika orang Yahudi yang menaruh percaya pada daging dibelakang beberapa masalah di Filipi.

Maka dari itu, ada ruang dalam kata “musuh” untuk Yahudi. Tapi apakah mereka orang Yahudi yang sudah diselamatkan yang kemudian mempertahankan versi legalistic dari injil (cf. Acts 15)? Ini tidak mungkin karena sangat sulit untuk membayangkan Paulus menunjuk orang Kristen, tidak peduli seberapa tersesat mereka menuju “kehancuran” (apo„leias).91

Lebih jauh, ada factor yang membuat hal itu sulit melihat keterlibatan orang Yahudi, kalau mereka menjadi ancaman gereja dalam 1:28; sementara orang Kristen non Yahudi di Filipi dikacaukan oleh lawan Yahudi, tidak mungkin mereka “digentarkan” setidaknya tidak terlihat dari bahasa Paulus.

Maka dari itu, walau ada kemungkinan kata antikeimeno„n digunakan untuk Yahudi yang belum percaya, pasti ada sumber utama dari penindasan itu. Fee berpendapat bahwa “lawan” mungkin datang dari warga Roma sendiri:

Ada kelompok di Filipi yang “melawan mereka.” Karena orang Filipi tahu siapa yang dimaksud Paulus, dia tidak merincinya; kita hanya bisa menebak. Tapi dengan beberapa petunjuk disurat ini, terutama penekanan pada Kristus sebagai “tuhan” dan “juruselamat” dan kesetiaan koloni itu pada penyembahan kaisar, kelihatannya lebih mungkin warga roma di Filipi, yang menyembah kaisar, menekan orang percaya diFilipi; kepercayaan mereka diberikan pada yang lain kurios, Yesus, yang dihukum ditangan kerajaan. Konteks sekarang, yang ditekankan Paulus bahwa mereka menjalani “pergumulan yang sama” yang sekarang dia jalani—sebagai tahanan kerajaan—memberikan kita alasan yang baik untuk percaya.92

O’Brien, yang juga melawan pendapat bahwa itu adalah Yahudi dalam 1:28, berpendapat bahwa musuh datang dari penduduk Filipi yang berpengaruh pada etika tinggi orang Filipi. Hidup kudus mereka yang membentuk gereja membangkitkan rasa bersalah diantara penyembah berhala di Filipi.93 Walau ini mungkin benar, itu kelihatannya kurang meyakinkan daripada pendapat bahwa warga Filipi bereaksi karena orang Kristen tidak mendukung penyembahan kaisar.

Apapun lawan dalam 1:28, Paulus ingin gereja berdiri dalam satu roh untuk injil dan tidak digentarkan. Sekarang, setelah gereja melakukannya, Paulus berkata prilaku itu (=ini [he„tis]) akan menjadi tanda bagi mereka yang melawan jemaat Filipi. Sebagian sarjana berpendapat bahwa kata ini bisa menunjuk kembali pada iman jemaat Filipi (v. 27), atau penderitaan mereka, atau penindasan dari lawan, atau kemantapan mereka. Umumnya, itu benar, kecuali penindasan oleh lawan. Maka dari itu, kata “ini” Paulus tunjukan bagi kemantapan mereka ditengah penindasan—dan semua itu karena iman mereka.

Kata tanda (endeixis) muncul 4 kali di Paulus (Rom 3:25, 26; 2 Cor 8:24; Phil 1:28) dan berarti “bukti”94 Maka dari itu prilaku jemaat Filipi saat ditindas merupakan “bukti” mereka akan diselamatkan, tapi mereka akan menderita kehancuran. Karena itu adalah “peristiwa yang akan datang,” yaitu “keselamatan” dan “kehancuran” sebagaian terjemahan mengartikan endeixis dengan kata “tanda” untuk menunjuk masa depan (juga e.g., NIV). Tapi lebih baik diterjemahkan sebagai “pertanda.”95 Ini tidak menyangkal pernyataan masa depan, tapi memberikan peristiwan itu kesuraman dan nada buruk. Ini tidak berarti bahwa lawan Filipi mengerti peristiwa ini sebagai bukti kehanciran mereka, kecuali mungkin marginal,96 karena kata mereka dalam pernyataan “kehancuran mereka” berarti “berkaitan dengan kehancuran mereka.”

Kata kehancuran (apo„leias) termasuk berarti pemisahan dari Tuhan dan kehilangan kekal (cf. 2 Thess 1:8-9). Berbeda dengan lawan mereka, jemaat Filipi akan mengalami keselamatan (humo„n de so„te„rias), yaitu berkat bersama dengan Tuhan dalam damai dimasa depan. Itu bisa berarti keselamatan kata so„te„rias dalam konteks ini (lihat pembahasan so„te„rias dalam 1:20). Semua ini, termasuk lawan mereka, teguh berdiri, dan keselamatan (dan kehancuran lawan) dari Tuhan (apo theou).

    • 1. Alasan Utama untuk Menderita (1:29)

  • C. Alasan Utama (1:29-30)

Kata Untuk (oti) menunjukan bahwa yang mengikuti dalam v. 28 merupakan penjelasan dari sebelumnya. Pertanyaan yang muncul sangat berhubungan. Mungkin paling baik mengerti itu sebagai penjelasan kenapa jemaat Filipi jangan gentar, yaitu karena Tuhan mengatur penderitaan mereka. Sebagai orang percaya ini suatu penghiburan dalam penderitaan, mengetahui bahwa Bapa disurga mengontrol semua itu.

Paulus berkata bahwa 2 hal dipercayakan (echaristhe„) kepada orang Filipi dan kepadanya yaitu percaya dan menderita, untuk Kristus. Kata “dipercayakan” sama dengan kata kerja yang Paulus gunakan ditempat lain untuk berbicara tentang keselamata Tuhan, diberikan secara Cuma-cuma bagi yang percaya (cf. Eph 2:8-9; Rom 8:32; 1 Cor 2:12). Perhatikan disini kata kerja dalam bentuk pasif, menunjuk pada aktifitas Tuhan dan itu dalam bentuk lampau (aorist dalam Yunani). Maka dari itu “dipercayakan” penderitaan muncul saat mereka percaya. Maka, Tuhan memiliki rencara hidup bagi anaknya untuk dilaksanakan disaat pertama mereka percaya. Jelas Tuhan memiliki rencana bagi kita sejak kekekalan (Eph 1:4), tapi focus Paulus disini adalah dari saat pertama kita percaya dan kedepannya. Perlu diketahui bahwa menganggap iman jemaat Filipi sebagai sesuatu yang dipercayakan Tuhan pada mereka (cf. Eph 2:8-9). Teologi yang serupa muncul lagi dalam Phil 2:12-13 berkaitan dengan pengudusan.

Kita juga memperhatikan bahwa “kepercayaan” dan “penderitaan” dipercayakan atas nama Kristus (to huper christou). Maksud Paulus adalah seperti Kristus menderita ditangan orang berdosa agar bisa menyediakan keselamatan (cf. 2:6-11), demikian juga jemaat Filipi sekarang memiliki kesempatan untuk menderita bagi Tuhan mereka. Murid tidak lebih tinggi dari gurunya. Itu tidak hanya menunjukan jemaat Filipi menderita karena mereka berhubungan dengan nama Kristus. Tapi lebih dalam dari itu (cf. Phil 3:10-11). Mereka menderita karena seorang yang mereka kenal dan kasihi dan yang mereka nantikan dari surga (3:20). Ini mungkin pemikiran yang aneh bagi penyembah polytheistic, tapi pengetahuan bahwa itulah kehendak Tuhan bagi mereka untuk menderita bagiNya akan menjadi kuasa yang menguatkan.

    • 2. Teladan (1:30)

Paulus sekarang kembali kehidupnya sebagai teladan bagi mereka yang ingin menjalankan pergumulan untuk injil dan melakukannya atas nama Kristus. Paulus berkata bahwa dia mengalami pergumulan yang sama seperti jemaat Filipi dan mereka telah melihat dia menghadapinya sebelumnya. Ini mungkin menunjuk pada kunjungan pertamanya ke Filipi—perjalanan misi keduanya—ditulis dalam Acts 16. Untuk itu Paulus (dan Silas) ditelanjangi dan disiksa karena fitnah pemilik budak perempuan dan kerumunan yang juga menyerang mereka (16:16-24). Penjaga penjara dan keluarganya, juga Lydia—semua yang percaya dalam Acts 16 dan mungkin tetap menjadi anggota jemaat Filipi saat Paulus mengirim surat ini—termasuk mereka yang melihat Paulus menghadapi pergumulan itu. Karena Phil 1:30 menunjukan bahwa jemaat Filipi memiliki konflik yang “sama” dengan Paulus saat dia menulis surat ini (i.e., penindasan dari Roma) kelihatannya mereka juga menderita karena warga sekotanya—i.e., warga Roma (lihat pembahasan 1:28 keatas). Kata conflict (ago„n) muncul 4 kali dari Paulus (Col 2:1; 1 Thess 2:2; 1 Tim 6:12; 2 Tim 4:7) dan kata kerja yang mirip ago„nizomai 6 kali (1 Cor 9:25; Col 1:29; 4:12; 1 Tim 4:10; 6:12; 2 Tim 4:7). Dia menggunakannya untuk menunjukan suatu pergumulan yang sangat, termasuk pergumulan batin. Tujuan dari pergumulan itu termasuk kesulitan yang dialami selama menyebarkan injil dan mendewasakan orang percaya (Col 1:28-2:1).

IV. Prinsip untuk Aplikasi

Walau kita di Amerika dan Kanada tidak menderita sama seperti Filipi, aplikasi berikut datang dari teks:

    1. 1. Jika anda tidak menderita, apa artinya bagi anda hidup sepadan dengan Kristus? Bandingkan dengan Col 1:10-11.

    2. 2. Bagaimana kita berespon pada mereka yang menentang pemberitaan kita? Seperti apa berdiri teguh dalam iman bagi kita? (cf. 1 Pet 3:15ff)

    3. 3. Seberapa komit anda dalam membagikan injil dan mengembangkan kerajaan Tuhan? Kapan terakhir kali anda membagikan iman anda? Ini mungkin pertanyaan yang sulit dihadapi, tapi itu harus kita hadapi untuk menjalankan pekerjaan yang sudah dipercayakan Tuhan bagi kita (cf. Matt 28:19-20).

    4. 4. Apakah kita ingin mengalami tekanan untuk menolong orang percaya lain dalam iman? Paulus sangat berkomitmen akan injil dan mereka yang percaya pada Kristus. Dia sedih dengan perkembangan orang percaya baru dalam Tuhan dan menggunakan seluruh tenaganya (yang dia terima dari Tuhan), untuk menolong mereka. Setiap surat yang dia tulis sepertinya merupakan surat jawaban, ditulis untuk memberkati, langsung, menghibur, dan singkatnya, mendewasakan mereka. Tempat yang baik untuk belajar menindaklanjuti orang percaya baru ada dalam kitab 1 and 2 Thessalonians. Juga lihat “The ABCs for Christian Growth” di web ini. Apa yang bisa anda lakukan minggu ini untuk menolong orang Kristen lain bertumbuh dalam iman mereka? Tentu ada seorang yang Tuhan tempatkan dalam hidup anda untuk ditolong. Berdoa bagi mereka dan kemudia tolong mereka dengan kasih.


77 Ayat 27-30 adalah satu kalimat panjang dalam teks Yunani dengan politeuesqe sebagai kata kerja utama.

78 Gerald F. Hawthorne, Philippians, Word Biblical Commentary, vol. 43, ed. Ralph P. Martin (Waco, TX: Word Books, 1983), 56.

79 Tapi lihat Fee, Philippians, 163-66; Martin, Philippians, 83.

80 BAGD, s.v. sunaqlew.

81 Gerald F. Hawthorne, Philippians, Word Biblical Commentary, ed. Ralph P. Martin, vol. 43 (Waco, TX: Word Books, 1983), 57. Sebagian penafsir berpendapat bahwa Paulus disini menggambarkan gambaran seorang gladiator dan dia melihat jemaat Filipi sebagai gladiator dalam arena iman. Sebagian lagi merasa suatu penderitaan dalam bagian ini. Mungkin kedua elemen ada secara umum. Lihat O’Brien, Philippians, 150-51.

82 Michael Green, 2 Peter and Jude, Tyndale New Testament Commentaries, rev. ed., ed. R. V. G. Tasker (Grand Rapids: Eerdmans, 1987), 171-72.

83 Materi disini sebagian besar dari pembahasan “iman” (pistis) dalam BAGD, 662-665. Pembaca didorong untuk membaca Rudolph Bultmann, TDNT, 6:174-228 untuk pembahasan lebih lanjut tentang kelompok kata “iman”.

84 Lihat Martin, Philippians, 83.

85 Cf. BAGD, 727.

86 O’Brien, Philippians, 152; Martin, Philippians, rev. ed., 89.

87 W. Harold Ware, “1 Corinthians,” in The Expositor’s Bible Commentary, vol. 10, ed. Frank E. Gaebelein, (Grand Rapids: Zondervan, 1976), 294.

88 Cf. O’Brien, Philippians, 153, who discusses the unlikelihood of Jewish opposition.

89 Homer A. Kent, Jr., “Philippians,” in The Expositor’s Bible Commentary, vol. 11, ed. Frank E. Gaebelein (Grand Rapids: Zondervan, 1978), 119.

90 Dia secara kasar menunjuk mereka sebagai “mutilators of the flesh (not peritomh, but katatomh).

91 Kata ini, bersama dengan apolllumi, olethros, and kolasis, sering menunjuk pada penderitaan kekal dineraka (cf. 2 Thess 1:9.

92 Fee, Philippians, 167.

93 O’Brien, Philippians, 153.

94 BAGD, s.v., endeixis.

95 BAGD, s.v., endeixis. Fee, Philippians, 169, fn 55.

96 Jika ada pendapat lain tentang siapa lawan jemaat Filipi, itu mungkin langsung tenggelam dalam kesadaran mereka untuk menghindari kesalahan.

Filipi-1,

Februari 24, 2009 pukul 3:29 pm | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar

Pelajaran 5: Keadaan Paulus:
Cara Pandang, Sukacita, dan Tujuan Hidup—Bagian II
(1:18b-26)

I. Terjemahan

Dan aku akan tetap bersukacita, 19 karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus. 20 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. 21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. 22 Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. 23 Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus–itu memang jauh lebih baik; 24 tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. 25 Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman, 26 sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu.

II. Garis Besar

      • a. Pernyataan Umum tentang Keadaan Paulus (1:12)

        b. Seluruh Penjaga Kerajaan Tahu (1:13)

        c. Saudara lain Memberitakan Firman (1:14)

        a. Pernyataan Umum tentang Pemberitaan (1:15)

        b. Pemberitaan dengan Motif yang benar (1:16)

        c. Pemberitaan dengan Motif yang salah (1:17)

        d. Hasilnya: Kristus diberitakan! (1:18a)

    • 1. Perkembangan Injil melalui Pemberitaan (1:12-14)

      2. Motivasi Pemberitaan (1:15-18a)

      • a. Untuk dibebaskan (1:18b-19)

        b. Untuk Memuliakan Kristus (1:20-21)

        a. Berkaitan dengan Pelayanan yang Produktif (1:22-23)

        b. Berkaitan dengan Pelayanan terhadap Jemaat Filipi (1:24-26)

    • 1. Pengharapan Paulus (18b-21)

      2. Masa Depan Paulus (1:22-26)

  • A. Keadaan Paulus (1:12-18a)

    B. Perilaku Mengucap Syukur Paulus (1:18b-26)

III. Keadaan Paulus: Cara Pandang, Sukacita, dan Tujuan Hidup
(1:18b-26)

Jika anda belum membaca Pelajaran 1:12-18a, kami mendorong anda melakukannya sekarang. Ini merupakan bagian kedua dari seluruh perikop 1:12-26. Kita akan memulainya dengan point B.

    B. Perilaku Mengucap Syukur Paulus (1:18b-26)

Paulus bersyukur karena mengetahui bahwa pemenjaraannya menyebabkan kemajuan injil (1:12). Baik mereka yang diluar gereja, seperti penjaga istana, dan mereka yang didalam gereja, terkena dampaknya. Seluruh penjaga istana dan orang lain yang terkait dengan tempat itu tahu tentang Kristus karena pemenjaraan Paulus (1:13). Mereka yang ada dalam gereja Roma tergerak untuk memberitakan injil (1:14). Walaupun Paulus mengetahui ada sebagian yang memberitakan Kristus dengan maksud yang baik (1:15-16) dan sebagian dengan iri hati dan persaingan (1:15, 17), tapi dia tetap bersukacita karena Kristus diberitakan (1:18a). Singkatnya, vv. 12-18a benar-benar tentang keadaan Paulus dan yang terbongkar sebagai hasil dari pemenjaraannya. Paragraf berikut kita lihat dalam vv. 18b-26 memang menggambarkan responnya terhadap pemenjaraannya. Paulus bersyukur karena apa yang diharapkannya terjadi, yaitu pembebasannya (1:18b-21) dan pelayanan selanjutnya yang harus dilakukannya, jika dibebaskan (1:22-26). Seorang pernah berkata bahwa ujian bagi seorang pemimpim adalah bagaimana dia bertahan dalam kritikan, tapi menyebabkan Kristus diberitakan dalam keadaan yang terlihat sebagai suatu kekalahan. Jemaat Filipi belajar dari teladannya (4:9). Bagaimana dengan kita?

    • 1. Harapannya untuk Dibebaskan (18b-21)

Paulus bersyukur karena injil diberitakan. Dia juga bersyukur dalam harapan pembebasannya dan bahwa Kristus dimuliakan dalam hidupnya baik mati maupun hidup.

    • a. Untuk dibebaskan (1:18b-19)

Paulus mengakhiri v. 18a dengan tulisan tentang bersukacita atas keadaannya sekarang dan memulai v. 18b dengan tulisan tentang sukacita yang akan datang: Aku akan tetap bersukacita. Penjelasan untuk kata untuk (gar) diawal v. 19 menunjukan apa yang ada dalam 1:19-20 menghasilkan alasan dia terus bersukacita. Ada beberapa masalah kunci untuk dipelajari dalam 2 ayat ini (i.e., 1:19-20), termasuk arti “pembebasan” (so„te„ria), “doa,” “dukungan Roh Kristus Yesus,” “harapan yang pasti,” “malu,” dll. Setelah merenungkan setiap kata dan ekspresi kita kembali menggabungkannya kedalam arti keseluruhan. Mari kita mulai dengan arti dari “pembebasan.”

Paulus berkata bahwa dia tahu hal ini akan berakhir dengan pembebasannya (touto moi apobe„setai54 eis so„te„rian). Kata ini, walau merupakan bagian yang dikutip dari Ayub (lihat dibawah), mungkin menunjuk pada keadaan Paulus termasuk pemenjaraannya dan peningkatan pemberitaan injil, bahkan oleh mereka yang melakukannya agar dia sedih. Tapi apa maksud sebenarnya dari “pembebasan”?

Kata pembebasan diterjemahkan dari kata Yunani so„te„ria. Pada dasarnya, kata „te„ria berarti “bebas,” “selamat,” atau “keselamatan” dan bisa dimasukan dalam berbagai konteks. Dalam PB itu digunakan oleh berbagai penulis untuk terutama untuk keselamatan rohani (Acts 13:26; 2 Cor 7:10; 1 Thess 5:9; ), tapi juga keselamatan secara fisik (Luke 1:77; Acts 27:34; Heb 11:7).55 Apa yang dimaksud Paulus saat dia menggunakan kata itu disini? (1) keselamatan spiritual, dan jika demikian, dalam cara apa? (2) keputusan persidangannya menghasilkan “kebebasan”nya dari penjara; (3) pembenaran oleh Tuhan; atau (4) kombinasi dari 2 hal, 3, atau semuanya? Untuk menjawab ini kita harus menyelidiki latar belakang PL.

Pertama, kalimat yang mirip, “ini akan menjadi kebebasanku” (touto moi apobe„setai eis so„te„rian), juga muncul dalam PL Yunani dalam Ayub 13:16. Kedua, bahasa “malu” dan “memuliakan” dalam Philippians 1:20 mengambil “bahasa ‘orang malang’ seperti dalam mazmur 34:3-6 dan 35:24-28.”56 Maka dari itu, ada bentuk terminology Paulus dalam PL dan ekspresinya dalam 1:19-20. Konteks PL ini tentu saja harus, diselidiki untuk melihat apa sumbangannya terhadap penggunaan so„te„ria oleh Paulus dalam Phil 1:19.

Pertama, kita akan mengutip sebagian teks Ayub:

13 Diam! Aku hendak bicara, apapun yang akan terjadi atas diriku! 14 Dagingku akan kuambil dengan gigiku, dan nyawaku akan kutatang dalam genggamku. 15 Lihatlah, Ia hendak membunuh aku, tak ada harapan bagiku, namun aku hendak membela peri lakuku di hadapan-Nya. 16 Itulah yang menyelamatkan aku; tetapi orang fasik tidak akan menghadap kepada-Nya. 17 Dengarkanlah baik-baik perkataanku, perhatikanlah keteranganku. 18 Ketahuilah, aku menyiapkan perkaraku, aku yakin, bahwa aku benar (dikaios).

Zophar lebih dulu menuduh Ayub hanya berbicara yang tidak bisa diharapkan untuk “dibenarkan” (Ayub 11:2, dikaios). Dia juga menuduh, dengan kejadian mengerikan yang terjadi pada Ayub, melakukan dosa sehingga Tuhan menghukumnya (11:14). Jawaban Ayub dalam pasals 12-14 kepada Zophar, Eliphaz dan Bildad, adalah penegasan kembali ketidakbersalahan atas penderitaannya dan pembenarannya (dikaios) akan menjadi jelas saat Tuhan mengadilinya (v. 18). Dalam 13:13-18 kita bisa melihat bahwa “pembebasan” tidak menunjuk pada pembebasan fisik tapi pembenaran, yaitu, suatu hari nanti (i.e., dalam kekekalan Tuhan menetapkan penghakiman terakhir) Tuhan akan membuktikan Ayub benar dihadapan orang yang menjelekannya.

Kata “pembenaran yang mirip dalam Mazmur 34:3-6 dimana Daud berterima kasih pada Tuhan karena membebaskan dia dari ketakutan dan menghindarkannya dari malu. Dalam Mazmur 35:24-28 Daud juga berbicara tentang pembenaran Tuhan terhadap orang percaya:

24 Hakimilah aku sesuai dengan keadilan-Mu, ya TUHAN Allahku, supaya mereka jangan bersukacita atasku! 25 Janganlah mereka berkata dalam hatinya: “Syukur, itulah keinginan kami!” Dan janganlah mereka berkata: “Kami telah menelannya!” 26 Biarlah bersama-sama mendapat malu dan tersipu-sipu orang-orang yang bersukacita atas kemalanganku; biarlah berpakaian malu dan noda orang-orang yang membesarkan dirinya terhadap aku! 27 Biarlah bersorak-sorai dan bersukacita orang-orang yang ingin melihat aku dibenarkan! Biarlah mereka tetap berkata: “TUHAN itu besar, Dia menginginkan keselamatan hamba-Nya!” 28 Dan lidahku akan menyebut-nyebut keadilan-Mu, memuji-muji Engkau sepanjang hari.

Cukup jelas bahwa so„te„ria dalam Ayub 13:16 berarti pembenaran (cf. 13:18) dan juga dalam 2 mazmur yang kita kutip. Pembenaran dalam Ayub akan terjadi saat penghakiman terakhir. Hal itu sesuai dengan konteks Filipi—suatu konteks yang menunjukan perselisihan dan yang kemudian membawa pada keinginan Paulus untuk dibenarkan oleh Tuhan. Bahwa, disana ada sebagian orang yang mencoba membuat masalah dengan Paulus karena pemenjaraannya. Walau mereka tidak menghormati Paulus—dan mungkin pesannya juga—karena kenyataan pemenjaraannya. Mungkin mereka melihat suatu ketidakkonsistenan yang mereka anggap sebagai injil, disatu pihak, dan Paulus dipenjara menyatakan bahwa dia disana untuk injil, dipihak lain. Lebih jauh, tidak mungkin “pembebasan” menunjuk pada “keluar” dari penjara karena diakhir v. 20 dia terlihat tidak pasti apakah akan hidup atau mati.

Ada 2 faktor lain. Pertama, Paulus umumnya menggunakan kata so„te„ria untuk menunjuk pada keselamatan rohani dan khususnya pembebasan orang percaya dari penghakiman akhir (Rom 10:10; 2 Cor 7:10). Begitulah cara dia menggunakannya dalam Phil 1:28. Hal ini cocok dengan pembenaran saat penghakiman akhir. Kedua, kita telah menyatakan bahwa kalimat, “baik hidup atau mati” dalam v. 20, menunjukan ketidakpastiannya tentang hasil pengadilan dirinya, itu juga menyatakan bahwa dia bicara tentang sesuatu yang lebih penting daripada pembenaran langsung atas pengadilan kaisar—dan dihadapan mereka yang mencoba menyebabkan dia sedih dalam penjara (cf. 17).57 Dia sebenarnya bicara tentang pembenarannya dihadapan pengadilan surga.58 Hal ini konsisten dengan fokusnya atas hidup dan mati untuk Kristus dalam v. 21. Maka itu, dengan pembebasan, maksud Paulus akan pembenarannya adalah saat penghakiman terakhir diatas hukum pengadilan surga. Sekarang, bahwa hal itu tentang pembenaran dimasa depan tetap juga termasuk pembebasannya dari penjara saat ini, walaupun itu bukan perhatian utama Paulus dalam vv. 19-20.

Paulus berkata bahwa hal ini akan menjadi pembenarannya (yang mungkin termasuk atau tidak termasuk pembebasannya dari penjara59) dengan doa dan dukungan Roh Yesus Kristus oleh orang Filipi. Kata doa (dee„seo„s) menurut pengertian sempitnya (lihat pembahasan yang sama dalam 1:4). Disini tidak digunakan untuk menunjuk doa secara umum, tapi dalam hubungan dekat dengan kalimat, “dukungan Roh Yesus Kristus.” Hal ini menunjukan bahwa melalui permintaan spesifik dari jemaat Filipi sehingga Paulus akan menerima dukungan Roh.

Dukungan Roh bisa dimengerti dalam 2 cara. Arti dasar dari dukungan (epichore„gias) adalah “menyediakan”, Apakah menyediakan dalam arti Roh itu? atau, apakah maksudnya Roh yang akan menyediakan bagi Paulus suatu seperti pertolongan atau kekuatan (juga NIV)? Sebagian berpendapat keduanya benar. Jika kita mengambil pengertian pertama, itu tidak berarti Paulus menerima Roh pertama kali. Itu berarti bahwa dia akan menerima pemenuhan Roh yang special. Kata benda epichore„gias digunakan dalam Ephesians 4:16 dan bentuk kata kerja itu digunakan dalam 2 Corinthians 9:10; Colossians 2:19; 2 Peter 1:5, 11 dan contoh paling baik bagi kita ada dalam Galatians 3:5:

3:5 Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?

Kata “memberi” dalam Galatians 3:5 sama dengan “dukungan” dalam Phil 1:19, walau yang pertama adalah suatu kata kerja. Hal menarik tentang parallel dalam Galatians 3:5 objek langsung “memberi” adlah Roh. Ini membawa tafsiran bahwa epichore„gias dari roh sebenarnya Roh itu sendiri.60 Tapi dalam konteks Phil 1:19 pemikiran bahwa Roh menyediakan sesuatu bagi Paulus, seperti kekuatan (cf. 4:13), kelihatan lebih baik. Maka dari itu, maksud perkataan Paulus yaitu keadaannya akan menjadi keselamatan atau pembenarannya oleh doa jemaat Filipi dan dukungan yang diterimanya dari Roh Kristus Yesus. Maksud dari Roh nya Yesus Kristus menunjukan bahwa Yesus adalah pengirim Roh kepada Paulus atau mungkin itu menunjukan bahwa Kristus satu-satunya yang berdiam dalam Paulus melalui Roh. Pilihan terakhir lebih baik dalam konteks yang berfokus pada Kristus. Seperti kata Fee:

Inilah kenapa Kristus hidup dalam dia—oleh Roh (Rom 8:9-10). Alasan untuk hal ini ada dalam konteks. Perhatian Paulus diseluruh ‘penjelassan’ ada pada Kristus dan injil. Dalam kalimat penutup yang menyatakan nature ‘keselamatan/pembenarannya,” Paulus tahu bahwa Kristus akan dimuliakan dalam hidup dan matinya karena dia dipenuhi oleh Roh Kristus Yesus itu sendiri. Bahwa Kristus berdiam dalam dia oleh Roh akan menyebabkan Paulus—dan injil—tidak mendatangkan malu dan Kristus dimuliakan melalui dia.61

Itu harusnya menjadi doa tulus kita agar Tuhan memenuhi kita dengan Roh sehingga Kristus dimuliakan dalam hidup kita (cf. Eph 3:14-21; 5:18). Apakah anda sedang mengalami kesulitan? APakah itu terlihat tidak mungkin? Berpalinglah pada Tuhan dan minta Dia kekuatan untuk memuliakan Kristus dalam keadaan anda. Dia melakukannya terhadap Paulus. Dia tidak akan gagal terhadap anda. Pemazmur tahu kebenaran tentang ketergantungan akan Tuhan disaat sulit (Ps 56:4)!

    • b. Untuk Memuliakan Kristus (1:20)

Paulus berkata bahwa melalui doa mereka dan dukungan Roh Kudus, dia tahu bahwa keadaannya akan menjadi pembebasan/pembenaran. Inilah keyakinan harapannya, yaitu dia tidak akan malu tapi dengan keberanian penuh, sekarang sampai selamanya, Kristus dimuliakan dalam tubuhnya, baik mati atau hidup.

Pernyataan keyakinan pengharapan merupakan 2 kata dalam teks Yunani dipisahkan oleh conjunction kaiV: “harapan yang sangat” (apokaradokian)62 dan “harapanku” (elpida mou). Apokaradokian hanya muncul satu kali lagi dalam PB, yaitu dalam Romans 8:19 dimana itu menunjukan ciptaan menunggu dalam “harapan yang sangat” dinyatakannya anak Allah. Itu dipermasalahkan oleh sebagian penafsir bahwa kelompok kata karadokeo„ dalam extrabiblical Yunani terdapat ketidakpastian seseorang menunggu hasil suatu peristiwa. Satu contoh yang baik muncul dalam Josephus63 (Perangr 3.264):

Mereka semua yang membawa tangga ketempat lain, dia memperhatikan mereka, tapi dengan sangat menunggu hujan panah datang (italics mine).64

Tapi seperti yang dintunjukan O’Brien, konteks Filipi menghilangkan keraguan penggunaan kata itu oleh Paulus..65 Dia tahu kalau dukungan yang ditawarkan oleh Roh akan cukup bagi dia sehingga Kristus dimuliakan dalam tubuhnya baik hidup atau mati. Maka dari itu Paulus tidak peduli atau tertarik tentang hasil pengadilannya, tapi yakin menanti apapun yang terjadi dia akan memuliakan Kristus. Hal itu dia tahu pasti. Lebih jauh, apokaradokian sangat terkait dengan penggunaan artikelnya untuk mengikuti kata “harapan” (elpida). Harapan dalam PB—tentang kenyataan rohani—tidak menunjuk pada harapan seperti kita sekarang berkata “saya harap besok tidak hujan” atau “Saya harap saya tiba dirumah tepat waktu untuk menonton sepakbola.” Bagi Paulus, harapan merupakan suatu yang pasti dimasa depan dan kesempurnaan keselamatan kita saat kita bersama Tuhan selamanya. Itu menurut kepastian janji Tuhan (e.g., Rom 4:18-21) dan menanti penyempurnaannya dimasa depan (1 Cor 13:13). Tapi pengalaman sekarang tentang harapan masa depan didasarkan atas kenyataan bahwa masa depan terbagi kedalam sekarang dan kita merasa kemuliaannya sekarang (Rom 5:1-5). Rasa kemuliaan sekarang dirasa melalui Roh yang ada didalam yang memberikan kita keyakinan (=harapan) akan masa depan kita dengan Tuhan. Dengan masa depan yang ada sekarang melalui pelayanan Roh yang berdiam dalam kita Paulus yakin (=harapan) bahwa Kristus dimuliakan dalam tubuhnya.

Karena kata apokaradokian dan elpida saling terkait (oleh artikel dalam Yunani) mereka seharusnya dimengerti sebagai suatu hendiadys, yaitu, yang terakhir membentuk yang sebelumnya: “harapan,” atau lebih baik “harapan yang dipenuhi dengan keinginan sangat.”66

Keyakinan harapan Paulus ada sisi nagatif dan positifnya. Disatu sisi, dia berkata dia yakin tidak akan malu. Sisi lainnya, dia tahu dengan keberanian penuh, sekarang dan selamanya, Kristus dimuliakan dalam tubuhnya, baik hidup atau mati.

Paulus menggunakan kata kerja menjadi malu satu kali dalam 2 Cor 10:8 dimana dia bicara tentang tidak malu saat dia menyatakan otoritasnya. Dia tidak malu karena tidak seperti rasul palsu di Corinth, dia memiliki otoritas, dari Tuhan. Dia menggunakan bentuk kata benda (aischune„) di 2 kejadian berbeda dalam 2 Cor 4:2 dan sekali lagi dalam Phil 3:19. Bagian yang pertama dia bicara tentang karakternya sebagai pelayan injil. Dia seorang yang menolak rahasia dan cara yang memalukan, berarti dia tidak mengacaukan firman Tuhan untuk menguntungkan orang yang diberitakan. Dalam Phil 3:19 dia menunjuk pada tindakan immoral mereka yang merupakan musuh Kristus. Gaya hidup mereka memalukan termasuk kesenangan seksual.

Maka dari itu kata aischune„ tidak banyak digunakan dalam PB, tapi sering digunakan dalam mazmur, dalam Jeremiah (Jer 2:36; 12:13), dan dalam Isaiah (1:29; 45:24). Mungkin salah satu contoh terbaik ada dalam Ps 35:26-27 yang sudah kita kutip diatas (cf. also Ps 70:3-5). Fokus sebagian besar pasal PL menunjuk pada seorang yang rendah hati yang percaya Tuhan dan tidak takut mendapat malu dihadapan musuhnya saat hari penghakiman.67 Dalam Phil 1:20 juga berpikir tentang mendapat malu saat hari penghakiman Tuhan karena gagal memuliakan Kristus selama hidup. Perhatian tentang mendapat malu dipengadilan atau dihadapan mereka yang mencoba membuat dia sedih karena pemenjaraannya hanya sekunder. Walau Paulus sering menyatakan tidak bersalah dihadapan yang lain—seperti dalam masalah dengan orang percaya Yahudi (2 Cor 8:21) dan dihadapan semua orang (Acts 24:16)—dia tidak terlalu perduli akan apa yang dipikir pembuat kerusuhan terhadap pelayanannya. Dia, sangat peduli dengan apa yang Kristus pikirkan.

Selain mendapat malu karena melakukan hal yang tidak baik, atau hidup tidak memuliakan Tuhannya, Paulus yakin bahwa Kristus dimuliakan (megalunthe„setai) dalam tubuhnya. Pemazmur juga menggunakan kedua kata kerja, aischunthe„somai dan megalunthe„setai dalam Ps 34:26-27 (lihat diatas): “biarlah musuhku mendapat malu …biarlah Tuhan dimuliakan.” Paulus melakukan hal yang sama disini. Tapi dia tidak mengatakan “aku akan memuliakan Kristus” yang mungkin bagi dia terlalu berani, tapi “Kristus dimuliakan …,” menjadikan Kristus sebagai subjek kata kerja pasif.68 Tapi dimana letak kata “memuliakan/meninggikan” Kristus ini?

Ada 2 anak kalimat yang menolong menjawab pertanyaan ini. Paulus menyatakan keyakinan harapannya akan Kristus dimuliakan (1) dengan keberanian penuh (2) dalam tubuhnya (3) baik hidup atau mati dan dia memperluas memuliakan Kristus dengan, bahkan sekarang dan selamanya.

Pernyataan dengan keberanian penuh dalam bahasa Yunani terdiri dari 2 kata (pase„ parre„sia). Kata parre„sia bisa berarti (1) keterbukaan dan keterusterangan berbicara; (2) keterbukaan dimuka umum; atau (3) keberanian, percaya diri dalam hubungan antar manusia, juga manusia dan Tuhan.69 Kata itu digunakan dalam Yunani Klasik untuk “‘kebebasan berbicara,’ hal demokrasi ‘untuk mengatakan apapun’ yang diingini seseorang …. Dalam PB 2 konotasi utama dari kata itu mirip dengan sukacita keyakinan dihadapan Tuhan, tapi sekarang didasarkan atas karya penyelamatan Kristus, dan proklamasi injil yang berani dan terbuka.”70 Paulus menggunakan kata itu 8 kali dan umumnya sesuai dengan 2 kategori besar ini (2 Cor 3:12; 7:4; Eph 3:12; 6:19; Phil 1:20; Col 2:15; 1 Tim 3:13; Philemon 8). Dia menunjuk pada keberanian berbicaranya dalam 2 Cor 3:12 (7:4?);71 Eph 6:19; Philemon 8 dan keyakinan jalan masuk kepada Tuhan dalam Eph 3:12. Juga, pemikiran “keterbukaan dimuka umum” ada dalam Col 2:15. Bandingkan juga penggunaan kata ini dalam 1 Timothy 3:13 dimana itu menunjuk pada “kepercayaan” atau “keyakinan” seorang pemimpin yang baik dihadapan Tuhan (1 Tim 3:13).

Dalam Phil 1:20 parre„sia seharusnya ditafsirkan dalam rangka hidup dan mati diakhir ayat, dimana kedua kata benda itu menunjuk pada kemungkinan hasil pengadilan Paulus. Dia mungkin dibebaskan (“hidup”) atau dia mungkin menghadapi putusan kematian (“mati”). Karena pengadilannya nanti pada kata, parre„sia mungkin menunjuk pada keberaniannya menyatakan injil dalam keadaan itu. Tapi Kristus dimuliakan melalui hidup Paulus (i.e., dalam tubuhnya) saat dia dengan berani menyatakan Kristus tidak peduli hasil pengadilan. Keinginan hidup Paulus adalah Kristus dimuliakan (Phil 1:12-18a). Dia membawa prilaku dan keinginan yang sama diRoma (cf. sekarang dan selamanya).

    • 2. Masa Depan Paulus (1:21-26)

      a. Mengenai Hidup Paulus secara Umum (1:21)

Dalam 1:21 Paulus memberikan alasannya (cf. Untuk) dia ingin Kristus dimuliakan dalam hidupnya, baik mati atau hidup. Alasannya sederhana, tapi kuat: “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Kata saya (emoi) merupakan penenkanannya dalam Yunani. Paulus tidak hanya berkata bahwa ini (i.e., pernyataan dalam v. 21) adalah prilaku dia dan bukan sebagian besar yang lainnya, walaupun benar, seperti dijelaskan 1:17. Fokusnya, diluar hidup atau mati yang dihadapinya dan bukan konfliknya dengan orang Kristen lain yang memberitakan dengan motif yang salah. Dia berkata bahwa tidak peduli apa yang dilakukan otoritas, keinginanku ialah hidup untuk Kristus. Maka dari itu, bagi Paulus, baik hidup atau mati bukan masalah. Memuliakan Kristus masalahnya.

Paulus ingin Kristus dimuliakan dalam tubuhnya karena bagi dia “hidup adalah Kristus dan mati keuntungan yaitu keuntungan bersama dengan Kristus (v. 23). Jika seluruh hidup anda untuk Kristus, akan lebih baik kalau berhadapan muka langsung dengan Dia (cf. 1 John 3:2-3)! Saat Paulus berkata hidup adalah Kristus dia mengambil kata “hidup” dalam 1:20 yang menunjukan keberadaannya didunia bukan hanya kehidupan rohaninya saja. Ini benar karena “hidup” dalam v. 20 berbeda dengan “mati” fisik. Maka dari itu saat dia berkata “hidup adalah Kristus,” dia menunjuk pada apa yang ingin dia lakukan jika hidupnya berlanjut. Kristus adalah objek keinginannya dan tujuan hidupnya. Maka itu, dia katakana dalam ayat berikut kalau dia terus hidup ini berarti hidup berbuah bagiNya, yaitu pekerjaan yang berbuah untuk Kristus, dilakukan dengan kekuatanNya dan dibawah kuasaNya. Hal ini dalam pengertian luasnya merupakan maksud dari “hidup adalah Kristus.

Tapi pernyataan “hidup adalah Kristus” tidak berarti hanya pelayanan, tapi kedekatan. Paulus menikmati kedekatan dengan Kristus yang dia harapkan terus bertumbuh (dilihat dari keinginannya untuk pergi bersama Kristus). Dia katakana dalam Phil 3:10 bahwa dia ingin mengenal Kristus dan kuasa kebangkitanNya, dan persekutuan dalam penderitaan, dan menjadi seperti Kristus dalam kematianNya agar mendapat kebangkitan dari orang mati. Dalam Galatians 2:20, bagian Alkitab lain yang sering dihubungkan dengan Phil 1:21, Paulus berkata bahwa dia telah “disalibkan bersama dengan Kristus” dan tidak lagi hidup, tapi Kristus hidup didalamnya. Hidup yang dihidupinya sekarang “oleh iman dalam Anak Allah yang mengasihi dia dan memberikan diriNya bagi dia.” Dalam Phil 3:12 Paulus berkata bahwa dia berjuang untuk melakukan apa yang Kristus berikan padanya. Tidak peduli dimana anda berada, Tuhan ingin memberikan anda hati yang sama seperti yang anda lihat disini dalam rasul Paulus. Sebagian besar dari kita lebih memilih tinggal didunia daripada dengan Kristus. Tuhan lebih ingin anda mengenal Kristus disini agar disurga nanti benar-benar merupakan “keuntungan” bagi anda.

    • b. Mengenai Pelayanan Paulus yang Produktif (1:22-24)

Paulus melanjutkannya dengan tulisan yang pribadi dalam vv. 22-24 yang dia ungkapkan berkaitan dengan hidup dan mati. Dia menyadari bahwa jika dia terus hidup itu berarti bekerja menghasilkan buah (i.e., pekerjaan pengabaran injil), tapi dia tidak yakin apa yang dia inginkan. Nyatanya, dia lebih memilih pergi bersama dengan Kristus yang bagi dia lebih baik daripada hidup dalam tubuh. Tapi dia tahu betapa jemaat Filipi membutuhkan dia. Jadi dia simpulkan kalau lebih baik dia tetap dalam tubuh untuk mereka.

Maka itu pengertian bagian ini jelas sudah, tapi ada beberapa detil yang perlu dibahas. Pertama, identifikasi kata “maka” dalam “jika kemudian” menimbulkan kesulitan. Dengan kata lain, v. 22 dimulai dengan “Jika aku ….” Pertanyaan muncul, bagaimana kata “kemudian” mengartikannya? Sebagian penafsir berkata bahwa kata itu harus dibaca demikian:

“Tapi jika hidupku dalam tubuh menghasilkan buah, maka …”72

Jelas, ada maslaah dalam bentuk tulisan Yunani, tapi ini bukan jawaban terbaik. Cara terbaik membaca bagian ini:: Sekarang jika saya tetap hidup dalam tubuh, (maka) ini berarti bekerja menghasilkan buah.” Ada 2 alasan utama: (1) kata “ini” dalam teks Yunani diletakan pertama. Harus diletakan dengan “jika” yang mendahuluinya; (2) teks Yunani v. 22 mungkin dibagi kedalam 3 bagian seperti: (a) sekarang…tubuh; (b) ini…untuk aku” (3) dan apa yang harus aku pilih, aku tidak tahu.” Jika kita mengambil kata terakhir menjadi “maka”, kita menjadikan “dan” (kai) —kata pertama dalam kalimat—berarti “maka.” Ini tidak bisa.

Perkataan Paulus bekerja menghasilakan buah bagiku (moi karpos ergou) secara literal “bagiku buah pekerjaan” dalam teks Yunani. Jarang Paulus menunjuk pada menyelesaikan tugas sebagai hasil kebebasannya dari penjara. Paulus menggunakan kata “buah” untuk menunjukan perjalanan pelayanannya dalam Romans 1:13:

1:13 Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa aku telah sering berniat untuk datang kepadamu–tetapi hingga kini selalu aku terhalang–agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain.

Pengertian spesifik dalam Romans 1:13 adalah pertobatan orang sebagai hasil pekerjaan pengabaran injil. Ini mungkin yang dimaksud dalam Philippians 1:22. Fokus diseluruh bagian dalam Philippians (i.e., 1:12-26) ada pada perkembangan injil. Kedua, kata “buah” menunjuk pada “buah pekerjaan” yang kita tafsirkan sebagai buah yang muncul dari pekerjaan pelayanan yang akan Paulus lakukan. Ini tidak menolak buah roh yang akan dimiliki orang yang ditobatkan dalam hidup mereka, tapi fokusnya ada pada injil yang diberitakan (cf. Phil 1:6; 2:30).

Kata kerja lebih memilih (aire„somai) memiliki pengertian “memilih” atau “pilihan” seperti dalam pengertian pilihan Tuhan atau pilihan dalam Thessalonians (2:13), tapi juga memiliki sedikit pengertian “lebih memilih” satu pilihan dari yang lain (Heb 11:25). Inilah pengertian yang dimaksud dalam 1:20, ketiga, dan hanya muncul dalam PB. Paulus mengalami dilemma. Dia tidak tahu apa yang diingininya: pergi bersama dengan Tuhan atau tetap dalam tubuh.

Paulus berkata kalau dia terbagi antar 2 pilihan tetap dalam tubuh dan pergi dengan Kristus. Kata “terbagi” (sunechomai) muncul 12 kali dalam PB. Itu menunjuk pada menutup telinga dengan tangan, seperti yang terjadi pada penuduh Stefanus (Acts 7:57). Itu juga menunjuk pada kerumunan saat mereka “mendesak” Yesus (Luke 8:45) atau pada prajurit saat mereka menjaga Yesus (Luke 22:63). Paulus menggunakan satu kali lagi dalam 2 Cor 5:14 untuk menunjukan kasih Kristus yang “memaksa” dia untuk memberitakan injil (cf. juga Luke 12:50). Makanya itu suatu kata yang mengandung emosi besar berkaitan dengan konteks yang ada. Ada konteks lain yang penggunaannya lebih lagi membawa emosi—emosi derita dan siksa. Kata itu digunakan untuk menunjukan ibu Simon saat “menderita” (sunecho„mene„) karena demam (Luke 4:38). Saat Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan iblis dalam Luke 8:26-39 orang-orang dipenuhi ketakutan (8:37; phobo„ megalo„ suneichonto). Itu suatu kata yang berarti “menggambarkan seorang atau objek yang tertekan dari 2 sisi sehingga sulit atau tidak mungkin untuk bergerak dikedua arah.”73 Maka itu suatu hal yang secara emosional sulit dihadapi dan Paulus secara literal “terbagi” hatinya karena hal ini. Akhirnya, rasa pelayanan dan kasih bagi jemaat Filipi menang sehingga dia memilih hal satunya lagi. Dia sadar lebih penting bagi kamu jika aku tetap dalam tubuh. Perhatikan: Itu bukan berarti Paulus ingin melarikan diri dari kenyataan dalam dunia yang sudah jatuh ini dengan “jerih payah dan keringat” tapi dia ingin sekali bersama Kristus. Itu bukan melarikan diri dari kenyataan, tapi ingin bersama Kristuslah yang membuat dia ingin pergi dari hidup ini.

    • c. Mengenai Pelayanan Paulus bagi Jemaat Filipi (1:25-26)

Kita telah membahas dikeseluruhan bagian ini (i.e., vv. 18b-24) bahwa Paulus tidak yakin tentang masa depannya. Dia tidak tahu apakah akan hidup atau mati. Tapi hal ini kelihatannya berlawanan dengan apa yang sekarang dia katakana dalam vv. 25-26. Dalam ayat ini dia kelihatannya yakin akan kebebasannya dari penjara—suatu pernyataan yang berlawanan dengan ketidakpastiannya yang ditulis sebelumnya dalam v. 20, i.e., yaitu, “baik hidup atau mati.”

Beberapa tafsiran yang berbeda dinyatakan tentang masalah ini. Sebagian berpendapat bahwa Paulus menerima pernyatan setelah dia menulis v. 20 dan menyadari dia akan tetap hidup. Sebagian yang lain berpendapat bahwa Paulus sadar dalam penulisan bagian ini kalau Tuhan ingin dia hidup agar jemaat Filipi bisa berkembang imannya. Tapi ada sebagian lain melihat Paulus memulai percakapan dari pernyataan yang pesimis, tapi mengakhirinya dengan pernyataan optimis tentang masa depannya—mungkin karena dia belajar beberapa perkembangan yang baik mengenai pengadilannya. Semua hal diatas lemah karena Paulus menyatakan bahwa kematiannya tetap merupakan kemungkinan dalam 2:17. Lebih jauh, jika dia sampai pada kesimpulan ini, kenapa kembali dan memuliskan lagi vv. 12-14 untuk menyatakan harapannya lebih jelas?74

Ada jawaban yang lebih baik: Paulus tidak mengatakan bahwa dia yakin dia akan tetap hidup. Apa yang dimaksudnya dalam vv. 25-26 adalah jika dia tetap hidup dia yakin itu untuk perkembangan jemaat Filipi dan sukacita dalam iman. Inilah yang dia yakini. Dalam tafsiran ini kata ini dalam v. 25 kembali pada untuk kepentinganmu dalam v. 24 dan membawa pengertian bahwa lebih penting bagi Paulus untuk tetap bersama mereka untuk perkembangan dan sukacita mereka dalam iman.

Kita membahas kata perkembangan (prokope„n) dalam v. 12 dimana kita terjemahkan perluasan—dalam hubungan untuk memperluas atau memperlebar injil. Kita hanya melihat secara singkat pernyataan kata itu disini. Kata benda “perkembangan” (prokope„n) pertama muncul dalam tulisan masa Hellenistic (abad 5th sampai 3rd BCE). Bentuk kata kerja aslinya merupakan suatu arti teknis dari kelautan yang berarti “tetap maju walau ada angina” menunjukan suatu kapal dilaut yang sedang berjuang melawan angina. Kedua kata kerja berarti “maju” dan netral, tidak secara khusus menunjuk kemajuan secara jahat atau baik. Mereka juga digunakan dalam filosofi Stoic untuk membicarakan perkembangan manusia dari kurang hikmat sampai titik menjadi bijak dan akhirnya memiliki hikmat.75 Itu juga digunakan untuk menunjukan perkembangan yang tetap dari suatu pasukan melawan musuhnya (2 Maccabees 8:876). Paulus menggunakan prokope„ untuk menunjukan perkembangannya sendiri dan perkembangannya dalam Yudaisme sebagai orang muda (Gal 1:14). Dia menggunakan kata itu secara positif untuk menunjukan perkembangan yang dia ingin Timotius alami sebagai bukti penyerahan diri sepenuhnya terhadap pelayanan pastoral (1 Tim 4:15), juga secara negative perkembangan yang dibuat pengajar sesat (2 Tim 3:9, 13). Disini dalam Phil 1:25 dia menggunakannya untuk menunjuk pada perkembangan tetap pengertian jemaat Filipi akan iman mereka dan (cf. Phil 1:9-11) apa yang seharusnya baik dalam hubungan mereka dalam komunitas dan dalam dunia (1:27-30).

Alasan utama Paulus ingin bersama dengan mereka tidak hanya untuk perkembangan mereka dan sukacita dalam iman, tapi juga agar kebanggaan berlimpah dalam Kristus Yesus karena kehadirannya. Kata nama baik (kauche„ma) benar-benar menunjukan “dasar untuk sombong” bukan tindakannya (yang memerlukan kauche„sis). Maka itu tindakan bangga mereka dengan Paulus bersama mereka, adalah dalam Kristus Yesus. Semuanya diarahkan pada Kristus dan dia menyadari walau dia bisa, melalui kehadiran dan pelayanan pribadinya (cf. Rom 1:11-12), menjadi alat dalam hidup mereka—mendorong mereka bangga dalam kebesaran Kristus tidak terhadap yang lain. Paulus bicara tentang bangga dalam Tuhan dalam 1 Corinthians 1:31 dimana dia mengutipnya dari Jeremiah 9:24. Dia mengutip nabi PL untuk menegur jemaat Korintus yang membanggakan diri dalam manusia. Disana mungkin ada banyak kebanggaan yang tidak tepat seperti yang kemudian berusaha diperbaiki Paulus (i.e., hanya dalam Tuhan saja) yang dia buktikan dalam hidupnya (3:3 and 4-6ff).

Dengan pernyataan akhirnya Paulus sampai pada akhir bagian ini dalam menggambarkan keadaan dan perkembangan injil. Teladan seperti Kristus, kerendahan hati, dan keberanian mengabarkan injil menyiapkan kita kepada seruan dalam 1:27-2:18. Dalam bagian itu dia mendorong gereja Filipi untuk mengembangkan kerendahan hati, tegak berdiri dalam injil, bersehati. Sekali lagi dia menjadi teladan (4:9) dari hal yang dinasehatinya.

IV. Prinsip bagi Aplikasi

    1. Bagaimana kita melihat keadaan kita? Apakah kita memiliki cara pandang tentang Tuhan sehingga saat hal buruk terjadi tidak ada hal baik yang dihasilkan dari itu? Tuhan mungkin menguji kita dan membentuk kita untuk hidup bersamaNya di masa depan. Kita tidak boleh lupa hal ini sebagai orang Kristen.

    2. Apakah anda bergantung pada Roh untuk menutup kekurangan anda dalam melakukan kehendak Tuhan? MempercayaiNya tidak selalu mudah, tapi tidak ada jalan lain untuk menyenangkanNya (Prov 3:5-6; Heb 11:6).

    3. Apakah kita melihat hidup kita sebagai kesempatan bekerja menghasilkan buah bagi Kristus? Atau, apakah kita melihat mereka sebagai jam tua yang menunggu akhirnya ? Apa yang kamu butuhkan untuk percaya secara berbeda tentang Tuhan dan hidup anda sebelum membuat perubahan menjadi seorang yang memiliki visi berbuah bagi Tuhan? Apa kata bagian ini bagi kepercayaan dan prilaku anda? Tujuan hidup anda?

    4. Tujuan Paulus adalah menolong yang lain bertumbuh dalam iman mereka. Dia ingin bersama dengan jemaat Filipi agar mereka berkembang dan sukacita dalam iman. Saya Tanya, “kapan gereja secara tulus mengukur pekerjaan mereka terhadap orang lain dalam seminggu?” Paulus tidak hanya berkata dia ingin bersama mereka sehingga mereka bisa mendengar dia berkotbah, Jika saya tekankan, dia tidak senang sampai dia melihat mereka berkembang dalam iman dan sukacita mereka dan dia akan melakukan apa saja dibawah bimbingan Roh. Orang merupakan keinginannya!!


54 Untuk penggunaan yang serupa atas of apobhsetai berarti “akan dibalikan,” lihat Luke 21:13.

55 Lihat BAGD, 801.

56 Lihat Gordon D. Fee, Paul’s Letter to the Philippians, The New International Commentary on the New Testament, ed. Gordon D. Fee (Grand Rapids: Eerdmans, 1995), 130-32; Peter T. O’Brien, Philippians, The New International Greek Testament Commentary (Grand Rapids: Eerdmans, 1991), 114.

57 Cf. Mois�s Silva, Philippians, Baker Exegetical Commentary on the New Testament, ed. Mois�s Silva (Grand Rapids: Baker, 1992), 68.

58 Cf. O’Brien, Philippians, 110.

59 Untuk pendapat bahwa “pembebasan” berarti dibebaskan dari penjara lihat Gerald F. Hawthorne, Philippians, Word Biblical Commentary, ed. Ralph P. Martin, vol. 43 (Waco, TX: Word Books, 1983), 39-40.

60 Lihat Fee, Philippians, 132-34.

61 Fee, Philippians, 134-35.

62 Lihat BAGD, s.v. apokaradokia, 92.

63 Josephus merupakan seorang sejarawan Yahudi yang hidup di abad pertama dan sejaman dengan Paulus.

64 Lihat William Whiston, trans., The Works of Josephus: Complete and Unabridged, new updated edition (Peabody, MA: Hendrickson, 1987), 651.

65 O’Brien, Philippians, 113.

66 O’Brien, Philippians, 113.

67 Lihat Rudolph Bultmann, TDNT, 1:189-91.

68 Hawthorne, Philippians, 43.

69 Lihat BAGD, s.v. parrhsia.

70 Andrew Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42, ed. Ralph P. Martin (Dallas, TX: Word Books, 1990), 190.

71 2 Cor 7:4 munkin juga berarti “bicara dengan berani,” tapi sulit dipastikan. Lihat Ralph P. Martin, 2 Corinthians, Word Biblical Commentary, vol. 40, ed. Ralph P. Martin (Waco, TX: Word Books, 1986), 221.

72 Lihat pembahasan dalam O’Brien, Philippians, 124; Hawthorne, Philippians, 46-47; Fee, Philippians, 142-43.

73 Homer J. Kent, “Philippians,” in The Expositor’s Bible Commentary, vol. 11, ed. Frank E. Gaebelein (Grand Rapids: Zondervan, 1978), 115.

74 Lihat O’Brien, Philippians, 138-39.

75 Lihat Gustav St�hlin, TDNT, 6:703-19.

76 2 Maccabees adalah kitab Apocrypha (14 atau 15 kitab Yahudi yang ditulis dari 250 BCE sampai150 CE) dan memberikan kita interpretasi teologis tentang peristiwa diantara orang Yahudi dalam abad kedua BCE.

Filip-1

Februari 24, 2009 pukul 3:27 pm | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar

Pelajaran 4: Keadaan Paulus:
Cara Pandang, Sukacita, dan Tujuan Hidup—Bagian I
(1:12-18a)

I. Terjemahan

12 Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, 13 sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus.14 Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.

15 Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. 16 Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, 17 tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. 18 Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,

II. Garis Besar
(Garis besar ini saling berkaitan antara pelajaran sekarang dan berikutnya agar anda bisa melihat konteksnya).

      • a. Pernyataan Umum tentang Keadaan Paulus (1:12)

        b. Seluruh Penjaga Kerajaan Tahu (1:13)

        c. Saudara lain Memberitakan Firman (1:14)

        a. Pernyataan Umum tentang Pemberitaan (1:15)

        b. Pemberitaan dengan Motif yang benar (1:16)

        c. Pemberitaan dengan Motif yang salah (1:17)

        d. Hasilnya: Kristus diberitakan! (1:18a)

    • 1. Perkembangan Injil melalui Pemberitaan (1:12-14)

      2. Motivasi Pemberitaan (1:15-18a)

      • a. Untuk dibebaskan (1:18b-19)

        b. Untuk Memuliakan Kristus (1:20-21)

        a. Berkaitan dengan Pelayanan yang Produktif (1:22-23)

        b. Berkaitan dengan Pelayanan terhadap Jemaat Filipi (1:24-26)

    • 1. Pengharapan Paulus (18b-21)

      2. Masa Depan Paulus (1:22-26)

  • A. Keadaan Paulus (1:12-18a)

    B. Perilaku Mengucap Syukur Paulus (1:18b-26)

III. Keadaan Paulus: Cara Pandang, Sukacita, dan Tujuan Hidup
(1:12-18a)

    A. Keadaan Paulus (1:12-18a)

Setelah berterima kasih pada Tuhan untuk dukungan jemaat Filipi dan partisipasi mereka dalam injil untuk dia (1:3-8)—juga berdoa untuk kasih dan berbuah dalam kehidupan kekristenan mereka (1:9-11)—Paulus sekarang menghubungkan, dampak dari pemenjaraannya (1:12-26). Berlawanan dengan yang dipikir oleh orang Filipi atau harapkan, “rantainya” telah menyebabkan perkembangan injil. Selalu Paulus melihat memandang hidup dihubungkan dengan perkembangan injil dan berkat yang dirasakan oleh mereka yang menerimanya. Maka dari itu apakah dia harus dilepaskan—ini memang diharapkan terjadi—dia akan terus bekerja dengan jemaat Filipi untuk perkembangan mereka dan sukacita dalam iman (1:25). Dia tidak memikirkan jalan lain dalam hidupnya. Perilaku Paulus bisa disingkat dalam 8 kata: “Untuk mengenal Kristus (3:10-11) dan untuk membuat Dia dikenal (1:22)!

Lebih jauh, kita tidak meragukan tentang alasan Paulus mengungkapkan pengalamannya dalam 1:12-26, bahkan jika jemaat Filipi menunjukan ketertarikan terhadap hal itu saat mereka mengirimkannya pemberian, tidak langsung membuat mereka mengetahui situasinya, tapi juga memberikan mereka “teladan” hidup dengan (cf. 1:26-30; 3:17; 4:9). Mengetahui bahwa baik dia dan mereka berbagi dalam pergumulan yang sama (1:30), Paulus tidak pernah kehilangan kesempatan untuk “menunjukan jalan” kearah hidup Kristen yang benar dalam dunia yang sudah jatuh ini.43

Ada beberapa hubungan dalam 1:12-26 dengan apa yang Paulus katakana dalam 1:3-11. Pertama, ada pengulangan tema doa. In 1:3-4 Paulus berdoa untuk jemaat Filipi dan dalam 1:19 dia mengharapkan doa mereka untuk dia. Kedua, injil dan perluasannya menjadi tema utama dalam 1:3-8 seperti dalam 1:12-26 (cf. too 1:27ff). Ketiga, dengan cara yang sama Paulus yakin bahwa Tuhan akan menyempurnakan pekerjaan baiknya dalam mereka sampai hari Kristus, menurut saya dia juga dalam konteks 1:20, merasa bahwa Tuhan akan meneruskan pekerjaan baik dalam dia. Keempat, masalah mempertahankan dan konfirmasi injil disuarakan dalam 1:7 merupakan konteks umum dalam 1:12-26 dan diangkat kembali secara spesifik dan mengejutkan bagi orang Kristen lain dalam 1:16. Kelima, perilaku seperti Kristus dan sukacita Paulsu dalam pemenjaraannya merupakan contoh “dipenuhi dengan kebenaran,” dan mengingat kembali isi doanya bagi jemaat Filipi dalam 1:11. Perilaku seperti itu juga mengantisipasi penderitaan Kristus dalam 2:5-11. Keenam, Keinginan Paulus untuk tetap dalam tubuh bagi jemaat Filipi (1:24-25) merupakan contoh keputusan apa yang terbaik (1:10).

Transisi Paulus, dari pembukaan surat (1:1-11) ketubuh surat (1:12ff) melalui penggunaan cara umum: “Aku menghendaki saudara-saudari…..” Formula “Aku menghendaki anda tahu” (gino„skein de humas boulomai) merupakan suatu yang umum dalam budaya Paulus, walau dia tidak pernah menggunakan bentuk secara spesifik, yaitu, memperkenalkan tubuh surat dengan gambaran situasi yang dipikirnya (tapi cf. Col. 2:1; lihat juga Rom 1:13; 11:25; 1 Cor 10:1; 11:3; 12:1; 2 Cor 1:8; 1 Thess 4:13 untuk bentuk yang mirip). Ada beberapa papyri memiliki formula yang sama, yaitu, “Aku menghendaki kamu tahu,” dan kemudian melanjutkannya dengan kenyatan apa yang dilakukan penulis, keadaannya, perasaannya, dan aktifitasnya.44 Suatu kutipan abad kedua seperti berikut:

Apollinarius kepada Taesis, ibunya dan wanita, salam. Sebelumnya saya mendoakan kesehatanmu. Saya sendiri baik dan memohon pada tuhan tempat ini untuk kamu.

Aku menghendaki kamu tahu, ibu, bahwa saya tiba diRoma dalam keadaan sehat tanggal 25th bulan Pachon dan dikirim ke Misenum….45

Paulus mungkin menggunakan gaya yang mirip dengan saat itu, tapi keunikannya adalah focus pada Kristus dan Injil. Maka dari itu bukan sekedar main-main seperti pembukaan, tapi dengan tulus ingin mereka mengetahui apa yang terjadi dalam hidupnya. Kita akan melanjutkan melihat detil bagian ini dimana Paulus memberitahu pembacanya tentang apa yang terjadi disekitar doa dan perasaannya tentang itu.

    • 1. Perkembangan Injil melalui Pemberitaan (1:12-14)

Fokus dalam vv. 12-14 berkaitan dengan perkembangan injil melalui pemberitaan, walau Paulus dipenjara. Kenyataannya, injil bergerak terus karena pemenjaraannya. Hasilnya seluruh penjaga istana mengetahui kenapa Paulus dirantai dan saudara yang lain berbicara tentang firman dengan keberanian yang lebih besar.

    • a. Pernyataan Umum tentang Keadaan Paulus (1:12)

Dalam verse 12 Paulus memberikan pernyataan umum tentang isi yang ada dalam paragraf (i.e., dalam vv. 13-26). Paulus ingin saudara-saudara tahu tentang perkembangan injil karena keadaannya.

Kata saudara-saudara digunakan Paulus sekitar 133 kali dalam suratnya untuk menunjukan kedekatan hubungannya dengan orang Kristen lain atas dasar hubungan keluarga yang baru dalam Kristus (e.g., Rom 1:13; 1 Cor 1:10; 2 Cor 1:8; Gal 3:15; Eph 6:23; Phil 1:12, 14; 2:25; 3:1, 13, 17; 4:1, 8, 21; Col 1:2; 1 Thess 1:4; 2 Thess 1:3; Philemon 1). Itu digunakan 9 kali dalam Filipi sendiri, dan bahkan—jika tidak digunakan secara sarkastik—termasuk mereka yang mencoba membuat masalah dengan Paulus sewaktu dia dipenjara (1:14-15). Maka dari itu setiap orang yang benar-benar Kristen merupakan saudara dalam keluarga walau banyak “saudara” tidak bertindak dengan semestinya. Kata itu sendiri mungkin muncul dari warisan Yahudi Paulus, walau hal itu baginya menunjukan hubungan yang jelas antara mereka yang dalam Kristus. Karena kita semua “anak Tuhan melalui iman” (Gal 3:26-28) kita, “saudara” melalui kelahiran baru kedalam keluarga baru. Lebih jauh, seharusnya ditunjukan bahwa kata “saudara” dalam v. 12 jelas memasukan wanita Kristen dan maka dari itu diterjemahkan “saudara-saudari” dalam NET bible Hal itu tidak sama dengan dalam 1:14. Disitu mungkin hanya menunjuk pada pria saja.

Paulus mengatakan pada saudara-saudari Kristennya apa yang terjadi padanya sebenarnya menjadi kemajuan bagi injil. Kata benda “kemajuan” (prokope„n) muncul pertama kali di masa periode Hellenistic (abad 5th sampai 3rd BCE). Bentuk kata kerjanya asalnya merupakan istilah teknis dari dunia kelautan yang berarti “untuk tetap maju walau ada halangan” menunjuk pada suatu kapal yang berjuang melawan angin. Baik kata kerja dan kata benda berarti “kemajuan” dan netral, tidak munjuk secara spesifik pada perkembangan suatu yang negative atau positif. Mereka juga digunakan dalam filosofi Stoic untuk membicarakan pergerakan dari tidak bijak kepada memiliki hikmat.46 Ada suatu contoh yang baik dalam penggunaan kata ini dalam 2 Maccabees 8:8.47 Dalam beberapa cara contoh ini parallel dengan penggunaannya dalam Phil 1:12. Kita akan melihat keseluruhan pesan dalam 2 Maccabees 8:1-11 untuk mendapatkan gambaran besar. Sebagai berikut:

8:1 Meanwhile Judas, who was also called Maccabeus, and his companions secretly entered the villages and summoned their kindred and enlisted those who had continued in the Jewish faith, and so they gathered about six thousand. 2They implored the Lord to look upon the people who were oppressed by all; and to have pity on the temple that had been profaned by the godless; 3to have mercy on the city that was being destroyed and about to be leveled to the ground; to hearken to the blood that cried out to him; 4 to remember also the lawless destruction of the innocent babies and the blasphemies committed against his name; and to show his hatred of evil.

5 As soon as Maccabeus got his army organized, the Gentiles could not withstand him, for the wrath of the Lord had turned to mercy. 6 Coming without warning, he would set fire to towns and villages. He captured strategic positions and put to flight not a few of the enemy. 7 He found the nights most advantageous for such attacks. And talk of his valor spread everywhere.

8 When Philip saw that the man was gaining ground (eis prokope„n) little by little, and that he was pushing ahead with more frequent successes, he wrote to Ptolemy, the governor of Coelesyria and Phoenicia, to come to the aid of the king’s government. 9 Then Ptolemy promptly appointed Nicanor son of Patroclus, one of the king’s chief Friends, and sent him, in command of no fewer than twenty thousand Gentiles of all nations, to wipe out the whole race of Judea. He associated with him Gorgias, a general and a man of experience in military service. 10 Nicanor determined to make up for the king the tribute due to the Romans, two thousand talents, by selling the captured Jews into slavery. 11 So he immediately sent to the towns on the seacoast, inviting them to buy Jewish slaves and promising to hand over ninety slaves for a talent, not expecting the judgment from the Almighty that was about to overtake him (NRSV, italics mine).

Dalam 2 Maccabees 8:8 menunjuk suatu pasukan yang maju terus dalam kemenangan kecil tapi penting—daripada kemenangan besar yang tidak mungkin.

Paulus menggunakan prokope„ untuk menunjukan perkembangannya dan pertumbuhannya dalam Yudaisme sebagai seorang muda (Gal 1:14). Dia juga menggunakan kata ini dalam rangka perkembangan yang ia inginkan dialami Timotius seperti dirinya dalam pelayanan pastoral (1 Tim 4:15). Paulus juga menggunakan prokope„ dalam arti yang negative untuk menunjukan perkembangan kejahatan pengajar sesat yang sudah masuk kedalam (2 Tim 3:9, 13). Dalam Phil 1:12 menunjuk pada perkembangan injil dimana banyak muncul halangan (cf. Thess 3:1). Perkembangan ini tidak hanya dimengerti dalam arti jumlah orang yang mengabarkan injil karena pemenjaraan Paulus, atau bahkan jumlah orang yang percaya injil karena pemenjaraan Paulus, tapi juga perubahan hidup diantara beberapa saudara yang sekarang lebih berani mengabarkan firman. Kenyataan bahwa kata itu digunakan lagi dalam v. 25 untuk menunjukan pertumbuhan jemaat Filipi tidak hanya mengurung bagian ini dalam satu unit, i.e., vv. 12-26, tapi juga meneguhkan pemikiran “perkembangan injil” tidak hanya termasuk Kristus diberitakan; tapi juga termasuk dampak pemberitaan, baik non Kristen (1:13) dan Kristen (1:14).

    • b. Seluruh Penjaga Istana Tahu (1:13)

Sebagai hasil injil masuk dalam hidup seseorang, Paulus mengatakan bahwa seluruh penjaga istana dan semua orang lain tahu bahwa dia dirantai karena Kristus. Paulus dipenjara bukan karena kejahatan terhadap Negara, tapi karena dia seorang Kristen dan dia mengabarkan injil. Tapi itu belum keseluruhan arti kalimat saya dipenjara untuk Kristus. Perkataan itu dalam Yuniani menyulitkan pengertian maksud Paulus disini, tapi dia mungkin menunjuk pada kenyataan bahwa dia dipenjara sebagai seseorang yang berbagi dalam penderitaan Kristus. Hal itu memiliki arti yang mirip dengan 3:10 dimana dia bicara tentang berbagi dalam penderitaan Kristus.48

Dalam setiap kesempatan, pengetahuan akan pemenjaraannya dihubungkan dengan Kristus—bukan kejahatan politik atau yang lainnya—telah diketahui diseluruh penjaga istana. Ada beberapa pendapat akan arti kalimat, “seluruh penjaga istana,” dalam bahasa Yunani holo„ to„ praito„rio„. Kata praito„rio„ merupakan bahasa latin (dari praetorium) diyakinkan dalam tulisan Yunani dan papyri. Saat itu kata itu menunjuk pada “tempat tinggal resmi gubernur” (lihat Matt 27:27; Mark 15:16; John 18:28, 33; 19:9; Kis 23:35).49 O’Brien mendaftar 4 arti umum, semuanya berdampak pada tempat penulisan surat. Kalimat “Seluruh penjaga istana” bisa mengacu pada: (1) istana kerajaan. Tapi tidak ada contoh kalimat itu digunakan dalam pengertian ini; (2) “barak yang berdekatan dengan istana kerajaan” dan kelompok kecil penjaga istana yang berjaga disana. Tapi kata ini tidak digunakan dengan cara itu dan tempat itu terlalu kecil dengan kalimat “seluruh penjaga istana” yang terdiri dari 9000 tentara; (3) “Camp permanent yang besar dari tentara penjaga istana.” Tapi camp ini tidak dikenal sebagai “praetorium.” (4) “manusia,” dan bukan suatu tempat, yaitu, orang yang menjadi penjaga istana. Solusi terakhir ini yang paling baik karena kata itu digunakan secara luas dalam pengertian itu dalam papyri dan dalam menunjuk seseorang sesuai dengan komentar Paulus tentang “semua yang lain” yang juga menunjuk orang.50 Penunjukan semua orang lain mungkin menunjuk pada mereka yang berurusan dengan masalah istana dan ada diRoma dan mengetahui kalau Paulus dipenjara karena memberitakan Kristus.51

    • c. Saudara yang lain Mengabarkan Firman (1:14)

Paulus berkata bahwa mereka yang diluar gereja, yaitu semua penjaga istana dan orang lainnya, telah mendengar tentang Kristus karena “rantai” nya (v. 13). Tapi ada juga orang didalam, yaitu, orang Kristen yang terpengaruh oleh pemenjaraan Paulus karena injil (v. 14). Kalimat sebagian besar saudara menunjuk pada orang Kristen di Gereja Roma. Sebagian berpendapat ini adalah orang Kristen digereja lain seperti di Korintus dan Tesalonika, atau bahkan Filipi. Pendapat terakhir, yaitu Filipi, merupakan yang paling tidak umum dalam pembacaan teks. Karena Paulus menunjuk pada dampak pemenjaraannya atas penjaga istana di Roma (v. 13), sepertinya dalam v. 14 dia menunjuk pada dampak pemenjaraannya atas gereja di Filipi. Lebih jauh, tidak ada dalam teks yang menunjukan tempat lain selain tempat dia berada—i.e., Roma. Dia jelas tidak menunjuk pada gereja Filipi karena mereka telah berbagi dengannya dalam pelayanan injil untuk waktu yang lama (Phil 1:5-8). Suatu yang disesali adalah kenyataan bahwa kenyataan pemenjaraannya hanya menggerakan “sebagaian besar” tidak “semua” saudara untuk memberitakan injil. Dan, lebih menyedihkan lagi bahwa hal itu terjadi setelah saudara yang lain dipenjara juga, dan bahwa beberapa orang Kristen lain tidak melakukannya dengan motivasi yang benar (1:15-18a). Pada akhirnya Paulus bersukacita setidaknya injil sudah diberitakan. Mereka yang memberitakan injil dengan maksud ini berbeda tajam karaternya dengan Kristus (2:6-11), dan orang seperti Timothy dan Epaphroditus (2:19-30)—orang yang tidak mengambil kesempatan, tapi memberikan hidup mereka untuk penyebaran injil.

Tidak disangkal lagi, teladan Paulus saat dipenjara memberi dampak bagi sebagian besar saudara-saudara. Seperti yang telah dikatakan diatas, sangat menyedihkan kalau perlu Paulus dipenjarakan untuk menggerakan mereka, tapi keberanian mereka yang bertambah harus dipuji. Hal ini menaikan keberanian, datang dari Tuhan: “sebagian besar saudara-saudara, mendapat keyakinan dalam Tuhan …berani bicara tentang firman tanpa takut.” Itu karena hubungan mereka dengan Kristus sehingga mereka tergerak untuk membagikan injil. Pemenjaraan Paulus hanya salah satu kejadian, bukan dasar keberanian mereka. Kita juga harus ingat bahwa Tuhan bisa menggunakan keadaan sekarang untuk menggerakan kita, tapi yang paling penting kalau motivasi itu datang dari Dia, hasilnya sesuai dengan cara yang menyenangkanNya.

“Saudara-saudari” ini mengalami keberanian yang lebih besar karena hubungannya dengan Tuhan dan karena pemenjaraan Paulus, sekarang lebih dari sebelumnya, berani berbicara tentang firman tanpa takut. Kata berani berarti memiliki keberanian moral untuk bertindak tanpa takut dipermalukan atau disakiti secara fisik. Setelah Yesus menjawab semua pertanyaan mereka lalu mereka menjadi malu, orang Farisi tidak berani lagi bertanya pada Yesus (Matt 22:46; Mark 12:34; Luke 20:40). Itu karena mereka tidak memiliki keberanian moral. Pada dasarnya mereka pengecut yang tidak bisa mengambil kesempatan agar dunia mereka bisa menggagalkan kenyataan baru. Para murid, setelah melihat Yesus hidup tidak berani bertanya padaNya siapa Dia (John 21:12). Mark 15:43 membuktikan pada kita dengan suatu contoh yang berhubungan dengan sesuatu dalam kesakitan fisik. Dalam bagian ini Mark menggambarkan keberanian Joseph of Arimathea yang berani meminta tubuh Yesus dari Paulus dengan kemungkinan nyawanya terancam. Lebih jauh, Kis 7:32 berbicara tentang Musa yang dalam ketakutannya tidak berani melihat pada Tuhan dan Romans 5:7 berbicara tentang seseorang yang mau mati untuk orang baik (cf. juga Jude 9). Ketika saudara di Roma berani bicara tentang firman, ada ancaman terhadap mereka. Ancaman terhadap gereja Roma dan alasan mereka takut bisa dimaklumi terhadap kenyataan politik dibawa pemerintahan Nero, tentang hal ini, Fee berkata:

Hal ini mungkin menunjukan situasi sejarah Roma diawal 60 an, saat kegilaan Nero muncul dan gereja mulai dicurigai, sebagai bagian dari program Nero terhadap mereka yang beberapa tahun lalu bersaksi. Situasi sekarang di Roma bagi pengikut Kristus dimaklumi membawa mereka pada penginjilan yang diam-diam beda dengan orang Kristen mula-mula. Untuk alasan yang baik, Paulus dengan sukacita menjelaskan pada jemaat Filipi bahwa dampak pemenjaraannya telah memberikan saudara di Roma suatu keberanian yang luar biasa untuk mengabarkan Kristus, dipusat kerajaan, awan badai sedang terbentuk.52

Maka dari itu, selain kemungkinan politik “sebagian besar” saudara mengabarkan perkataan dan melakukannya tanpa takut (=dengan keberanian yang besar). Paulus sering menyatakan injil atau pesan tentang Kristus dan karya keselamatanNay sebagai “firman”. Hal itu diterjemahkan dengan akurat dalam versi modern dengan kata “pesan” (e.g. NIV). Verse 15 meneguhkan bahwa “perkataan” = “injil” atau “pesan tentang Kristus.” Dalam1 Thess 1:6 Paulus bersukacita karena jemaat Tesalonika telah menerima “perkataan” (=injil, v. 5) walau mereka sangat menderita. Paulus menunjuk pada “misteri Kristus” sebagai “perkataan” itu (Col 4:3; see also Gal 6:6).

    • 2. Motivasi Pemberitaan (1:15-18a)

Tidak setiap orang yang tergerak untuk memberitakan Kristus melakukannya dengan motivasi yang benar. Maksunya, sebagian memang memberitakan Kristus yang keluar dari kasih, tapi sebagian lainnya dari ambisi egois. Maksunya Paulus, kalau Kristus diberitakan Paulus bersukacita untuk itu.

    • a. Pernyataan Umum tentang Pemberitaan (1:15)

Ayat 15-18a membentuk suatu unit dengan suatu inclusio (“bookends”), artinya, itu dimulai dan diakhiri pada tanda yang sama: dalam v. 15 Paulus berkata bahwa “sebagian mengabarkan Kristus” dan dalam v. 18a dia bicara tentang kenyataan bahwa “Kristus diberitakan.” Terdapat suatu chiasm ditengah ayat ini yang menyediakan isi umum bagian ini. Chiasm ini mengikuti pola A B B’ A’:

    • B: Sebagian memberitakan Kristus dari maksud baik (v. 15)

      B’: Yang terakhir melakukannya dari kasih … (v. 16)

  • A: Sebagian memberitakan Kristus dari iri hati dan perselisihan (v. 15)

    A’: Yang sebelumnya memberitakan Kristus dari ambisi egois …(v. 17)

Penekanan chiasm ada pada pengulangan yang ditemukan dalam barus A/A’. Kenyataan bahwa bagian ini “dijahit bersama” dengan ketat dan digabungkan dengan lemah dalam bagian berikutnya 1:12-14 (oleh suatu “dan” [kai] dalam teks Yunani) telah membuat beberapa penafsir mengartikan itu sebagai alasan untuk tidak secara langsung berhubungan dengan yang sebelumnya. Sebenarnya, mereka yang mengajukan hal itu, juga berpendapat bahwa mereka yang memberitakan Kristus dari “iri hati dan perselisihan” dalam v. 15 bukanlah pemberita yang ditunjukan Paulus sebagai “saudara” dalam v. 14 yang “yakin dalam Tuhan.” Tapi pemisahan kaku vv. 15-18a dari 12-14 tidak diijinkan.

Pertama, penjelasan sederhana terhadap “sebagian…memberitakan dalam v. 15 merupakan “sebagian” dari “sebagian besar saudara” dalam v. 14. Hal yang sama terhadap “yang lain dari maksud baik” dalam v. 15; “yang lain” juga merupakan bagian dari “sebagian” dalam v. 14.

Kedua, tidak ada alasan langsung kenapa Paulus tidak menunjuk orang Kristen yang memberitakan dengan motivasi yang salah sebagai “saudara”—sangat salah! Walau mereka mengabarkannya dari “iri hati dan perselisihan” 2 kata itu berkaitan dengan pekerjaan daging dan kondisi kejatuhan (Gal 5:21; Tit 3:3), mereka, dalam perkiraan Paulus, mengabarkan Kristus. Selain itu, sangat mungkin seorang Kristen bekerja dalam kondisi berdosa seperti itu. Perintah dalam seluruh PB untuk menghindari perilaku itu tidak bermakna jika bukan itu masalahnya, betapa tidak beruntungnya hidup seperti itu (Rom 13:13; 1 Pet 2:1-2). Sekali lagi, surat PB memiliki arti sebelumnya bahwa orang Kristen juga berdosa dengan cara ini (cf. 1 Cor 1-4).

Ketiga, Paulus bersukacita bahwa Kristus telah “diberitakan” (=“mengatakan perkataan itu” dalam v. 14). Hal ini menunjukan bahwa injil diberitakan oleh orang Kristen seperti itu—setidaknya pada intinya—sebagian besar benar (cf. v. 18a). Sangat sulit menerima perkataan Paulus ini jika saudara ini belum diselamatkan. Jawaban yang terbaik adalah mereka sudah diselamatkan setelah itu tidak ada masalah lagi. Lebih jauh lagi, tidak ada petunjuk dalam teks bahwa “saudara” ini dalam v. 14ff. berhubungan dengan musuh dan pengajar sesat yang digambarkan paulus dalam 1:28; 3:2, 18-19. Hal terakhir sepertinya di Filipi, sementara yang terdahulu bagian dari gereja Roma. Orang dalam vv. 14ff. “mengembangkan injil” (cf. 1:12) sementara mereka dalam 1:28; 3:2, 18-19 adalah musuh salib Kristus; akhir mereka adalah kebinasaan. Juga tidak ada hubungan dengan musuh Paulus dalam 2 Corinthians.

Tapi siapa, mereka yang “berpikir mereka bisa menyedihkan Paulus dalam penjara”? Beberapa hal bisa dikemukakan: (1) motivasi mereka dalam mengabarkan Kristus dari iri hati dan persaingan; (2) iri hati dan persaingan pada Paulus; (3) berkaitan dengan pemenjaraan Paulus; (4) datang dari anggota gereja Roma. Hal diatas tidak menyatakan bahwa Paulus berurusan dengan golongan di Korintus, atau pengajar Gnostik, atau yahudi saja. Kita disini berurusan dengan orang Kristen yang mencoba memberikan Paulus kesedihan dalam penjara. Karena Paulus menyatakan bahwa dia “ditempatkan” (i.e., oleh Tuhan) dalam penjara sepertinya dia mempertahankan konsistensi antara penjara dan injil yang dia beritakan. Maka dari itu pasti orang Kristen di Roma berpendapat bahwa jika injilnya benar—dan perilakunya mengalir dari injil—maka dia tidak akan dipenjara. Maka itu mereka mencoba pendekatan pelayanan yang lebih berhasil dan mengumalkan hidup mereka kePaulus. Mereka pasti menyerang pemikiran Paulus bahwa Tuhan telah menempatkan dia untuk mempertahankan injil. Bagi mereka Paulus tidak konsisten saat bicara tentang pesan pembebasan dari Tuhan sementara dia dipenjara.53 Berlawanan dengan mata mereka yang satu di Paulus dan satunya lagi injil, sedangkan Paulus keduanya mengarah ke Yesus. Dia tidak menentang teologi kemenangan, tapi hanya waktu Tuhan, saat Dia memutuskan untuk membenarkan rasulNya (cf. 1:20-21).

    • b. Pemberitaan dari Motivasi yang benar (1:16)

Paulus berkata bahwa mereka yang memberitakan dengan maksud baik—maksud baik kepadanya (tidak hanya Tuhan saja)—melakukannya dalam kasih. Kasih bisa berarti untuk Tuhan dan untuk Paulus. Walau benar mereka yang memberitakan Kristus dengan motif yang benar pasti mengasihi Tuhan, penekanan disini harus dilihat dalam perbandingan dengan apa yang lain lakukan sehingga Paulus sedih. Saat sebagian berusaha membuat dia sedih oleh pemberitaan mereka, ada sebagian yang mengasihi dia dan pekerjaan yang perlu dilakukan, bergabung dan mulai menginjili. Itulah cara mereka menunjukan solidaritas mereka terhadap Paulus dan pesannya.

    • c. Pemberitaan dari Motivasi yang salah (1:17)

Kita telah membahas dasar dari ayat ini dalam tafsiran v. 15 keatas. Namun, tafsirannya dalam urutan. Sangat disayang kan sebagian orang Kristen di Roma tidak bisa menyampingkan rencana mereka dan motivasi untuk diri sendiri. Tapi kita tidak bisa seperti itu. Pasti Roh Kudus menyediakan teladan bagi kita—walaupun dalam pengertian mereka yang mengajar dengan motivasi salah—sehingga kita bisa menjaga motivasi kita dan berusaha membagi firman dengan yang lain dalam semangan kesehatian, bukan “sendiri-sendiri.” Perilaku Paulus yang tidak egois dalam v. 18a merupakan teladan positif. Disinilah seseorang yang bisa kita teladani hidupnya (cf. Phil 4:9).

    • d. Hasil: Kristus diberitakan! (1:18a)

Bagi Paulus, Kristus segalanya (1:21): saat dia menghadapi kemungkinan kematian, kebangkitan Kristus sudah cukup (1:20; 3:10-11). Saat dia menderita dalam penjara, penderitaan Kristus merupakan penghibuarannya (2:6-11). Bagi orang yang ingin suatu panggilan tertinggi dalam hidup, Kristus adalah fokusnya (3:10-11). Bagi seorang muda yang sombong yang tidak bisa mengasihi seperti yang diperintahkan dan berusaha mencapai kebenarannya sendiri, Kristus adalah kebenarannya (3:4-11). Bagi seorang Farisi yang sombong, yang memiliki rencananya sendiri, Kristus menjadi segalanya sehingga baik maksud salah atau tulus, jika Kristus diberitakan, dia bersukacita. Apa yang terjadi terhadap dia merupakan akibat kecil. Injil dan perkembangannya lebih penting bagi Paulus. Paulus merupakan seorang yang memiliki satu tujuan: mengenal Kristus dan membuat Dia dikenal. Dia memiliki cara pandang terhadap keadaannya dan sukacita merupakan hasilnya. Akhirnya, dia tidak pernah kehilangan tujuan panggilannya sejak awal (Kis 9:6, 15).

IV. Pertanyaan dan Prinsip Aplikasi

    1. Bagaimana anda memandang keadaan anda? Bisakah anda bersukacita saat itu, bahkan saat anda berusaha semampu anda, tapi keadaan sama sekali tidak menolong karena Kristus?

    2. Bagaimana anda berhubungan dengan orang, terutama orang Kristen, yang dengan sengaja menyababkan masalah bagi anda? Jika itu belum terjadi, percayalah itu akan terjadi. Bagaimana respon anda terhadap pelakuan itu?

    3. Kapan terakhir kali anda membagikan Kristus kepada yang lain? Jika anda tidak yakin sekarang, coba lihat “ABC’s for Christian Growth: Laying the Foundation,” di site ini dalam “Pelajaran 1: Kepastian Injil.” Anda akan menemukan pertolongan yang praktisk dalam membagikan iman anda. Biarlah Tuhan memberikan anda kekuatan untuk berbagi secara kasih dengan orang lain yang anda temui. “Pergi … dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau” (Mark 5:19)!


43 Cf. Gordon D. Fee, Philippians, NICNT, ed. Gordon D. Fee (Grand Rapids: Eerdmans, 1995), 107.

44 Cf. Gerald F. Hawthorne, Philippians, WBC, ed. Ralph P. Martin, vol. 43 (Waco, TX: Word Publishers, 1983), 33.

45 Lihat A. S. Hunt and C. C. Edgar, Select Papyri I, Loeb Classic Library (Cambridge, MA: Cambridge Press, 1932), 303; Fee, Philippians, 106, n. 2; Hawthorne, Philippians, 33.

46 Lihat Gustav St�hlin, TDNT, 6:703-19.

47 2 Maccabees adalah suatu kitab Apocrypha (14 atau 15 kitab Yahudi yang ditulis dari 250 BCE sampai 150 CE) dan memberikan kita interpretasi teologis mengenai peristiwa penting diantara orang Yahudi dalam abad kedua BCE.

48 Lihat Moises Silva, Philippians, Baker Exegetical Commentary on the New Testament, ed. Mois�s Silva (Grand Rapids: Baker, 1992), 68.

49 BAGD, 697.

50 Lihat Peter T. O’Brien, Philippians, NIGTC (Grand Rapids: Eerdmans, 1991), 93.

51 juga Fee, Philippians, 114.

52 Fee, Philippians, 116.

53 Konteks persaingan antara Paulus dan anggota tertentu digereja Roma mungkin disulut oleh suratnya kepada mereka dan ijin yang diinginkannya terhadap hubungan yahudi dan non Yahudi. Tapi ini hanya spekulasi. Cf. Fee, Philippians, 121-124.

Filipi-1

Februari 24, 2009 pukul 3:24 pm | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar

Pelajaran 3:Ucapan Syukur dan Doa bagi Gereja Filipi
(1:3-11)

I. Terjemahan

3 Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. 4 Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. 5 Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. 6 Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. 7 Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil. 8 Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian. 9 Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, 10 sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, 11 penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.

II. Garis Besar

    • 1. Frekuensi Ucapan Syukur Paulus pada Orang Filipi (1:3)

      2. Sikap Ucapan Syukur Paulus pada Orang Filipi (1:4)

      3. Alasan Ucapan Syukur pada Orang Filipi (1:5-6)

      4. Konteks Ucapan Syukur Paulus pada Orang Filipi (1:7-8)

      • a. Tujuan Langsung (1:10-11a)

        b. Tujuan Utama (1:11b)

    • 1. Isi Doa: Suatu Kasih yang ditunjukan oleh Meningkatnya Pengetahuan dan Pengertian (1:9)

      2. Tujuan Utama dan Langsung: Kemuliaan dan Pujian bagi Tuhan (1:10-11)

  • A. Ucapan Syukur (1:3-8)

    B. Isi dan Tujuan Doa Paulus (1:9-11)

III. Ucapan Syukur dan Doa
(1:3-11)

    • 1. Frekuensi Ucapan Syukur Paulus pada Orang Filipi (1:3)

  • A. Ucapan Syukur (1:3-8)

Paulus mengucap syukur (eucharisteo„) setiap kali dia mengingat mereka. Suatu hal yang umum dalam menulis surat didunia sekuler untuk memulai surat baru dengan ucapan syukur pada Tuhan.19 Jadi apa yang Paulus tunjukan disini ditemukan juga dalam budaya saat itu. Tapi ada beberapa perbedaan penting termasuk pengakuan pribadinya terhadap Tuhan sebagai Allahku. Hanya ada 2 contoh dimana Paulus menyatakan (dalam doa pembukaannya) Tuhan sebagai Allahku, yaitu, dalam Romans 1:8 dan Philemon 4. Hal ini menjadi kasus dalam 1 Cor 1:4 walau teksnya ada beberapa keraguan. Formula sederhana: “kami berterima kasih pada Tuhan” juga ditemukan dalam 1 Thess 1:2 and Col 1:3.

Dibanyak kesempatan, Paulus menunjuk Tuhan sebagai Allahku20 yang menunjukan kedekatan dengan Tuhan dan ekspresi itu sendiri mungkin datang dari mazmur. Saat pemazmur berseru pada Tuhan tentang musuh-musuhnya dia memohon pada Tuhan: “bangkitlah O Tuhan, Selamatkan aku, O Allahku …” (Ps 3:7). Daud berseru pada Tuhan untuk pertolongan, memohon dengan sungguh-sungguh kepadaNya dengan berkata, “dengarkan suara permohonanku, rajaku dan Allahku, kepadaMulah aku berdoa.” Dan saat Daud melarikan diri dari Saul dia berdoa: “Aku mengasihiMu, O Tuhan, kekuatanku. Tuhan adalah batu karangku, kota bentengku dan keselamatanku; Allahku adalah batu perlindunganku tempat aku berlindung.” Betapa bagian ini menunjukan suatu kedekatan Paulus dengan Tuhan selama keadaan yang sulit dipenjara.

Ada beberapa petunjuk dalam Philippians yang menunjukan kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan dalam keadaannya yang sulit. Pertama, sebagai hasil dari kedekatannya dengan Tuhan, Paulus sangat berharap dan yakin, bahwa apapun keadaaannya, dia tidak akan mendapat malu. Dia yakin bahwa dia memiliki keberanian yang cukup sehingga Kristus selalu dimuliakan melalui dia, baik dalam hidup atau matinya (1:20). Hal ini hanya bisa ada sebagai hasil kedekatannya dalam Kristus (John 15:7-8). Kedua, rasul melanjutkan dengan “baginya hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” dan lebih memilih “berpisah dan bersama dengan Kristus” (1:21-23). Ketiga, dia bersukacita dalam pelayanannya kepada orang Filipi walau itu sangat mahal bagi dia dan tidak yakin dengan hasilnya (2:16-18).21 Keempat, penderitaannya telah membawa dia ingin lebih mengenal Kristus lebih daripada yang lainnya. Dia berbicara tentang mengenal Kristus dalam pengertian mengenal kuasa kebangkitanNya, hubungan berbagi dalam penderitaan Kristus, sesuai dengan kematianNya, dan bangkit dari kematian (3:10-11). Ada banyak hal lagi dalam surat ini yang bisa kita bicarakan. Paulus adalah seorang yang mengenal Tuhannya; dia menyatakan Tuhan sebagai Allahku. Dia mengerti penderitaan dan penghinaan yang dijalani Kristus baginya (2:6-11) dan sekarang gilirannya mengikuti teladan tuannya.

    • 2. Sikap Ucapan Syukur Paulus pada Orang Filipi (1:4)

Doa Paulus bagi orang Filipi lahir dari kasihnya yang kuat, dalam dan pribadi terhadap Tuhan dan mereka (1:7-8). Dia ingin orang Filipi mengetahui kalau dia sering mendoakan mereka dan setiap kali dia mendoakan mereka, dia melakukannya dengan ucapan syukur dan sukacita.

Hawthorne menyatakan bahwa “setiap kali aku mengingat kamu” (kembali ke v. 3) menunjukan bahwa Paulus tidak hanya berpikir tentang berdoa tiap ada kesempatan, walau memang dia melakukannya, tapi dia berpikir tentang doa yang terjadwal, seperti warisan Yahudinya (Ps 5:3; Ezra 9:5; Ps 55:17; Dan 6:10; 1 Chron 23:30).22 Luke menulis praktek Petrus dan Yohanes yang pergi kebait saat waktu doa (i.e., 3pm; Acts 3:1). Orang Yahudi dimasa Paulus berdoa secara teratur: (1) dipagi hari, berkaitand engan korban pagi; (2) jam 9 berkaitan dengan korban malam (3 pm); (3) saat matahari tenggelam.23 Maka dari itu ada bukti bahwa berdoa secara teratur dilakukan oleh orang Kristen Yahudi—dan kita aman mengatakan bahwa Paulus sendiri mengikuti tradisi ini—tapi itu tidak berarti apa yang dikatakan dalam v. 3 hanya terbatas tentang itu saja. Bahasanya tidak cukup spesifik untuk memastikan suatu acuan sempit. Mungkin maksudnya adalah dia berdoa setiap waktu untuk orang Filipi, tidak hanya waktu yang sudah terjadwal. Sebagian besar, dia dipenjara, dan tentu memiliki banyak kesempatan untuk berdoa bagi temanya yang terkasih.

Mari kita mulai pembahasan kita tentang ayat ini dengan melihat lebih dekat pada kata doa (dee„sei). Kata itu digunakan 18 kali dalam PB, 12 digunakan Paulus (Rom 10:1; 2 Cor 1:11; 9:14; Eph 6:18 [2x]; Phil 1:4 [2x]; 1:19; 4:6; 1 Tim 2:1; 5:5; 2 Tim 1:3). Kata itu bisa digunakan dalam pengertian sempit daripada yang ditemukan dalam Phil 1:9 (proseuchomai) dan lebih tahu akan kebutuhan tertentu.24 Maka dari itu, sebagai contoh, dalam Romans 10:1 Paulus berdoa secara khusus untuk keselamatan murid Yahudinya. Dalam 2 Corinthians 1:11 Paulus meminta doa khusus agar dia selamat dari masalah. Dalam surat Filipi kata ini muncul 2 kali dalam 1:4, dan 2 ayat lainnya, yaitu, 1:19 dan 4:6. Dalam1:19 Paulus menganggap pemenjaraannya akan berakhir karena orang Filipi telah berdoa secara khusus untuk kebebasannya. Dalam 4:6 kata itu mungkin menunjuk pada doa untuk kesehatian dalam gereja Filipi. Maka dari itu dalam surat Filipi membawa arti yang lebih sempit daripada hanya sekedar doa umum.

Pertanyaan muncul, tentang kebutuhan spesifik apa sehingga digunakan kata itu dalam 1:4. Hal itu bisa dimengerti dengan melihat surat secara keseluruhan dan masalah dalam gereja Filipi. Pertama, karena kelompok tertentu muncul dalam gereja, perhatian langsung dari Paulus adalah tentang kesehatian (4:2-3). Kedua, dia mencela pengajar sesat dalam suratnya dan menunjukan kepada orang Filipi cara yang lebih baik dalam kerohanian (3:1-21). Maka dari itu kelihatan bahwa doa Paulus untuk menutupi apa yang kurang dalam iman orang Filipi, yaitu, supaya Tuhan memberikan mereka kedewasaan, termasuk berdoa untuk kerendahan hati dan kesehatian mereka, juga perlindungan dari pengajar sesat.

Harus dikatakan bahwa, sementara Paulus menaikan doa untuk kebutuhan tertentu dalam gereja, dan walaupun kebutuhan ini berkaitan dengan dosa beberapa anggota (e.g., 2:3-4; 4:2-3), dia tetap berdoa untuk mereka semua (huper panto„n humo„n) dan dia melakukannya dengan sukacita (charas). Fokus pada mereka semua seperti yang kita bahas dalam pelajaran pertama (Philippians 1:1-2), tidak hanya menyakinkan orang Filipi bahwa Paulus mendoakan mereka semua dan tidak hanya sekelompok orang, tapi juga tentang kesehatian dalam tumpukan surat. Sekali lagi, prosedur Paulus menjelaskan orang Filipi bahwa dalam pikiran Paulus mereka semua bernilai dan anggota gereja yang setara.

Paulus berkata bahwa dia selalu berdoa untuk orang Filipi dengan sukacita. Sukacita merupakan buah Roh (Gal 5:23) dan menunjuk pada pengalaman “kepenuhan hidup” karena kehadiran Roh didalamnya—tidak tergantung keadaan. Hal itu sangat berhubungan dengan perasaan diri baik dan damai yang dalam yang terus menerus didasari pengenalan pribadi akan kehadiran Tuhan dan kedaulatanNya atas semua orang dan peristiwa.25 Dalam pengalaman sukacita inilah Paulus berdoa untuk gereja. Tapi dia melakukan itu menurut alasan yang digariskan dalam vv. 5 dan 6.

    • 3. Alasan Ucapan Syukur Sukacita Paulus pada Orang Filipi (1:5-6)

Paulus berterima kasih pada orang Filipi, dan berdoa bagi mereka dengan sukacita karena partisipasi mereka dalam injil. Kata Yunani dari participation (koino„nia) bisa dimengerti setidaknya dalam beberapa cara. Pertama, hal itu mungkin menunjuk pada pengalaman orang Filipi akan keselamatan. Dalam hal ini Paulus bersyukur pada Tuhan karena dia berbagi dengan orang Filipi tentang keselamatan yang ditawarkan dalam injil. Cara kedua untuk mengerti hal itu adalah sebagai petunjuk akan partisipasi orang Filipi dalam penyebaran injil, yaitu dengan menolong Paulus dalam pelayanan misionarisnya. Cara terakhir yang dipakai disini. Pertama, koino„nia dalam 1:5 harus dimengerti dalam pengertian kata itu berkaitan dengan apa, yaitu sebut saja, injil (euanggelion). Kata injil muncul 9 kali dalam Philippians. Bagi Paulus injil adalah kabar baik tentang Kristus (1:27). Tapi itu adalah kabar bai yang harus di “pertahankan dan diteguhkan” (1:7, 16), “diperluas” (1:12; 2:22), “ditegakkan ditengah musuh” (1:27); “diperjuangkan” (4:3), dan “diberikan (ekoino„se„sen) untuk” (4:15). Sementara Paulus jelas memiliki hubungan pribadi yang dalam dengan Tuhan (cf. 3:10-11), focus dari kata injil dalam surat Filipi merupakan kenyataan luar dan komitmen kelihatan seseorang untuk memberitakan kabar baik.

Kedua, dalam 4:15-16 Paulus berbicara tentang bagaimana dalam hari pertama mereka (i.e., orang Filipi’) berkenalan dengan injil, tidak ada yang berbagi (ekoino„se„sen) dengannya dalam hal memberi dan menerima kecuali orang Filipi. Kedua ayat ini memiliki banyak kesamaan dengan 1:5. Baik 4:15-16 dan 1:5 menunjuk kembali pada perkenalan pertama orang Filipi dengan injil. Keduanya menggunakan kata persekutuan (1:5 menggunakan kata benda dan 4:15 berbentuk kata kerja dari kata yang sama). Kata terakhir menunjuk pada pemberian orang Filipi kepada Paulus untuk memajukan injil ditengah pencobaannya dipenjara. Hal itu membuat keduanya menggunakan kata injil dalam surat Filipi sebagai kabar baik untuk dimajukan dan hubungannya dengan 4:15-16 to 1:5, bahwa apa yang dipikir Paulus dalam 1:5 adalah partisipasi orang Filipi dalam memajukan injil dengan pemberian keuangan mereka. Ini bukan kali pertama Paulus menggabungkan pemikiran injil dan persekutuan dengan pemikiran pemberian—yang teakhir sebagai ekspresi nyata partisipasi dalam injil. 2 Corinthians 9:13-15 menuliskan sebagai berikut:

11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. 12 Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. 13 Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang, 14 sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu. 15 Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!

Tapi maksud Paulus dari partisipasi dalam injil lebih daripada sekedar pemberian yang diberikan orang Filipi kepadanya. Mereka telah memperluas injil dalam konteks mereka. Dia mendorong mereka untuk tetap tegar menghadapi musuh mereka dan berjuang dalam iman injil (1:27). Dalam 2:16, jika mereka melakukan semuanya tanpa mengeluh atau berselisih, mereka akan bersinar seperti bintang dilangit (dunia) waktu mereka tetap memegang firman Tuhan dalam dunia yang gelap. Petunjuk, tentang partisipasi mereka dalam injil sejak hari pertama sampai sekarang tidak hanya menjelaskan dukungan mereka, tidak juga bantuan keuangan yang terus menerus bagi Paulus. Walau itu semua termasuk didalamnya, hal itu lebih luas dan menunjuk pada setiap cara yang mereka lakukan untuk mengembangkan injil Kristus sejak mereka bertobat.26

Walau ayat 5 melihat kesetiaan orang Filipi sejak awal pertobatan sampai penulisan surat Filipi, , ayat 6 melihat kemasa depan dan kelanjutan kesetiaan mereka dalam hidup dan kesaksian orang Kristen. Paulus percaya bahwa orang Filipi akan terus melaksanakan kehidupan Kristen, termasuk membuat sumbangan yang nyata bagi pelebaran injil karena Tuhanlah yang memberikan kesetiaan pada mereka. Dia menujukan teologi yang mirip dalam 2:12-13 dimana dia mendorong mereka untuk mengerjakan keselamatan mereka dengan takut dan gentar karena Dia yang mengerjakannya dalam mereka, baik keinginan dan tindakan adalah dari Tuhan.

Paulus menunjuk pada dampak injil dalam hidup mereka sebagai suatu pekerjaan yang baik. Ekspresi pekerjaan yang baik tidak hanya menunjuk pada “perkembangan injil,”dalam pengertian manusia (i.e., melalui orang Filipi), seperti yang dikatanan Hawthorne.27 Beberapa alasan yang melawan hal sempit itu: (1) “bagian ucapan syukur” dalam 1:3-8 bagi orang Filipi “partisipasi dalam perkembangan injil, bukan perkembangan injil saja; (2) indikasi sementara, “hari pertama,” “sampai sekarang,” dan “hari Yesus Kristus” dalam vv. 5-6 menunjukan bahwa suatu kronologi dimana orang Filipi sendiri sebagai subjek dalam kerangka yang ada. Hal ini benar dalam v. 5 dan kemudian dalam v.6; (3) dalam v. 7 Paulus mengatakan bahwa dia berpikir “hal ini” (i.e., isi dari v. 6) tentang kamu semua (i.e., orang Filipi). “Hal ini” menunjuk kembali pada apa yang pernah dia katakana dalam v. 6 dan kamu semua menunjukan bahwa verse 6 menunjuk pada orang Filipi dan tidak hanya perkembangan injil; (4) jika perkembangan injil merupakan pekerjaan baik yang dimaksud Paulus, maka kita mengharapkan kata “melalui kamu” (dia humo„n) daripada “dalam kamu” (en humo„n)28; (5) itu suatu yang berlebihan bagi Paulus untuk mengatakan bahwa injil akan terus sampai hari Kristus. Maksudnya adalah Tuhan akan meneruskan pekerjaan baiknya dalam orang Filipi, yang akan dibahas kembali dalam 2:12-13, sampai Hari Kristus Yesus.

Pemikiran pekerjaan baik, lebih luas daripada hanya menunjuk pada perkembangan injil. Itu menunjuk pada aktivitas penyelamatan Tuhan dalam hati mereka dan ekspresinya dalam hidup mereka. Fokus tertentu dalam v. 6 karena kata dalam kamu merupakan pekerjaan Tuhan dalam hidup mereka. Partisipasi mereka dalam pelebaran injil, sepenting hal itu, hanyalah menifestasi luar terkait dengan kenyataan didalam yang adalah karya kreatif Tuhan. Karena orang Filipi telah memberikan diri mereka untuk pelayanan injil, jelas bagi Paulus bahwa Tuhan telah mulai, menjalankan, dan akan melengkapi pekerjaan baiknya dalam mereka (cf. 2 Cor 5:17).

Paulus mengatakan bahwa Tuhan akan menyempurnakan pekerjaan baiknya dalam mereka sampai hari Yesus Kristus. Maka dari itu Paulus mengatakan pada orang Filipi yang menghadapi masalah didalam mereka (4:2-3) dan masalah dari luar (1:26-31), dengan menguatkan mereka dengan kebenaran tentang kepastian keselamatan mereka. Keselamatan, kesempurnaan yang dimulai Tuhan dalam mereka, akan sempurna saat hari Kristus Yesus, yaitu saat kedatangan Kristus yang kedua kali (2 Thess 1:10). Ekspresi hari Kristus Yesus sering ditunjukan Paulus sebagai (1) hari yang ditentukan (1 Thess 5:4; 1 Cor 3:13; Rom 13:12); (2) hari itu (2 Thess1:10); (3) hari Kristus (Phil 1:10; 2:16); (4) hari Tuhan (1 Cor 5:5; 1 Thess 5:2; 2 Thess 2:12); dan (5) hari Tuhan Yesus [Kristus] (1 Cor 1:8; 2 Cor 1:14). Kita mengetahui bahwa hanya dalam surat Filipi kata Kristus dihubungkan dengan hari Tuhan.29 Sementara sulit untuk mengatakan kenapa hal itu terjadi, ekspresi itu sendiri—hari Tuhan—merupakan ekspresi dari PL dan dari hal itu terdapat aspek negative dan positifnya. Dalam Joel 2:1-2 nabi menunjuk hari Tuhan sebagai hari penghukuman dan murka (cf. Amos 5:20), juga berkat dan keselamatan (Joel 3:14-16). Kedua hal ini hadir dalam tulisan Paulus. Dia menggunakan baik pengertian negative yaitu penghukuman dan kemurkaan Tuhan, juga menujukan berkat dan keselamatan umat Tuhan. Pengertian terakhir merupakan maksud sebenarnya dalam hal ini karena Paulus menunjuk pada keselamatan orang Filipi. Penyebutan hari Tuhan dalam 1:6 dan 1:10, seperti kebanyakan perkataan dalam ucapan syukurnya di Filipi, menunjukan juga penghukuman musuh orang Filipi (1:28) dan kedatangan Kristus untuk umatNya (3:20). Akhirnya, maksud Paulus tentang hari Tuhan dan hari Kristus menunjukan pengakuan sadar tentang ketuhanan Kristus.

    • 4. Konteks Ucapan Syukur Paulus pada Orang Filipi (1:7-8)

v. 7 Konteks ucapan syukur Paulus dan keyakinan terhadap orang Filipi merupakan kasih yang mendalam darinya terhadap mereka dan hubungan yang saling menguntungkan diantara mereka. Paulus mengatakan bahwa dia berhak berpikir tentang hal ini. Kata Yunani untuk “pikir” dalam konteks ini bukan hanya menunjukan berpikir atau berlogika saja, atau menganalisa sesuatu, seperti membuat bentuk pemikiran atau susunan (cf. Rom 8:6-7).30 Maka dari itu Paulus memiliki perilaku yang tetap tentang oran Filipi, termasuk sukacita yang dia alami saat dia berdoa bagi mereka karena partisipasi mereka yang lalu dalam injil (v. 5), kepastian masa depan mereka dalam Tuhan (v.6) dan kesetiaan mereka terhadap Paulus yang dipenjara (v.7). Penekanan terhadap hak Paulus berpikir tentang kepastian kekal orang Filipi mungkin merupakan suatu komentar yang polemic tentang beberapa pengajar sesat yang mengajar kepastian orang Filipi. Mungkin pengajar ini telah mengkritik mereka karena mereka gagal melakukan praktek keagamaan tertentu seperti sunat dan atas dasar itu mempertanyakan keselamatan mereka. Paulus berkata, “tidak mungkin, kamu sudah diselamatkan.” Bukti kasih karunia Tuhan terlihat dalam hidupmu!

Kata pertahanan dan konfirmasi (berkaitan dengan injil) bisa dimengerti dalam arti teknis dan menunjuk pada pengadilan Paulus dihadapan Kaisar (Acts 26:16; 2 Tim 4:16). Sebagian besar penafsir mengerti hal ini seperti itu. Tapi lebih baik melihatnya tidak dalam pengertian sempit pengadilannya saja, tapi juga dalam pengertian lebih luas pelayanan kerasulannya selama itu. Hal ini lebih konsisten dengan pernyataan kita tentang arti yang lebih luas dari ekspresi pekerjaan baik dalam v. 6—menunjuk baik pengalaman keselamatan juga dalam hidup seseorang. Maka dari itu kita juga mengerti arti rekan sekerja dalam kasih karunia Tuhan menunjuk pada orang Filipi yang tidak hanya berbagi dalam keselamatan Tuhan tapi juga berkontribusi dalam pelayanan Paulus dan mereka sendiri mempertahankan firman hidup untuk menyelamatkan orang disekeliling mereka (2:16; cf. 1:26-30).

v. 8 Untuk menyatakan kemurnian dan kedalaman kasihnya bagi mereka. Paulus memperkenalkan pernyataannya dalam v. 8 dengan suatu sumpah—Tuhan sebagai saksi. Paulus menunjuk Tuhan sebagai saksi terhadap ketulusan dan kedalaman kasihnya bagi orang Filipi. Sementara Paulus menggunakan janji dalam tulisannya yang lain, mereka tidak sama. (Rom 1:9; 2 Cor 1:23; 1 Thess 2:5, 10). Disini pesannya jelas: “Tuhan tahu isi hati saya: aku mengasihi kamu.” Baiklah semua pemimpin Kristen memiliki komitmen yang sedemikian dalam terhadap orang yang mereka pimpin, dan mengundang Tuhan sebagai saksi untuk menguji ketulusan kasihnya—yakin bahwa perkataan mereka terbukti benar.

Saat Paulus berkata bahwa dia ingin sekali melihat mereka semua dia menunjukan keinginannya untuk bersama mereka dan untuk melihat mereka lagi (cf. 2:26; see also 2:12, 23; Rom 1:11; 1 Thess 3:6; 2 Tim 1:4). Dalam membahas rencananya setelah bebas dari penjara dia mengatakan kepada orang Filipi kalau dia ingin tetap bersama mereka karena sukacita mereka dan perkembangan dalam iman (1:25). Tapi keinginannya untuk bersama mereka bukan hanya perasaan belaka, tapi merupakan kasih sayang Kristus Yesus. Mereka seperti dikatakan Martin, “seperti kasih Kristus yang dinyatakan melalui Paulus.”31 Sekali lagi kasih Paulus yang dalam terhadap orang Filipi terangkat kepermukaan. Itu suatu kasih yang pertama dirasakan Paulus dari Kristus dan berlanjut dalam perjalanannya bersama Tuhan. Sudah keluar konteks kalau dia bertumbuh menjadi sangat mengasihi temannya di Filipi. Kita juga bisa bertanya pada diri kita kenapa kita tidak mengasihi seperti seharusnya. Apakah kita dekat dengan Tuhan seperti Paulus (cf. 3:10-11)? Jika tidak, marilah kita berlutut untuk hal ini supaya Tuhan membuka jalannya pada kita dan kerajaannya bisa dimuliakan dalam dan melalui hidup kita.

    • 1. Isi Doa: Suatu Kasih yang ditunjukan oleh Peningkatan Pengetahuan dan Pengertian (1:9)

  • B. Isi dan Tujuan Doa Paulus (1:9-11)

Telah dikatakan bahwa dia dengan teratur berdoa bagi mereka (vv. 3-4)—dan tetap menjaga kasihnya bagi orang Filipi (vv. 7-8), Paulus menuju ke vv. 9-11 untuk memberitahu mereka isi doanya bagi mereka: Dari kasihnya kepada mereka dia berdoa agar mereka bertumbuh dalam kasih. Dia berdoa supaua kasih mereka berlimpah sehingga mereka bisa memahami dengan jelas apa yang terbaik untuk kemuliaan dan pujian bagi Tuhan. Alasan Paulus mengatakan doanya kepada mereka, menunjukan bahwa dia benar-benar ingin bersama mereka, hal itu membuat doanya suatu dorongan alami. Bahwa, membagikan doanya dengan cara ini merupakan bentuk dorongan untuk melakukan apa yang dia doakan.32

Ada beberapa perkataan dalam doanya yang perlu dibahas dan dieksposisi untuk mendapatkan kelimpahan apa yang diminta Paulus kepada Tuhan. Kata pertama adalah kasih. Saat Paulus hanya berbicara tentang kasih akan Tuhan (Rom 8:28; 1 Cor 8:3), dia menekankan kasih dalam hubungan diantara orang Kristen (1 Thess 4:9; Col 1:4; 3:19; Phlmn 5; Eph 4:2; 5:25; 6:23). Stauffer berkomentar tentang penggunaan kata kasih (agape„) dalam suratnya:

Paulus mengambil perintah Yesus bahwa kita harus mengasihi sesama kita, dan melakukannya seperti Tuhan melakukannya. Tapi perhatian utamanya adalah pada kasih pada saudara seiman. Prinsip organic yang diberikan satu kali untuk semua dengan orientasi kasih pada sesama disini dikerjakan dalam pengertian organisasi (sic). Kasih terhadap sesama, suatu kesiapan menolong teman dalam umat perjanjian Israel, sekarang ditujukan pada sesama warga Negara uamt Tuhan yang baru. Hal itu menunjukan mengusahakan kesejahteraan sesama merupakan prinsip dalam bertindak.33

Stauffer melanjutkan berbicara tentang pengaruh eskatologi34 akan pemikiran Paulus tentang kasih:

Definisi yang tepat dari kasih terhadap, oleh kosmik, historical kairos [“waktu”] yang menuntut hal itu. Kasih terhadap saudara satu-satunya yang relevan dan perilaku yang tepat saat ini antara salib dan telos [“akhir”]. Hal itu dibawah tanda salib. Itu suatu kesiapan untuk pelayanan dan pengorbanan, mengampuni dan pertimbangan, mengangkat yang jatuh dan memperbaharui yang hancur dalam hubungan dengan belas kasihan Tuhan dan pengorbanan kematian Kristus …dengan kasih kekuatan masa depan sudah masuk pada masa kini. Seperti Yesus, juga untuk Paulus agape„ satu-satunya kekuatan yang memiliki masa depan dalam aeon [i.e., sekarang sampai Kristus kembali] kematian.35

Maka dari itu kasih merupakan pengejaran aktif dari orang lain dan hal yang menguntungkan bagi mereka. Paulus menginginkan orang Filipi mengerti bahwa hal ini bukan perselisihan (4:2-3) atau ambisi egois (2:3-4), yang menjadi karakter gereja mereka. Mereka harus mengasihi satu sama lain, memenuhi kebutuhan yang lain dan dengan rendah hati bersatu untuk membela injil (1:26-30). Ada aspek eskatologi dari kasih terhadap sesama dalam surat Paulus lainnya dan juga dalam surat Filipi. Paulus berkata bahwa keinginannya agar mereka berlimpah dalam kasih …sampai hari Kristus.

Tapi Paulus ingin kasih mereka tidak hanya hadir dalam “titik dan tetes” sampai hari Kristus, tapi berlimpah (perisseue„) sampai hari Kristus. Kata perisseue„ mengandung pengertian “kelimpahan,” “kekayaan,” dan “persediaan yang tidak terhingga” dan merupakan kata khusus bagi Paulus—dia menggunakannya 26 dari 39 kali dalam PB—untuk menunjukan tindakan kasih karunia Tuhan untuk kita, dan berkat dalam hidup kita serta menunjukan tanggung jawab kita. Pertama, itu merupakan kata kerja yang tepat untuk menunjukan karya Tuhan yang luar biasa dalam Kristus bagi kita. Dalam Ephesians 1:8 Paulus berkata bahwa Tuhan telah “mencurahkan” (NIV) kasih karuniannya keatas kita dalam keselamatan. Dalam Romans 5:15 menunjukan tingkah laku dimana berkat Tuhan telah datang kepada “banyak orang”. Berlawanan dengan dosa Adam, tindakan kebenaran Yesus menyebabkan anugrah berlimpah (tidak menetes!) kepada banyak orang. Pelayanan Roh berlimpah dalam menunjukan kebenaran dan hidup dibandingkan dengan pelayanan Hukum yang menunjukan dosa dan kematian (2 Cor 3:9).

Kedua, ada kedekatan yang kita alami yang suka digambarkan Paulus dengan kata kerja ini. Di masa ini, dengan diberikannya Roh dan partisipasi kita dalam kerajaan, kita menerima penghiburan yang berlimpah dari Kristus dalam pencobaan kita (2 Cor 1:5) dan Tuhan sendiri memenuhi kita dengan semua sukacita dan damai sejahtera saat kita percaya dalam Dia sehingga dengan kuasa Roh Kudus kita berlimpah dalam pengharapan (Romans 15:13).

Ketiga, sebagai hasil berlimpahnya kasih karunia Tuhan yang dinyatakan pada kita dalam karya Kristus dan dikirimkannya Roh, hidup kita dinyatakan oleh berlimpahnya pelaksanaan kehendak Tuhan (2 Cor 9:8), dan kita berlimpah dalam ucapan syukur pada Tuhan (2 Cor 4:15; 9:12; Col 2:7), memberi (2 Cor 8:2, 7), mengasihi sesama Kristen (1 Thess 3:12; 4:1, 10) dan pekerjaan kita bagi Kristus yang telah bangkit (1 Cor 15:58).

Paulus ingin kasih mereka berlimpah dalam pengetahuan (epigno„sis) dan semua pengertian (pase„ aisthe„sei) sehingga mereka bisa mengerti dengan jelas apa yang terbaik dan dipenuhi dengan buah kebenaran. Tapi apa yang secara khusus dimaksud dengan pengetahuan dan setiap pengertian. Kata pertama pengetahuan bukan apa yang umumnya kita pikir saat kita bicara tentang pengetahuan. Kita mengatakan seseorang “berpengetahuan” atau kita menunjuk pada ilmu tertentu sebagai “bidang pengetahuan” Dalam hal ini kita pada dasarnya menunjuk pada informasi factual tentang subjek ini atau itu. Tapi itu bukan maksud Paulus disini.

Kata epigno„sis digunakan oleh Paulus 15 kali dalam suratnya36 dan menunjuk pada pengatahuan seseorang akan dosa melalui tuntutan nyata hukum (Rom 3:20). Dalam Ephesians 1:17 Paulus berdoa untuk orang Efesus (dan kepada yang lain dimana surat ini ditujukan) agar Tuhan memberikan mereka hikmat rohani dan pengertian supaya mereka memiliki pengetahuan yang lebih baik akan Kristus (cf. Eph 4:13; Col. 1:9). Maka dari itu dalam pandangan itu suatu pengenalan yang pribadi, bukan hanya persetujuan mental akan fakta tertentu, seperti lebar dan dalamnya Grand Canyon. Lebih jauh, itu suatu pengetahuan yang sangat berkaitang dengan etika dan prilaku. Paulus berdoa supaya orang Kolose dipenuhi dengan pengetahuan akan kehendak Tuhan sehingga mereka bisa layak berjalan bersama Tuhan (Col. 1:9-10). Ada suatu focus dalam surat pastoral akan bentuk pengetahuan sesuai dengan kebenaran yang membawa kepada kekudusan (lihat 1 Tim 2:4; 2 Tim 2:25; 3:7; Tit 1:1). Diluar Paulus, 2 Peter 1:3-4 menyatakan bahwa kuasa Tuhan dalam hidup kita dilakukan melalui pengetahuan kita akan Dia yang memanggil kita (cf. 2 Pet 1:2, 8; 2:20). Penulis Ibrani juga memegang hubungan logis antara epigno„sis dan perilaku moral (Heb 10:26).

Maka bagi Paulus, kata epigno„sis terutama menunjuk pada pengetahuan pribadi akan Tuhan melalui Kristus dan gaya hidup yang mengalir dari itu. Inilah masalah dalam Philippians 1:9 dan diteguhkan oleh nasehat untuk gaya hidup yang kudus dan tak bercela lifestyle dalam 1:10. Tapi kata itu sangat berkaitan dengan kata kedua yaitu, pengertian (aisthe„sei). Kata aisthe„sei hanya muncul disini dalam PB. Itu muncul 27 kali dalam PL Yunani, 22 dalam Amsal. Dalam Exodus 28:3 menunjuk pada hikmat yang diberikan Tuhan pada manusia untuk membuat pakaian Harun. Dalam Prov 1:7 dihubungkan dengan takut akan Tuhan dan harus mencari Tuhan (2:3). Itu berkaitan dengan hal praktek seperti bicara (10:14; 11:9; 12:23; 22:12) dan kebijaksanaan umum serta kearifan terhadap bagaimana kita hidup dengan benar dalam hubungan. Itu bisa ditunjukan sebagai “kebijakan dalam menyelesaikan masalah” dan kemampuan untuk mengerti hubungan dan situasi dalam pengertian tindakan.37 Petunjuk tentang setiap pengertian menunjuk pada kemampuan keputusan tindakan dalam berbagai situasi.38 Maka dari itu membawa kedalam Philippians 1:10 suatu kemampuan mengerti atau memutuskan hal apa yang terbaik dalam situasi tertentu dan bagaimana hidup kudus. Point doa Paulus adalah, tentang kasih orang Filipi—kasih didefinisikan sebagai motivasi yang membawa pada tindakan untuk keuntungan orang lain—lebih berkembang dalam hubungan mereka dengan Kristus dan itu dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari antara orang Filipi. Doa ini, walau cukup umum untuk didoakan untuk setiap komunitas Kristen, memiliki signifikansi yang penting bagi orang Filipi karena masalah egoisme (2:3-4) dan perpecahan (4:2-3) yang merambat masuk.

    • 2. Tujuan: Kemuliaan dan Pujian bagi Tuhan (1:10-11)

Paulus 2 tujuan dalam pikirannya saat dia berdoa bagi orang Filipi. Pertama berkaitan dengan kekudusan mereka dan kedua berkaitan dengan kemuliaan Tuhan. Dia berdoa agar mereka berlimpah dalam kasih dan menunjukan kasih itu dalam hubungan mereka dengan sesama sehingga mereka bisa kudus dan tidak bercela yang dengan sendirinya menghasilkan pujian bagi kemuliaan Tuhan. Maka dari itu ada tujuan langsung juga tujuan utama.

    • a. Tujuan Langsung (1:10-11a)

Tujuan langsung yang dipikirkan Paulus terdapat 2 maksud didalamnya. Paulus berdoa untuk kasih mereka berlimpah dan lebih mengetahui dan setiap pengertian sehingga mereka mampu menyenyetujui atau memutuskan apa yang terbaik. Hal ini, lebih jauh mencapai tujuan perkembangan hidup yang tulus dan tidak bercela diantara orang Filipi. Perkataan memutuskan apa yang terbaik (dokimazein ta diapheronta) penting bagi pengertian Paulus. Kata kerja dokimazein (“memutuskan”) mengandung pengertian “membuktikan sesuatu bisa dipercaya, berharga, atau benar dengan mengujinya.” Itu digunakan untuk menguji metal dan koin untuk mengetahui nilainya. Itu digunakan dalam Luke 14:19 saat seorang pria yang diundang dalam pesta berkata kalau dia tidak datang karena baru membeli 5 pasang lembu dan pergi dan menguji mereka, untuk melihat apakah mereka baik. Ekspresi yang mirip dokimazein ta diapheronta muncul dalam Romans 2:18 dimana itu menunjuk pada Yahudi menyetujui standar moral yang lebih tinggi menurut Hukum dan kehendak Tuhan yang dinyatakan. 2 Corinthians 8:8 merupakan salah satu contoh yang baik:

8:8 Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu.

Maka dari itu proses menyetujui sesuatu merupakan proses yang melibatkan pengujian nilai suatu hal. Disini Paulus mengatakan bahwa dia ingin orang Filipi belajar menyetujui ta diapheronta. Kata ta diapheronta menunjuk sesuatu yang baik sekali, lebih dalam nilai, atau sangat penting dan kritis, Mundah melihat bagaimana suatu hal melebihi hal lain dalam moral dan nilai rohani lebih penting.39 Paulus ingin kasih jemaat Filipi berlimpah dalam praktek sehingga mereka bisa menentukan arah tindakan terbaik dalam setiap situasi tertentu yang dialami mereka. Tujuan memutuskan suatu yang penting adalah untuk menjadi tulus dan tidak bercela sampai hari Kristus. Sekali lagi, dalam doa pembukaan, Paulus mengharapkan subjek itu dibahas dalam keseluruhan surat. Pemikiran memutuskan sesuatu yang sangat baik, dan penting, dibahas lagi dalam aplikasi di 2:14-15 dan 4:9. Dia juga memberikan mereka teladannya dalam 3:1-21. Dia seorang yang memiliki kasih dan pengertian seperti itu yang dia doakan untuk jemaat Filipi.

Kata tulus (eilikrineis) bisa diterjemahkan “tanpa noda” dan menunjuk pada kemurnian moral. Asalnya, kata itu muncul dari 2 kata: (1) “matahari”; (2) “dinilai.” Keduanya berarti “dinilai diatas dinar matahari,” “betul-betul murni,” dan “tidak bernoda.” Gambarannya, seperti yang dinyatakan Hawthorne seperti seorang yang membawa pakaian atau yang seperti itu keatas matahari untuk melihat jika ada berkas atau noda.40 Dari masa Plato telah digunakan dalam pengertian moral, seperti dalam Phil 1:10 dan sisa PB lainnya (lihat 1 Cor 5:8; 2 Cor 1:12; 2:17; 2 Peter 3:1).41

Kata lain, seperti, tidak bercela (aproskopoi) bisa berarti meletakan sandungan dalam jalan orang lain atau menyandung sendiri. Dalam penggunaannya oleh Paulus di 1 Cor 10:32 (cf. Acts 24:16), paling baik mengartikannya dengan menyebabkan seseorang tersandung. Ini seperti focus pada kasih dalam v. 9 dan praktek pembuatan keputusan dan hubungan yang berkaitan dengan itu.

Kesimpulannya, Paulus ingin kasih jemaat Filipi lebih berlimpah dalam pengenalan pribadi tentang Tuhan dan hubungan rohani serta pengertian tentang bagaimana bertindak dalam situasi tertentu. Alasan dia mendoakan ini agar jemaat Filipi bisa belajar menilai sendiri apa yang paling penting dan berharga dan hidup kudus tanpa menyerang yang lain. Hal ini, cara hidup yang dinasehatinya sampai hari Kristus (i.e., kedatangannya) dimana mereka akan mengalami kesempurnaan keselamatan mereka (cf. pembahasan 1:6) demikian juga pencobaan (cf. 1 Cor 3:10-15).

    • b. Tujuan Utama (1:11b)

Paulus ingin jemaat Filipi untuk tulus dan tidak bercela sampai hari Kristus dan dipenuhi dengan buah kebenaran (peple„ro„menoi karpon dikaiosune„s). Ada beberapa yang berpendapat dengan “buah kebenaran” (dikaiosune„s) Paulus disini menunjuk pada buah yang datang dari kebenaran dihadapan Tuhan (i.e., buah yang muncul dari pembenaran kita) sebagai sumbernya. Orang lain berpendapat bahwa Paulus disini menunjuk pada buah yang benar dalam karakter tanpa hubungan eksplisit dengan Tuhan, Kristus, atau Roh sebagai sumbernya. Sementara semua penafsir menyadari bahwa Paulus berbicara tentang gaya hidup yang menghargai Tuhan dan ditunjukan oleh buah Roh, pilihat terakhir lebih baik karena sesuai dengan latar belakan PL (Amos 6:12; Prov 3:9; 11:30)42 dan menunjukan parallel antara kalimat ini, “dipenuhi dengan buah kebenaran” dan modifikasi lain dalam v. 10, yaitu, “ketulusan” dan”tak bercela” Disetiap kasus, Paulus pasti menunjuk pada buah yang dihasilkan oleh Roh saat kita berjalan dengan dia (Gal 5:16-24). Hidupnya, dinyatakan dalam bahasa emosional dalam 3:1-14, merupakan kesaksian bagi jemaat Filipi tentang “teladan” (3:17) yang dia ingin mereka ikuti. Dia ingin hidup jemaat Filipi ditandai oleh hasil buah kebenaran untuk kemuliaan dan pujian bagi Tuhan. Itu suatu tujuan yang bernilai untuk dicapai!

IV. Prinsip untuk Aplikasi

    1. Apakah kita cukup berterima kasih pada Tuhan untuk orang Kristen lain?

    2. Kita perlu bertanya pada diri kita bagaimana kita berdoa untuk orang Kristen lain. Apakah dengan sukacita? Jika demikian kenapa? Jika tidak, kenapa?

    3. Apakah kita berbagi kebutuhan dengan sesama orang Kristen? Inilah waktunya melihat kembali bagian ini dalam hidup kita

    4. Apakah ada orang Kristen dalam hidup kita yang kita kasihi seperti Paulus mengasihi jemaat Filipi?

    5. Apa satu hal yang bisa anda lakukan untuk menolong orang Kristen lain agar bertumbuh?

    6. Apakah hidup anda ditandai oleh kebenaran seperti yang Paulus doakan?


19 Juga Gerald F. Hawthorne, Philippians, WBC, ed. Ralph P. Martin, vol. 43 (Waco: Word Books, 1983), 15, yang mengutip Adolf Deissman, Light from the Ancient Near East (New York: George H. Doran, 1927; reprint Peabody, MA: Hendrickson, 1995), 168, n. 3.

20 Disini tidak terdapat petunjuk bahwa Paulus ingin mengatakan Allahnya satu dari banyak allah, seperti Allahku lain dengan Allahmu. Maksudnya adalah kedekatan hubungan pribadi yang dinikmatinya dengan satu Allah yang dikenal dalam Kristus Yesus Tuhan

21 Philippians 2:1 sangat sulit ditefsirkan. Kita akan membahas gambaran ini secara detil saat sampai keayat exposisi kita, tapi disini cukup dikatakan bahwa Paulus bersukacita dalam pelayanannya di Filipi walau harganya mahal.

22 Hawthorne, Philippians, 16-17.

23 Lihat Richard N. Longenecker, “Acts,” in The Expositor’s Bible Commentary, ed. Frank E. Gaebelein, vol. 9 (Grand Rapids: Zondervan, 1981), 293; SBK 2:696-98.

24 Lihat BAGD, s.v. dehvsi”.

25 Cf. TDNT, 9: 369-70.

26 Lihat Gordon D. Fee, Philippians, NICNT, ed. Gordon D. Fee (Grand Rapids: Eerdmans, 1995), 84-85.

27 Hawthorne, Philippians, 21.

28 P. T. O’Brien, Philippians, NIGTC, ed. I. Howard Marshall and W. Ward Gasque (Grand Rapids: Eerdmans, 1991), 64.

29 O’Brien, Philippians, 65.

30 Fee, Philippians, 89; O’Brien, Philippians, 66-67.

31 Ralph P. Martin, Philippians, NCB, ed. Matthew Black (Grand Rapids: Eerdmans, 1976), 67.

32 So Martin, Philippians, 68.

33 Ethelbert Stauffer, TDNT, 1:50-51.

34 “Eschatology” is a fancy word which generally refers to the study of doctrines and ideas related to the end-times.

35 Stauffer, TDNT, 1:51.

36 Dia menggunakan bentuk verbal hanya pada satu kesempatan (2 Cor 1:13).

37 Cf. O’Brien, Philippians, 77.

38 Cf. O’Brien, Philippians, 76-77.

39 Lihat BAGD, s. v. diafevrw 2.

40 Hawthorne, Philippians, 28.

41 Friedrich B�chsel, TDNT, 2:397-98.

42 Lihat Fee, Philippians, 103-04.

Filipi-1

Februari 24, 2009 pukul 3:21 pm | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar

Pelajaran 2:
Salam (1:1-2)

I. Pendahuluan

Dalam suratnya kepada jemaat Filipi Paulus memperkenalkan dirinya dan Timotius sebagai “hamba-hamba Kristus Yesus.” Hal itu merupakan sebutan yang sangat tepat, tapi dalam pelajaran ini kita akan melihat bahwa itu bukan salah satu cara Paulus menunjukan dirinya dalam salam pembuka. Kita juga akan melihat kenapa dia memasukan Timotius dan dirinya sebagai “hamba-hambar Kristus Yesus” yang bukan karakteristiknya. Lebih jauh, sebagian besar orang melewati salam dalam surat-surat PB tapi kami berharap setelah melewati pelajaran ini kita bisa melihat betapa integralnya hubungan salam dengan isi keseluruhan surat; salam memperkenalkan tema yang akan dikembangkan kemudian dan yang kemudian akan kita renungkan. Akhirnya, tidak ada kata cukup dalam mengomentari semua hal, tapi kami berharap bahwa apa yang dikatakan akan menolong anda mengerti surat Filipi ini dan hidup sesuai dengan kebenaran yang anda temukan.

II. Filipi 1:1-2

1 Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken. 2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.

III. Garis Besar: Salam Pembuka
(1:1-2)

A. Pengirim (1:1a)
B. Penerima (1:1b)
C. Salam (1:2)

IV. Salam Pembuka
(1:1-2)

    A. Pengirim (1:1a)

Walaupun dalam teks disebutkan baik Paulus dan Timotius sebagai pengirim surat ini ke Filipi, penulisnya diragukan menunjuk secara spesifik kepada Paulus.10 Paulus dilahirkan di Tarsus di Cicilia dalam suatu keluarga yang menjaga sebagian besar kepercayaan Yahudi dan cara hidupnya walaup dalam lingkungan yang nonYahudi. Maka dari itu Paulus benar-benar Yahudi dan seorang “warga kota yang tidak penting” seperti yang dikatakannya dalam (Kis 21:39), memiliki kewarganegaraan Roma (Kis 22:25). Walau dia meninggalkan Tarsus ke Yerusalem dimana dia dibawa, dia mungkin tetap menjaga hubungan dengan Tarsus dan merupakan hal umum bagi cara dan praktek orang non Yahudi dikota itu (cf. Kis 9:30). Di Yerusalem dia menerima pendidikan formalnya tentang Yahudi dibawa guru yang terkenal bernama Gamaliel (Kis 22:3) yang merupakan cucu seorang bernama Hillel. Hillel merupakan orang penting dimana dia mengembangkan banyak aturan dalam pembacaan dan aplikasi kitab Yahudi. Yesus menunjuk salah satu aturan dan interpretasi dalam kothbah dibukit saat Dia berkata, “kamu telah mendengar bahwa dikatakan ….”

Dalam banyak peristiwa kita bisa melihat aturan ini dan variasinya dalam tulisan Paulus. Ini membuat kita berpikir. Saya ingat saat saya di college sekitar awal 1980’s. Itu merupakan suatu penahanan diri yang terus menerus, seperti bunyi air menetes kebesi, sehingga seorang mengeluhkan pelajaran mereka. Saya ingat keluhan mereka: “kenapa saya harus mempelajari itu….saya tidak penah akan menggunakannya” Tapi saat Tuhan memanggil kita untuk tugas tertentu seperti belajar di Universitas,dia memanggil kita untuk semua yang berhubungan dengan itu—kecuali sesuatu yang jelas tidak bermoral atau sebaliknya. Saat Tuhan memanggil Paulus menjadi pembicara utama untuk orang Kristen yang non Yahudi, latar belakangnya dan hubungannya dengan kota nonYahudi (Tarsus) juga pelatihan Yahudinya semuanya berperan. Dia pasti mengerti pemikiran non Yahudi dan memiliki bantuan, dalam mempertahankan dan mengkonfirmasi injil, menggunakan keahlian interpretasi yang dimilikinya selama pelatihannya—saat dia bukan seorang Kristen. Tuhan tidak membuang apapun. Dia mengunakan semuanya untuk tujuanNya. Ingat bahwa Tuhan menunjuk Paulus sebagai alatNya memperlihatkan setidaknya Dia secara unik mengkhususkan Paulus untuk peran kerasulan bagi Yahudi dan non Yahudi. Bagi mereka yang anda rasa dibutuhkan, untuk alasan apapun, melakukan hal yang kelihatannya tidak bernilai, ingatlah bahwa Tuhan akan menggunakan itu semua bagi kemuliaanNya.

Singkatnya, Paulus dibentuk dalam situasi yang keYahudian dan dilatih oleh sekte Farisi yang keras (Kis 22:3). Saat kita sampai kepasal 3 kita akan belajar lebih banyak tentang warisan Yahudi, komitmen kepada tradisi tertentu, dan kegigihan bagi Tuhan. Saat dia dipenjara di Rome sekitar 60-62 AD dan menulis surat bagi jemaat Filipi umurnya sekitar 60 tahun—dan tetap terus gigih!!!

Paulus juga menyebut Timotius dalam surat ini. Timotius telah melayani bersama Paulus di Makedonia dan menolong mendirikan gereja disana dan juga di Akaia (cf. Kis 16:3; 17:15; 18:5; 20:4). Timotius bersama Paulus melalui hubungannya yang berbatu-batu dengan jemaat Korintus dan dalam pikiran Paulus merupakan perwakilan yang baik untuk cara hidup dan pengajaran kemudian. Selama masa sulit, Paulus mengirim dia untuk melayani bersama jemaat Korintus, mengatakan bahwa dia adalah anak yang dikasihinya (1 Cor 4:17). Tentu, dia bersama dengan Paulus saat pelayanan di Korintus (cf. 2 Cor 1:19) dan juga saat melayani di Filipi (Fil 2:22). Sangat jarang dalam hidup ini seseorang bisa menemukan teman baik dan bisa dipercaya, tapi Paulus menemukan itu dalam diri Timotius. Dalam menjaga hubungan dengan Timotius dan tentu dalam keseluruhan surat Filipi, kita harus mengangkat kepala kita dan melihat sekeliling yang bersama kita dalam pelayanan. Janganlah kita membenci dan memandang hina pelayanan mereka. Kita harus saling menanggung beban (cf. Gal 6:2). Saya pernah mendengar cerita seorang anak muda bekerja dengan pria tua dalam pelayanan. Orang muda ini, yang sekarang sudah cukup tua, berkomentar bahwa satu-satunya waktu dimana pria tua itu bicara padanya adalah ketika dia membuat kesalahan—saat itu, dan hanya saat itu, pria tua itu bicara, dan hanya mengkritik! Itu merupakan hal yang memalukan dan tidak perlu (itu juga tidak mengatakan bahwa orang muda itu tidak belajar apapun atau bertumbuh dalam Kristus selama periode itu). Kita harus ingat bahwa Paulus merupakan seorang yang ambisius dan berfokus pada tujuan, sementara Timotius terlihat lebih waspada dan pemalu (cf. 2 Tim 1:7).11 Kenyataan bahwa Paulus menyuruh Timotius memimpin Efesus, suatu pusat penjangkauan dan misi non yahudi, menunjukan bahwa Paulus tidak mengalahkan muridnya, tapi mengembangkannya (1 Tim 1:3). Surat kepada Timotius membuktikan hal ini! Timotius “ditangkap” untuk pelayanan karena dia kelihatannya memiliki kasih yang tidak egois bagi orang Filipi seperti Paulus (cf. Fil 1:7-8 with 2:20-21). Lebih ditangkap dari diajarkan! Jadi saat kita bekerja bersama yang lain dalam pelayanan, marilah kita memberikan waktu untuk memikirkan bagaimana kita bisa menolong mereka dalam perjalanan mereka dengan Kristus. Jika kita melakukan itu, kita memiliki tingkat erosi kepemimpinan yang lebih rendah. Kita juga mengalami lebih banyak sukacita dan kesehatian yang dikatakan dalam surat Filipi (cf. Fil 2:2).

Paulus menunjuk pada dirinya dan Timotius sebagai pelayan (douloi) Kristus Yesus. Walau dia menyebut dirinya “pelayan” dalam pendahuluan 2 surat lainnya, seperti dalam Romans 1:1 dan Titus 1:1 (walau dalam surat dia menyebut dirinya “pelayan Tuhan”), tapi umumnya dia menunjuk dirinya sebagai seorang “rasul”. Ini ditunjukan dalam 1 Cor 1:1; 2 Cor 1:1; Gal 1:1; Eph 1:1; Col 1:1; 1 Tim 1:1; 2 Tim 1:1. Kita juga mengetahui bahwa bahkan dalam Rom 1:1 dan Titus 1:1, dimana dia menyebut dirinya seorang “pelayan” atau “budak” dia tidak menyebut dirinya seorang rasul dalam pendahuluannya.12 Pemikiran seorang”pelayan” lebih luas dari “rasul” bahwa semua rasul merupakan pelayan Kristus, tapi tidak semua pelayan Kristus adalah rasul (setidaknya dalam arti teknis “rasul”; cf. 1 Cor 9:1-2; lihat juga 2 Tim 2:24). Pengamatan yang lebih penting, adalah kata “pelayan” berkonotasi kerendahan hati, sedangkan kata “rasul” berkonotasi otoritas dan”hak untuk berbicara dan bertindak” bagi orang lain. Dalam kasus Pauluu, sering menyatakan otoritasnya berasal dari Kristus dan haknya untuk berbicara serta bertindak sebagai seorang yang diperintahkan Tuhan. Hal yang menakjubkan dalam konteks ini, adalah perbedaannya dengan peristiwa yang lain, Paulus, memasukan teman sepelayanannya, seperti Timotius, dengan sebutan ”pelayan” Jawaban untuk hal ini kenapa tergantung dari kata “pelayan”. Hal itu ditemukan dalam konsep PL “pelayan Tuhan” atau dalam pemikiran Greco-Roman tentang “pelayan” atau “budak” ?

Kata “pelayan” (doulos) dalam PL Yunani13 sering bicara tentang “pelayang” Yahwe dalam pengertian seorang yang ditunjuk oleh Yahwe untuk tugas khusus: (1) Musa dikatakan sebagai pelayan Tuhan (Num 12:7; Joshua 14:7); (2) Yosua (24:29; Hak 2:8); (3) Abraham (Maz 104:42); (4) Daud (Ps 88:3) dan (5) semua nabi disebut pelayan Yahwe (Jer 25:4; Ezek 38:17). Maka dari itu ada kesan kata “pelayan”, menunjuk pada Musa dan para nabi, seorang yang bicara atas nama Tuhan, dengan otoritas. Ada juga, rasa hormat dan otoritas berkaitan dengan kata “pelayan Tuhan” Ini mungkin yang dimaksud Paulus dalam Fil 1:1, tapi sepertinya bukan itu. Walau ada pergumulan dalam gereja (2:3-4; 4:2), gereja secara keseluruhan kelihatannya menerima Paulus dan rekannya, jadi hal “otoritas dari Tuhan” atau keistimewaan sebagai “pelayan Tuhan” kelihatan tidak pada tempatnya. Juga, jika ini permasalahannya, kita berharap Paulus menunjuk dirinya sebagai “rasul” dan memisahkan dirinya dengan Timotius dalam Pendahuluannya.

Ada konteks lain bagi kata itu dari PL Yunani. Yaitu budaya dimana Paulus tinggal. Kata “pelayan” (doulos) dalam konteks Greco-Roman menunjuk pada kelompok orang yang ada dibawah dalam tingkatan social. Mereka menjadi budak, sebagai contoh, melalui perang, utang, atau hanya karena dilahirkan dari ibunya yang seorang budak. Dalam setiap kasus ada pemasok budak yang menyalurkan mereka dan menjualnya sebagai barang. Budak tidak memiliki hak, keistimewaan, atau kebebasan dalam lingkungan social diluat keluarga mereka, walaupun sebagian dari mereka, termasuk dokter dan akuntan, lebih terdidik dari pemilik mereka. Dengan pemikiran latar belakang ini, Paulus menggunakan kata ini dalam Fil 1:1 bisa menunjukan bahwa dia dan Timotius adalah pelayan Kristus Yesus dalam pengertian bahwa baik dia dan Timotius dimiliki oleh Kristus dan diikat untuk melakukan kehendakNya—hanya kehendakNya saja. Itu bisa menjelaskan tentang kepemilikan Kristus dan pelayanan mereka. Berbicara tentang keselamatan seorang Kristen, Paulus mengatakan hal yang serupa dalam 1 Korintus 6:19, 20:

19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? 20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Kita mulanya bertanya kenapa Paulus memasukan Timotius dan dirinya sebagai “pelayan Kristus Yesus” Hal itu terlihat sekarang. Kata “pelayan” tidak hanya ditemukan dalam latar belakan Yahudi mengenai otoritas seseorang dan kedudukannya yang khusus dalam tugas yang diberikan Tuhan, tapi dalam pengertian Greco-Roman sebagai pelayanan yang rendah hati. Hal yang kedua lebih dekat dengan tema rendah hati dalam surat ini (cf. 2:1-11). Paulus memasukan Timotius bersama dengan dirinya dalam pendahuluan, adalah untuk menyediakan teladan bagi orang Filipi tentang kerendahan hati Kristen yang benar, walaupun dia seorang rasul yang besar dan memiliki otoritas langsung dari Tuhan, tapi dia terutama adalah seorang pelayan Kristus Yesus, seperti orang Kristen yang lain termasuk Timotius (Fil 4:9). Mereka bekerja saling membantu bagi jemaat Filipi dan Paulus menghargai hubungannya dengan Timotius sebagai kesetaraan dibawah Tuhan.14 Sebagian besar pastor dan pemimpin Kristen cenderung membangun kerajaan mereka sendiri bisa mengambil pelajaran dari Paulus dan Timotius disini. Juga kita semua. Seseorang pernah berkata, “kita hanya orang-orang yang berlari berkeliling mencoba memuliakan seseorang!” Kita bisa melakukan lebih baik untuk menyeimbangkan kegiatan kita dengan pemikiran itu.

Pelayanan Paulus pada Tuhan dinyatakan dalam menolong yang lain mengenal Kristus dan bertumbuh dalam iman. Khususnya dalam kitab Filipi pelayanannya termasuk berdoa bagi gereja (1:3-11), menyediakan teladan bagi mereka (1:20-21; 3:1-21; 4:9), mengajar mereka, menyediakan orang untuk menolong dan mengajar mereka (2:19-30), dll. Paulus juga menyediakan teladan yang baik bagi kita sekarang tentang pelatihan dan penghiburan bagi orang yang baru percaya.

    B. Penerima (1:1b)

Setelah memperkenalkan baik dirinya dan Timotius sebagai pelayan Kristus Yesus, Paulus sekarang berbicara pada penerima surat. Surat ini tidak hanya ditujukan pada beberapa orang pintar dalam gereja, tapi kepada semua orang kudus (hagiois) di Filipi15 dan Paulus dengan sengaja memasukan mereka para pemimpin gereja , yaitu penilik (episkopois) dan pendeta (diakonois).

Sebutan orang Kristen di Filipi sebagai orang kudus tidak menunjuk pada cara hidup mereka saja (walaupun perilaku sering ditunjukan dengan kata itu), tapi lebih kepada kepastian keselamatan yang mereka dapat dalam Kristus Yesus (cf. Rom 8:30). Mereka orang kudus dalam pengertian berada dalam Kristus Yesus.

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pembukaan ini adalah saat Paulus menunjuk gereja, dia menunjuk keseluruhannya, tidak hanya beberapa atau kebanyakan, tapi semua. Karena focus pasa semua orang percaya jarang ada dalam pendahuluan Paulus (cf. satu-satunya yang sama hanya dalam Rom 1:7), tapi itu muncul dalam Filipi 1:1 dan dalam keseluruhan surat, hal ini mungkin penting dan perlu dipelajari sebentar. Mari kita lihat beberapa bagian yang membahas “semua” dalam Filipi:

1:4 Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.

1:7 Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil.

1:8 Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian.

1:25 Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman,

2:17 Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian.

2:26 Karena ia sangat rindu kepada kamu sekalian dan susah juga hatinya, sebab kamu mendengar bahwa ia sakit.

4:21 Sampaikanlah salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam Kristus Yesus. Salam kepadamu dari saudara-saudara, yang bersama-sama dengan aku.

Paulus meneguhkan kalau dia berdoa untuk mereka semua dan mereka semua berbagi dalam injil. Dia melihat hidupnya dan pelayanannya diarahkan kepada mereka semua dan perkembangan iman mereka, Dia ersukacita dengan mereka semua, bahkan dengan yang menyebabkan perselisihan. Maka dari itu sekarang kita bisa melihat bahwa dimasukannya perkataan “mereka semua” dalam pembukaan sangat penting dan mencerminkan usaha Paulus untuk menyatukan gereja didalam Kristus dan ikatan bersama dalam Dia. Dia sangat memperhatikan masalah kesatuan ini sampai dia membukan surat ini dengan mengantisipasi hal itu. Sekilas melihat tema ini untuk masuk kedalam surat bukan suatu hal yang tidak lazim bagi Paulus (e.g., 1 Cor 1:6-9 dengan pasal 12-14; Col 1:3-14 dan sisa surat selanjutnya).

Paulus juga menunjuk pada pemimpin dalam gereja sebagai penilik (episkopois) dan pekerja gereja (diakonois). Hal ini memerlukan penjelasan walau sangat sulit memastikan arti dan makna aslinya. Pada dasarnya kata plural dari penilik menunjuka pada kelompok orang yang diberikan tanggung jawab untuk menjaga orang lain, mungkin seperti kata Gordon Fee, melalui “administration, keramahan, dan perhatian.”16 Dalam hal ini membawa fungsi dasar yang sama seperti digunakan dalam Kis 20:28 dimana Paulus menasihati tua-tua Efesus untuk memelihara jemaat dimana Tuhan menjadikan mereka episkopoi. Orang dalam posisi ini (mungkin jabatan resmi dalam gereja Filipi) diharapkan menjaga gaya hidup yang digariskan dalam 1 Timothy 3:1-7 and Titus 1:5-9. Ini termasuk kemampuan mengajar dan menyangkal pengajaran yang sesat. Sebaliknya, kata plural dari deacons menunjuk pada kelompok pemimpin lain dalam gereja Filipi (1 Tim 3:8-13). Fungsi spesifiknya sangat sulit untuk dikatakan dengan jelas karena kata itu umumnya menunjuk pada tugas pembantu untuk orang lain (cf. Mark 10:43-45; Kis 6:2).17

Tapi hal itu cukup jelas untuk mengatakan bahwa ada kepemimpinan yang sudah terbentuk dan terlihat dalam gereja Filipi dan menurut surat pastoral lain (1 Tim 3:1-13; Tit 1:5-9), hal itu juga menjadi masalah dalam gereja yang berkaitan dengan Paulus (cf. Kis 14:23). Pertanyaan yang muncul kemudian, karena kepemimpinan sudah terbentuk dalam gereja Paulus yang lain, kenapa hanya kali ini Paulus secara eksplisit menyebutkan mereka dalam suatu surat pada suatu gereja ? Sebagian penafsir menyatakan bahwa pemimpin ini bertanggung jawab untuk mengatur pemberian yang dikirim kepada Paulus dan dia ingin memberikan perhatian akan pekerjaan mereka yang baik dalam Tuhan (cf. 4:14-18). Tapi mereka tidak disebut dalam 4:10-20, walau jemaat mungkin mengerti kalau tanggung jawab utama mereka adalah untuk mengirimkan bantuan kepada Paulus. Sarjana yang lain, kemungkinan ada perpecahan dalam gereja, dengan menunjukan bahwa Paulus menyebut pemimpin ini untuk mengingatkan mereka akan tugas yang harus dilaksanakan untuk menyatakan kesatuan dan kedamaian. Tentu saja hal ini merupakan tanggung jawab mereka, tapi Paulus memberikan perintah secara langsung pada gereja (e.g., 3:1ff). Sebagian lain menyatakan bahwa alasan Paulus menyebutkan para pemimpin ini untuk mendorong otoritas mereka dalam menghadapi mereka yang disebut Paulus “anjing-anjing”, “pekerja-pekerja yang jahat” dan “penyunat-penyunat yang palsu” (3:2-3, 18). Hal ini juga kekurangan bukti karena peringatan ini diberikan pada anggota secara keseluruhan (3:1). Akhirnya, beberapa menyatakan bahwa ada perselisihan diantara para pemimpin sendiri, dimana Euodia dan Syntyche tidak sehati dan sepikir (4:2-3), dan penyebutan para pemimpin dalam salam yang berfokus pada pelayan dan kerendahan hati (lihat komentar diatas) menunjukan bahwa Paulus ingin mengingatkan mereka akan kebutuhan kesatuan. Semua pernyataan ini setidaknya ada kesesuaian dengan tulisan rasul, tapi yang terakhir lebih dengan keseluruhan fakus surat tentang kerendahan hati dan kesehatian diantara orang Kristen di Filipi.

    C. Salam (1:2)

Salam itu sendiri mirip dengan yang ada dalam 1 dan 2 Korintus, Romans, Ephesians and Filemon sehinggan menjadi standar bagi Paulus. Hal yang menarik dari salam adalah untuk melihat bagaimana Paulus telah mentransformasi tradisi Yunani dan Ibrani sesuai dengan karya Kristus dan perilaku Tuhan terhadap gerejaNya. Paulus selalu menyatakan perilaku dan cara pandang hidup yang berpusat pada Kristus.

    • Kasih Karunia

Salam yang umum dalam surat Yunani adalah “Salam” tapi mereka cenderung menggunakan kata kerja Yunani chairein bukan kata benda kasih karunia (charis) seperti yang Paulus gunakan. Sebuah contoh penggunaan Yunani bisa ditemukan dalam PB di Kis 15:23 dan James 1:1. Di kedua hal ini penulis menggunakan chairein. Tapi Paulus menggunakan kata benda charis.

Ini merupakan kata favorit Paulus yang digunakan sekitar 100 kali yang menyatakan pemberian Tuhan kepada orang berdosa yang tidak layak seperti orang Filipi, dan juga anda serta saya sebagai orang Kristen. Inilah kata yang dia gunakan dalam Ephesians 2:8-9 untuk menunjukan bahwa keselamatan seluruhnya karya Tuhan untuk orang percaya dan tidak dari usaha manusia (i.e., “tidak karena usaha”). Anugrah merupakan inti pemberitaan Paulus. Bagi Paulus anugrah Tuhan merupakan pendorong utama kearah kekudusan hidup, karena pemberian Tuhan bagi yang tidak layaklah yang mengajat orang percaya untuk mengatakan “tidak terhadap ketidakkudusan dan untuk hidup teratur, benar dan kudus dalam masa ini” (Titus 2:11-12). Anugrah Tuhanlah yang mengubah Paulus—legalist terbesar saat itu—menjadi alat kasih dan belas kasih Tuhan yang terbesar (cf. 1 Cor 15:10). Paulus yakin bahwa semua orang Filipi berbagi dalam anugrah keselamatan Tuhan (1:7) dan sebagai hasilnya dia berdoa dalam 4:23 bahwa anugrah Tuhan ada dalam mereka.

    • Damai sejahtera

Walaupun sebagian besar terjemahan menulis ayat ini “kasih karunia dan damai sejahtera bagi kamu….” Dalam semua salam Paulus keculai 1 Timothy-Titus, tulisan Yunani selalu dibaca “ksih karunia bagi kamu, dan damai sejahtera…” yang menunjukan bahwa damai sejahtera yang menyusul sebagai hasil dari kasih karunia yang disebutkan. Hal ini bagi Paulus tidak ada damai sejahtera dalam hati, tidak ada rasa kesejahteraan dan kepenuhan, ketentraman dihadapan Tuhan dan dalam badai hidup, sampai seseorang masuk kedalam kasih karunia Tuhan melalui iman. Kemudian, dan hanya setelah itu, dia bisa memiliki damai sejahtera Tuhan dalam hatinya. Seorang masuk dalam damai sejahtera itu dengan secara pribadi percaya Kristus sebagai juruselamat (Rom 3:21-31).

    • Allah Bapa Kita dan Tuhan Yesus Kristus

Paulus menulis bahwa kasih karunia dan damai sejahtera tidak dari dia tapi dari Allah Bapa Kita dan Tuhan Yesus Kristus. Hal itu akan sangat mengejutkan bagi pembaca Paulus menerima salam dari Tuhan. Lebih lagi bagi kita sekarang ini, yang mengetahui tentang warisan Yahudi Paulus, untuk melihat Yesus berfungsi dalam kapasitas yang sama dengan Bapa. Keduanya, menurut Paulus disini, pencipta kasih karunia dan damai sejahtera bagi orang Kristen. Maka dari itu setidaknya ada dampak, dari tulisan Paulus—tidak menghalangi—bahwa dia menganggap Kristus juga adalah Tuhan. Dalam interpretasi ini kata kita tidak bisa lain daripada Bapa (cf. Matt 6:9) dan Kristus dilihat sebagai agen lain yang memberikan kasih karunia dan damai sejahtera.18 Maka dari itu Paulus tidak mengatakan, seperti yang sering dilakukannya dalam peristiwa lain: “Tuhan dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus” (Rom 15:6; 2 Cor 1:3; 11:31 Eph 1:3; Col 1:3), tapi menunjukan Kristus sejajar dengan Bapa dalam menyediakan keselamatan. Lebih jauh masalah keilahian (dan kemanusiaan) Kristus akan muncul kembali dalam surat ini di 2:6ff. Maka dari itu Paulus sekali lagi mengantisipasi tema penting lain dalam pembukaan suratnya.

V. Aplikasi

    1. Akui dan hargai bahwa dalam gereja kita semua pelayan tidak penting berapa “tinggi” atau “rendah” profil kita dalam tubuh Kristus.

    2. Belajar menghargai orang Kristen yang lain dengan bersyukur pada Tuhan akan pelayanan dan sumbangan mereka bagi tubuh.

    3. Terima kasih karunia Tuhan dan nikmati damai sejahtera yang Dia sediakan bagi anda.

    4. Renungkan (melihat bagian Alkitab lain) pribadi Allah Bapa dalam hubungannya dengan anda dan pribadi Kristus sebagai Tuhan (cf. John 14:23). Ingat kita memiliki satu Tuhan yang telah menyatakan diriNya dalam 3 pribadi. Ada 3 pribadi yang berbeda, tapi setara.


10 Surat ini menggambarkan pemenjaraan Paulus (1:12-26), keberadaannya bersama dengan orang Filipi (2:12), rencananya bagi Timotius dan Epafroditus (2:19-30) dan nilai serta tujuan hidupnya (3:1-21). Dia juga menggunakan orang pertama dalam beberapa peristiwa untuk menunjukan dirinya. Ini menunjukan bahwa Timotius tidak terlibat dalam penulisan sebenarnya dari karya ini.

11 Kelihatannya Timotius menghindari konflik dalam jemaat Filipi karena hanya Paulus dan Silas yang disebutkan dibuang kepenjara (Kis 16:19, 25, 29). Ini mungkin berhubungan dengan sikap tidak mau menonjolkan dirinya. Kenyataan bahwa Paulus harus menegaskan kualifikasinya dalam Fil 2:19-22 juga menunjukan bahwa dia tidak dilihat hebat. Juga Gerald P. Hawthorne, Filipi, Word Biblical Commentary, vol. 43, ed. Ralph P. Martin (Waco, TX: Word Books, 1983), 4.

12 Kenyataan bahwa dia sering menunjuk dirinya sebagai rasul saat otoritasnya sedang dipertanyakan, dan kenyataan bahwa dia tidak menunjukan dirinya seperti itu dalam 1 dan 2 Thessalonians, serta Filemon, mungkin disebabkan oleh ikatan persahabatan yang kuat dengan yang sebelumnya (lihat 1 Thess 2:7-8, 17-20; 3:1-10) dan situasi kemudian. Lihat Moiss Silva, Filipi, Baker Exegetical Commentary, ed. Moiss Silva (Grand Rapids: Baker, 1992), 39-40.

13 Anda mungkin ingat kalau sebagian besar orang Yahudi tinggal diluar Palestina karen deportasi oleh Assyria dan Babylon sekitar abad 8th dan 6th sebelum Kristus. Sebagian besar dari mereka tetap disana beberapa abad kemudian. Dalam abad keempat orang Yunani dipimpin Aleksander Agung, menaklukan sebagian besar daerah itu dimana orang Yahudi kemudian diharuskan belajar bahasa Yunani. Dari sana muncul kebutuhan untuk menterjemahkan kitab bahasa Ibrani kedalam Yunani. Ini dimulai sekitar abad ketiga BCE dan selesai sekitar akhir abad kedua BCE. Untuk alasan tertentu (tidak pasti) itu dikenal dengan Septuagint (LXX). Itu memiliki dampak yang mendasar bagi penulisan PB—termasuk Paulus; mereka menganggap itu memiliki otoritas, dan banyak mengutipnya.

14 Walaupun istilah menunjukan pelayanan Paulus yang rendah hati (dan Timotius) tidak dalam pengertian mencemarkan nama seperti yang sering ditemukan dalam budaya Greco-Roman. Hal ini ada sejak, orang diluar Kristen menemukan konsep “perbudakan” cukup menjijikan, Paulus jelas mengangap hal itu sebagai keistimewaan menjadi budak Kristus Yesus.

15 Untuk mendiskusikan kota dan latar belakangnya lihat pendahulua pelajaran ini.

16 Gordon D. Fee, Filipi, NICNT, ed. Gordon D. Fee (Grand Rapids: Eerdmans, 1995), 68-69.

17 Hawthorne, Filipi, 9.

18 Cf. Hawthorne, Filipi, 11-12; Fee, Filipi, 70-71; Peter T. O’Brien, Filipi, NIGTC (Grand Rapids: Eerdmans, 1991), 50-52.

Filipi

Februari 24, 2009 pukul 3:16 pm | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar

Pelajaran 1: Pendahuluan, Latar belakang, dan Garis besar Peta Filipi dan Daerah Sekitarnya Kota Filipi dan Awal Gereja disana Kota Filipi, seperti yang terlihat dipeta terletak disebelah utara Yunani timur (Makedonia). Kota itu sudah lama berdiri saat Paulus pertama kali datang sekitar 49 CE (Acts 16:11-40). Sebenarnya, berdirinya kita itu sekitar 4 abad lalu saat diperintah oleh Thracians. Tahun 356 BCE, Philip II dari Makedonia, ayah Aleksander Agung, mengambil alih kota itu dan menamakannya sesuai dengan namanya. Dia kemudian mendirikan kota ini sebagai basis militer untuk melindungi daerah yang sudah ditaklukannya dan dekat tambang emas yang menghasilkan 1.000 talenta emas setiap tahun baginya. Kota itu juga penting untuk rute melewati asia.1 Tahun 168 BC Filipi menjadi bagian dari kerajaan Romawi yang waktu itu mengalahkan Persia dalam perang Pydna dan Makedonia dibagi menjadi 4 daerah kekuasaan, Filipi menjadi bagian yang pertama. Filipi terkenal karena satu peristiwa. Tahun 42 BCE Mark Antony dan Octavian mengalahkan Brutus dan Cassius, pembunuh Julius Caesar, dalam peperangan di Filipi. Setelah itu pada tahun 31 BCE ketika Octavian mengalahkan Antony dan Cleopatra di Actium, dia mengambil nama Augustus dan membangun kembali kota Philippi. Dia menggantikan prajurit yang sudah pension untuk menguatkan loyalitas kepada Roma dan membangunnya sebagai basis militer terluar. Dia juga memberikan koloni baru itu keistimewaan tertinggi yang bisa didapat pemerintahan kota provinsi Roma -— ius italicum. Koloni bisa membeli, memiliki, atau mentransfer propertynya dan mendapat hak mengajukan tuntutan hukum. Mereka juga dibebaskan dari pemungutan suara dan pajak tanah.2 Saat Paulus datang dikota itu sekitar 49 CE, Filipi merupakan pusat kota diujung timur daerah itu, beberapa mil dari Neapolis. Orang disana terdiri dari Roma dan Yunani dan sebagian besar berbahasa Yunani walaupun latin merupakan bahasa resmi.3 Gereja di Filipi ditemukan oleh Rasul Paulus saat perjalanan misinya yang kedua, ditulis dalam Acts 16:1-40. Paulus mulanya datang ke Makedonia karena penglihatan dimalam hari yang digambarkan bagi kita dalam Acts 16:9. Penglihatan itu menunjukan kepada Paulus seorang penduduk Makedonia berdiri dan memintanya menolong mereka. Paulus menyetujuinya dan demikianlah injil dimenangkan kebarat dimulai dari Filipi sebagai kota pertama diinjili di Eropa. Saat Paulus sampai di kota Filipi dia tinggal beberapa hari disana (Acts 16:12). Kehidupan rohani orang Filipi ditandai oleh sinkritisme termasuk pemujaan kaisar (Julius, Augustus, dan Claudius), ilah Mesir, Isis dan serapis, juga banyak ilah lainnya. Saat hari sabat datang Paulus datang keluar kota kesungai untuk mencari tempat berdoa. Tulisan Yunani Acts 16:13 tidak terlalu jelas, tapi kelihatannya tidak banyak orang Yahudi untuk sampai memiliki Sinagoge (i.e., 10). Dengan alasan inilah, Paulus mungkin pergi keSungai Gangites (atau sungai Crenides), kira-kira1.5 miles jauhnya, dengan harapan menemukan “tempat pertemuan” orang yahudi. Mungkin itu ada didekat sungai agar airnya bisa dipakai untuk ritual pembersihan orang Yahudi,4 tapi hal ini masih belum pasti. Paulus berbicara pada wanita yang berkumpul disana, termasuk seorang wanita yang bernama Lydia (atau, mungkin wanita Lydian) seorang pemasok kain ungu dang seorang yang pindah keagama Yahudi (Acts 16:14). Dia mungkin masuk Yahudi (karena namanya nonYahudi) saat di Thyatira dan diteruskan saat di Filipi. Saat dia mendengar Paulus bicara, Tuhan membuka hatinya untuk bertobat. Pada akhirnya semua keluarganya bertobat juga, karena semuanya dibaptis bersama (Acts 16:14-15). Baik referensi di Acts 16:15 “anggota keluarganya” dan kenyataan bahwa Paulus dan temanya tinggal dirumahnya, keduanya menunjukan bahwa Lydia itu seorang wanita yang baik. Hal ini kemudian menjadi harapan pertama gereja Filipi. Kita juga harus memperhatikan panjangnya bagian dalam Lukas dimana Paulus menghadapi budak wanita diFilipi dan peristiwa lain yang terjadi kemudian. Dalam Acts 16:16-18 Paulus menghadapi budak wanita dirasuki iblis yang bisa meramal masa depan sehingga mendatangkan untung bagi pemiliknya. Hasilnya dia kehilangan kemampuan meramal masa depan sehingga membuat pemiliknya marah besar. Jadi mereka membawa Paulus dan Silas kehadapan pejabat pengadilan rendah (Filipi seperti Roma “kecil”), menuntut para misionaris karena mereka memaksakan kebiasaan yang tidak berdasar hukum. Hasilnya Paulus dan Silas dibuang kepenjara setelah dilucuti, dipukul, dan dicambuk dengan kejam (Acts 16:20-24). Sekitar tengah malam terjadi gempa bumi dan semua pintu penjara terbuka. Paulus dan Silas tidak kabur, tapi tetap tinggal dan membagikan injil kepada kepala penjara sehingga – dia dan keluarganya – datang pada Tuhan (Acts 16:25-34). Setelah Paulus menunjukan kewaganegaraan Romawinya5 kepada pejabat pengadilan rendah yang kemudian membebaskan mereka, mereka kembali kerumah Lydia (Acts 16:35-40) dan kemudian pergi ke Apollonia dan Thessalonica (Acts 17:1). Kita tidak memiliki kepastian jumlah waktu Paulus tinggal dan melayani di Filipi saat kunjunga pertama, tapi jelas bahwa dia mengembangkan kasih yang dalam pada mereka (cf, Phil 1:7). Maka dari itu kita memiliki gambaran Lukas tentang peristiwa misi di Filipi – penaklukan strategis bagi Injil didataran Eropa. Pengarang Terdapat banyak keraguan tentang pengarang/penulis surat pada jemaat Filipi. Paulus mengklaim dia yang menulisnya (1:1; hubungan Timotius dengan penulisan surat lihat, “Pelajaran 2: Salam”) dan ketika dibandingkan dengan yang dikatakan di Romans, 1 dan 2 Corinthians, dan Galatians, semua karakteristik internal bahasa, gaya tulisan, dan fakta sejarah, meneguhkan semua itu. Gereja mula-mula juga secara konsisten mengatakan otoritas dan penulisan Paulus.. Hawthorne berkomentar: Gema Filipi bisa terdengar dalam tulisan Clement (ca. AD 95), Ignatius (ca. AD 107), Hermas (ca. AD 140), Justin Martyr (d. ca. AD 165), Melito of Sardis (d. ca. AD 190) dan Theophilus of Antioch (abad 2 kemudian). Polycarp of Smyrna (d. ca. AD 155) memperhatikan Filipi dan langsung menyebut Paulus yang menulisnya (3.2). Irenaeus (d. ca. AD 200). Clement of Alexandria (d. ca. AD 215), Tertullian (d. ca. Ad 225) dan bapa yang kemudian tidak hanya mengutip dari Filipi, tapi menujuk Paulus sebagai penulisnya. Orang Filipi ditemukan dalam daftar tertua tulisan PB—Kanon Muratorian (sekitar abad kedua) dan kanon khusus Marcion (d. ca. AD 160). Disana Bapa Gereja tidak menunjukan pertanyaan tentang otoritas kanon Filipi atau penulisnya.6 Bagi sebagian sarjana, penulis kitab ini sudah jelas : Paulus yang menulisnya. Bagaimanapun, ada keraguan apakah kitab ini terdiri dari satu kesatuan atau surat Paulus yang berbeda-beda yang dikirim ke gereja Filipi yang kemudian digabungkan oleh seorang editor. Pertanyaan literature ini sangat kompleks dan tidak bisa diselami disini. Cukup dengan mengatakan bahwa tidak ada diantara 2 sarjana yang setujua dengan berbagai surat dalam “surat”. Dan jika kelihatan seperti itu (seperti, tidak berhubungannya 3:1 dan 2) kenapa tidak disusun kembali agar lebih baik. Dalam suatu surat yang sangat pribadi – seperti Filipi – tidak ada yang mengusulkan suatu kemajemukan. Tafsiran ini akan menunjukan pembuktian bahwa walaupun ada ketidakserasian dalam surat tidak berarti majemuk dan hal yang mirip dengan itu. Waktu dan Tempat Penulisan Menentukan tempat penulisan dan juga waktunya tidak semudah pertanyaan tentang siapa penulisnya. Hal yang jelas adalah Paulus dalam penjara (1:7, 13, 17) dan orang Filipi tahu hal ini karena mereka mengirimkan Efaproditus kepadanya (4:18). Tapi tetap ada pertanyaan pemenjaraan yang mana dalam konteks ini. Umumnya, satu dari tiga solusi dikemukakan: (1) Roma; (2) Ephesus; atau (3) Caesarea. Setelah kita menjawab pertanyaan ini dengan baik kita bisa mengemukakan dalil waktu penulisan kitab ini. Jawaban tradisional adalah Paulus menulis dari Roma selama pemenjaraannya disana (cf. Acts 28:30). Sementara ada banyak factor yang menunjuk pada Roma dalam surat ini, ada kesulitan dengan jawaban ini. Sebagian sarjana merasa, atas dasar kesulitan ini, solusi yang lain bisa diambil. Masalah yang dibangun disekitar waktu Paulus di Roma (2 tahun) dan jumlah kunjungan dari dan ke Filipi selama periode itu—belum lagi kunjungan yang direncanakan Paulus, menurut orang Filipi. Sebagai contoh, harus ada cukup waktu untuk: (1) seseorang yang dikirim Paulus untuk memberitahu orang Filipi kalau dia dipenjara; (2) orang Filipi mengirim Efaproditus kepada Paulus sebagai hadiah mereka kepadanya (2:25); dan (3) seseorang yang dikirim ke Filipi untuk melaporkan tentang kesehatan Efaproditus. Disini juga terdapat 3 kunjungan yang lain: (1) Efaproditus mengantarkan surat ke Filipi (2:25); dan (2) Timothy mengadakan perjalanan ke Filipi dan kembali lagi keRoma (2:19)7. Sebagian sarjana mengemukakan bahwa dalam dunia dulu hal diatas tidak mungkin diselesaikan dalam waktu 2 tahun. Sebagian termotivasi oleh masalah dengan sumber dari Roma dan kesulitan perjalanan dalam hal ini, sebagian sarjana mengatakan bahwa surat ini ditulis dari Ephesus selama pelayanan Paulus disana (Acts 19:1ff). Pertama, kelihatannya gereja Filipi telah menolong Paulus secara keuangan dalam pelayanannya sekitar 49 CE (Phil 4:15-16). Jika surat itu ditulis dari Roma, maka sudah 10 tahun lewat sejak mereka menolongnya kembali, yang kelihatannya terlalu lama untuk sebagian sarjana—terutama bagi gereja yang memiliki hubungan yang baik dengan dia (lihat Phil 4:10ff). Maka dari itu, mereka mengatakan Paulus tidak mungkin menulis surat itu saat penahanan di Roma sekitar 60-62 CE. Tapi tidak karena Paulus menyebutkan keinginan mereka untuk kembali memberi (i.e., in 4:10) tidak langsung berarti mereka tidak menolongnya selama 10 tahun lalu. Sarjana yang lain juga mengatakan bahwa keinginan Paulus untuk mengirimkan Timotius dengan harapan menerima berita dari orang Filipi (2:19)—walaupun dia percaya akan ada keputusan dalam waktu dekat yang bisa mengakhiri hidupnya—terlalu dipaksa karena jarak antara Roma dan Filipi. Perkataan Paulus lebih masuk akan, jika Timotius dikirim dari Efesus. Tapi hal ini tidak menimbulkan masalah bagi penahanan Roma karena Paulus, walalupun dia mengetahui kemungkinan mati, percaya bahwa dia akan hidup dan dibebaskan (Phil 1:25). Salah satu keberatan yang dikemukakan oleh sebagian penafsir adalah musuh Paulus dalam 3:1-3 sepertinya orang Yahudi—suatu kenyataan yang mempermudah perkiraan kalau penahanannya di Efesus dimana Paulus mendapat kesulitan dengan Yahudi disana (cf. Acts 19:8-9, 33). Tapi seperti yang dikemukakan oleh Guthrie, ada penolakan setelah masalah utama diajukan di Yeursalem.8 Walaupun Paulus menyebutkan fakta bahwa dia sering dipenjara (2 Cor 11:23), tidak ada catatan dalam Kisah kalau dia pernah dipenjara di Efesus. Akhrnya, pemenjaraan Efesus berlawanan karena kekurangan referensi dalam Filipi tentang kumpulan orang miskin di Yerusalem, walaupun disebutkan dalam setiap surat saat Paulus melayani di Efesus (Rom, 1 and 2 Cor). Ini aneh, saat seseorang memikirkan kenyataakn bahwa Paulus, ingin menerima bantuan keuangan dari Filipi. Lebih baik menafsirkan Phil 4:10 dan keinginan kembali orang FIlipi memberi kepada Paulus sebagai petunjuk keinginan mereka untuk menolong dia seperti yang telah mereka berikan bagi orang percaya di Yerusalem. Sarjana yang lain mengatakan saat penahanan Caesarean. Paulus dipenjara, menurut Acts 24:27, selama 2 tahun di Caesarea dan ada kesempatan seperti penjaga penjara dalam Phil 1:13 mungkin sama seperti dalam Acts 23:35, i.e., penjaga istana Herodes. Tapi masalah utama pandangan di Caesarean adalah seperti alasan di Roma, jarak yang cukup jauh dari Filipi. Selain kenyataan bahwa kita mengetahui kalau Paulus memang dipenjara disana, sangat sedikit yang bisa dikatakan tentang pandangan ini. Informasi yang kita dapatkan, membuat kita tidak mungkin membuatnya dogmatic, tapi pandangan yang terkuat tetap Roma. Jika perjalanan yang digambarkan dalam Filipi bisa masuk kedalam 2 tahun pemenjaraan9 ada bukti bahwa (1) ada penjaga istana di Roma (Phil 1:13); (2) Paulus bebas mengirim dan menerima teman (Phil 2:19-30; Acts 28:30); (3) petunjuk pada isi istana kaisar cocok dengan pemenjaraan Roma (Phil 4:22); (4) “sebagian besar saudara dalam Tuhan” (Phil 1:14) menunjukan gereja yang sudah berdiri baik yang cocok dengan gereja Roma (dan lebih baik dari yang kita ketahui tentang gereja di Caesarea); (5) kenyataan bahwa Paulus menghadapi kemungkinan kematian cocok dengan Roma karena dia bisa mengajukan diri pada kaisar; (6) pembukaan dari Marcionite menunjukan bahwa Roma merupakan tempat penulisan surat ini. Jika tempat penulisan memang Roma, tanggal surat mungkin sekitar 60-62 CE, mungkin akhir pemenjaraannya karena dia kelihatannya menunjukan keinginannya untuk cepat bebas (Phil 2:24). Tujuan Penulisan Surat Filipi Tidak ada kebutuhan untuk mempertahankan pendapat bahwa hanya ada satu tujuan dalam penulisan surat Filipi ini. Kenyataannya, setelah kita membaca surat ini, beberapa tujuan ada dalam pikiran Paulus. Pertama, jelas bahwa Paulus ingin gereja mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dalam penjara (1:12-26) dan rencananya kalau dibebaskan (Phil 2:23-24). Kedua, kelihatannya ada perpecahan dalam gereja sehingga Paulus mendorong kerendahan hati agar ada kesatuan (2:1-18; 4:2-3). Ketiga, Paulus menulis untuk menghilangkan pengajaran yang negative dan akibat dari pengajar sesat tertentu (3:2-3ff.). Keempat, Paulus menulis untuk menyuruh Timotius kegereja untuk melaporkan kesehatan dan rencana tentang Efaproditus (2:19-30). Kelima, Paulus juga menulis untuk berterima kasih pada gereja untuk perhatianya dan pemberian mereka (4:10-20). Garis Besar Surat Filipi I. (1:1-11) A. Salam 1:1-2 B. Ucapan Syukur dan Doa 1:3-11 1. Ucapan Syukur (1:3-8) 2. Doa (1:9-11) II. Keadaan Paulus dan Penghiburan untuk Gereja (1:12-2:30) A. Keadaan Paulus dan Perilaku (1:12-26) B. Penghiburan Paulus untuk Gereja (1:27-2:30) 1. Mengenai Kerendahan hati dan Ketaatan (2:1-18) a. Panggilan untuk Rendah Hati (2:1-4) b. Teladan Kerendahan hati Kristus (2:5-11) c. Panggilan untuk Taat (2:12-18) 2. Mengenai Timotius (2:19-24) 3. Mengenai Efaproditus (2:25-30) III. Peringatan Terhadap Pengajaran Sesat dari Yahudi (3:1-4:1) A. Peringatan: Menjauhi Orang Yahudi dan Legalisme Mereka (3:1-2) B. Solusi : Mengikuti Teladan Paulus (3:3-4:1) IV. Nasihat Terakhir (4:2-9) A. Mengenai Pertengkaran (4:2-3) B. Mengenai Sukacita dan Doa (4:4-7) C. Mengenai Cara Berpikir dan Hidup (4:8-9) V. Ucapan Terima Kasih (4:10-20) A. Kepuasan Paulus (4:10-13) B. Pemberian Orang Filipi (4:14-20) VI. Salam Terakhir dan Penutup (4:21-23) 1 lihat Peter T. O’Brien, Philippians, NIGTC (Grand Rapids: Eerdmans, 1991), 3. 2 Gerald F. Hawthorne, Philippians, WBC, ed. Ralph P. Martin, vol. 43 (Waco, TX: Word Books, 1983), xxxiii. 3 Lihat Gordon D. Fee, Philippians, NICNT, ed. Gordon D. Fee (Grand Rapids: Eerdmans, 1995), 26. 4 Lihat I. Howard Marshall, Acts, Tyndale New Testament Commentaries, ed. R. V. G. Tasker (Grand Rapids: Eerdmans, 1980), 266-67; Richard N. Longenecker, “Acts” in The Expositor’s Bible Commentary, ed. Frank E. Gaebelein, vol. 9 (Grand Rapids: Zondervan, 1981), 460. 5 Tidak pasti mengapa dia tidak membuat hak ini diketahui lebih dulu sehingga mereka bisa melindungi dia dari pemukula, pencambukan dan pemenjaraan oleh pejabat pemerintahan rendah Filipi. Dalam beberapa kasus dia bahkan naik banding, mungkin untuk melindungi Lydia, kepala penjara, dan gereja baru Filipi dari tindakan hukum oleh magistrates. 6 Hawthorne, Philippians, xxviii. 7 Donald Guthrie, New Testament Introduction, rev. ed. (Downers Grove, IL: InterVarsity, 1990), 548. 8 Guthrie, Introduction, 553. A late date for Galatians would prove this to be true. 9 Sebagai contoh, Efaproditus mungkin sudah diantar sebelum kabar tentang pemenjaraan Paulus sampai kepada mereka, hanya karena orang Filipi mendengar bahwa Paulus pergi ke Roma.

Akhir Zaman

Februari 16, 2009 pukul 2:56 am | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar

::: Pelajaran Tentang Akhir Zaman :::

Dari buku doktrin GPdI: Eskatologi

This study available at: http://www.gpdiworld.us

Alkitab Bible Other Version

I.Pentingnya Pelajaran Kedatangan Yesus Kedua Kali.

Para malaikat berkata kepada murid-murid Tuhan ketika menyaksikan kenaikan Yesus Kristus ke Sorga, bahwa sebagaimana kamu melihat Dia terangkat ke Sorga maka dengan cara yang sama pula kamu akan melihat Dia akan datang kembali (Kisah 1:11).

Dalam sejarah Gereja, pemimpin Gereja mula-mula bahkan sampai pada abad ketiga dengan penuh semangat menanti kedatanganNya kedua kali sesuai dengan janjiNya. Mulai abad ke empat orang percaya mulai melupakan akan janji kedatangan Tuhan kedua kali. Sejak abad ke empat sampai abad-abad pertengahan yaitu sekitar abad 16 s/d 18, dalam ajaran Gereja sepertinya telah melupakan sama sekali ajaran tentang kedatangan Yesus kedua kali.

Ajaran tentang kedatangan Yesus kedua kali mulai dihidupkan kembali ketika Gereja memasuki abad ke 20. Perhatikan dalam bukunya “Institutio” karangan Yohanes Calvin (1509-1564). Buku ini yang berisi ajaran Yohanes Calvin telah menjadi buku utama bagi gereja-gereja Lutheran, Reformed, Protestan pada umumnya. Buku yang berisi ajaran-ajaran Yohanes Calvin tersebut tidak membahas seluasnya tentang kedatangan Yesus Kristus kedua kali. Rupanya ajaran tentang kedatangan Yesus kedua kali mulai menjadi ajaran utama dan menarik sejalan dengan lahirnya gerakan-gerakan Gereja Pantekosta di permulaan abad ke 20.

Sekarang ini bahwa ajaran tentang kedatangan Yesus kedua kali semakin menarik. Walaupun ada orang-orang tidak percaya yang membangun doktrin tentang tidak adanya kedatangan Yesus kedua kali juga terdapat di ajaran-ajaran Gereja dewasa ini. Namun, bahwa kedatangan Yesus kedua kali adalah suatu fakta kebenaran yang tidak dapat dielakkan. Memang, doktrin tentang kedatangan Yesus kedua kali hampir seluruhnya bertentangan dengan normatif akal budi yang cenderung menolak hal-hal yang besifat adikodrati.

Kedatangan Yesus kedua kali adalah janji Allah yang harus ditanggapi dengan pola pikir rohani yang kesemuanya bersifat supernatural. Hanya manusia rohanilah yang dapat memahami hal-hal yang rohani. Manusia jasmani sudah pasti tidak dapat menerimanya, karena hal-hal itu harus ditanggapi dengan rohani yaitu iman yang dikerjakan oleh Roh Kudus (1 Korintus 2:14-16). Kami mengutip doa Yohanes di Pulau Patmos, “Amin, datanglah Yesus!” (Wahyu 22:20).

Doktrin tentang kedatangan Yesus kedua kali sangat penting dalam Gereja Tuhan karena beberapa hal, yaitu:

1. Kedatangan Yesus Kedua Kali Merupakan Ajaran Khusus Alkitab. Memang dalam Perjanjian Lama seringkali berita kedatangan Yesus yang pertama tidak dapat dibedakan dengan kedatanganNya yang kedua kali. Kesemuanya masih merupakan nubuatan tentang kedatangan Messias yang akan datang. Dalam Nubuatan 70 minggu Nabi Daniel, disanalah kedua berita tersebut dinyatakan dalam nubuatan. Hanya memerlukan pemahaman yang cukup untuk bisa memilah-milahnya (Daniel 9:24-27).

Tetapi ada beberapa nubuatan didalam Perjanjian Lama yang jelas menunjuk kepada kedatangan Yesus kedua kali. Contoh: Daniel 7:13, Maleakhi 3:1-2, Zakharia 14:4.

Dalam Perjanjian Baru, doktrin kedatangan Yesus kedua kali mendapat tempat lebih khusus. Begitu banyak fasal-fasal yang khusus memberitakan kedatangan Yesus kedua kali. Contoh: Matius 24-25, Markus 13, Lukas 21, bahkan kitab-kitab seperti 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, dan kitab Wahyu menekankan pentingnya doktrin kedatangan Yesus kedua kali. Kita harus menaruh tempat yang utama tentang doktrin ini karena mengandung keyakinan iman tentang masa yang akan datang.

2. Beberapa Pokok Ajaran dengan Kunci Kedatangan Yesus Kedua Kali. Banyak ajaran-ajaran, janji dan lambang dalam Alkitab dengan kunci ajaran kedatangan Yesus kedua kali untuk dapat memahaminya. Ajaran-ajaran, lambang dan janji sebagai berikut:

– Tentang Keselamatan. Keselamatan adalah janji kepada Gereja terkait dengan kehidupan yang akan datang. Janji Tuhan tentang kebangkitan tubuh pada waktu kedatanganNya kedua kali. Tuhan akan membawa orang-orang percaya untuk selama-lamanya tinggal bersama-sama dengan Tuhan. Kewargaan orang percaya bukan didalam dunia tetapi kewargaan sorgawi, semuanya merupakan janji-janji yang hanya dapat hidup apabila adanya ajaran kedatangan Tuhan kedua kali (1 Tesalonika 4:13-18, Filipi 3:20-21, 1 Petrus 1:10).

– Jabatan Yesus sebagai Imam, Nabi dan Raja. Tidak ada satu orangpun akan memahami jabatan Yesus sebagai Raja yang akan datang, apabila tidak ada ajaran kedatangan Yesus kedua kali. Bagaimana Yesus kelak akan memerintah bersama orang percaya. Hal tersebut baru menjadi kenyataan setelah Dia datang kedua kali.

– Yesus Kristus dilambangkan sebagai Mempelai Lelaki, dan GerejaNya dilambangkan sebagai Mempelai Perempuan. Doktrin ini hanya mampu hidup dan ada kebenarannya apabila Yesus datang kedua kali sebagai doktrin yang harus diajarkan. Itulah sebabnya Gereja diajarkan untuk mengasihi Tuhan melebihi dari diri sendiri. Begitu pula begitu banyak janji-janji Alkitab lainnya dengan kunci kedatangan Yesus kedua kali (Mazmur 2, 45, 110). Demikian juga orang-orang Kristen ditantang untuk mempersiapkan diri menanti dan menyongsong kedatangan Tuhan yang kedua kali sehingga semua yang masih merupakan rahasia dapat dinyatakan Tuhan (Matius 16:27, 1 Tesalonika 4:13-18, Yohanes 14:3, Wahyu 1:7, 22:12).

– Janji-Janji dalam sakramen. Begitu pula dalam sakramen baptisan air bahwa kita telah dibangkitkan bersama dengan Yesus oleh kebangkitanNya. Perwujudan janji Allah dalam peraturan baptisan digenapkan pada waktu kedatanganNya kedua kali. Kita akan dibangkitkan dengan kemuliaan sorgawi, dimana orang percaya mampu kalahkan maut. Pada waktu kedatanganNya, orang percaya mendapat tubuh kebangkitan yaitu satu tubuh melimpah kemuliaan Allah. Satu tubuh dimana maut tidak berkuasa atasnya. Tubuh inilah yang tidak akan pernah mengenal maut lagi (1 Korintus 15:50-54). Demikian juga dalam sakramen Perjamuan Suci, Yesus berkata bahwa Dia tidak akan minum lagi air anggur sampai meminumnya yang baru di KerajaanNya. Suatu perjanjian tentang tubuh yang baru yang dikaruniakan bagi orang percaya yang menang. Yesus menjanjikan kita suatu kehidupan yang penuh harapan dimana semuanya telah menjadi baru (Wahyu 21:4-5).

3. Doktrin Kedatangan Yesus Kedua Kali Merupakan Pengharapan Gereja. Kedatangan Yesus kedua kali merupakan pengharapan yang besar bagi gereja Tuhan. Roh Kudus turun dan memenuhi orang percaya supaya boleh bertumbuh kesasaran utama mempersiapkan diri demi menyongsong kedatangan Yesus kedua kali (Filipi 1:9-10, Efesus 2:12-15).

Banyak penderitaan dialami oleh orang percaya dalam mengiring Dia. Seringkali harus mengalami penganiayaan karena pemberitaan Injil. Tetapi orang percaya justru mendapat kekuatan dan tidak akan menyerah kepada penderitaan yang dialami. Bahkan penderitaan dilihat sebagai wahana untuk memperoleh iman yang murni, supaya mendatangkan pujian kemuliaan pada saat Yesus menyatakan diriNya kelak pada waktu kedatangan kedua kali (1 Petrus 1:5-7).

Pengharapan kedatangan Kristus kedua kali yang akan memberi pahala bagi setiap orang percaya sebagai balasan apa yang telah diperbuat sebagai perbuatan iman didunia sementara menanti Dia. Pengharapan ini telah menjadi motivasi yang kokoh untuk dengan setia mengiring Dia sementara mengikat diri dengan pengharapan yang dijanjikan Yesus Kristus kepada orang percaya. Belum lagi pengharapan kemuliaan yang akan diperoleh gereja apabila berhasil bertumbuh menjadi sama seperti Dia (1 Yohanes 3:2-3, Roma 8:18-19, 2 Timotius 4:8).

4. Doktrin Ini Mendorong Orang Percaya Untuk Hidup Kudus. Kedatangan Yesus kedua kali mendorong orang percaya untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Yesus Kristus adalah sasaran pertumbuhan gereja. Gereja melimpah dengan janji Illahi yang kesemuanya akan diperoleh apabila beribadah dengan kehendakNya. Kedatangan Kristus kedua kali disertai dengan pelbagai pahala Allah kepada gerejaNya, hal ini telah menjadi satu kekuatan sebagai motivasi untuk melakukan kehendak Allah. Kehendak Allah antara lain:

– Orang percaya bertumbuh dalam kekudusan Allah. Tuhan telah memilih kita menjadi orang percaya dan menerima berkat-berkat sorga supaya kita menjadi kudus dan tak bercacat dihadapanNya (Efesus 1:3-4). Menerima keselamatan dalam Yesus Kristus telah mendorong kita supaya dapat hidup kudus sesuai dengan sifat Yesus Kristus (1 Petrus 1:13-16). Orang percaya harus menyucikan diri apabila mengharap untuk masuk kedalam kemuliaanNya pada waktu kedatanganNya.

– Membangun kewaspadaan. Orang percaya harus selalu mawas diri untuk tetap membangun iman didalam Dia. Kita tidak boleh tidur dan lengah supaya tidak terperangkap pada waktu kedatanganNya. Kita diibaratkan seperti orang yang hidup pada siang hari dan sebagai anak-anak terang dan bukan anak-anak kegelapan yang hidup pada malam hari. (1 Tesalonika 5:1-10).

– Membangun ketekunan. Orang percaya bukan hanya waspada tetapi senantiasa hidup dalam ketekunan. Pengertian ketekunan yaitu tetap setia dan selalu melakukan kehendakNya. Ketekunan dalam beribadah (Ibrani 10:25), ketekunan didalam berdoa, dan melakukan yang baik (2 Petrus 1:4-6). Firman Allah memberi nasehat supaya orang percaya bertekun sampai ke akhir (Matius 24:12, 44, 1 Yohanes 2:28).

– Mendorong yang telah undur untuk kuat kembali dalam iman. Orang yang telah mundur iman dapat dibangun kembali bila mendengar berita kedatangan Tuhan yang kedua kali menjadi sadar akan kekeliruan mereka selama ini. Iman mereka dihidupkan kembali dan mendapat pembaharuan melalui berita kedatanganNya. Berita kedatangan Tuhan bisa menyadarkan bahwa ternyata hidup didunia hanya sementara saja (1 Petrus 1:24).

– Doktrin ini menjadi peringatan bagi orang tidak percaya. Injil kerajaan itu harus mencapai seluruh manusia barulah tiba kesudahannya. Semua orang harus mendengar berita keselamatan dan kedatangan Tuhan untuk mengakhiri dunia ini, mereka bebas untuk mengambil keputusan, mau percaya atau tidak tentang keselamatan didalam Dia. Apabila mereka percaya maka akan menerima keselamatan. Namun, apabila tidak percaya berarti menolak kasih karunia itu. Berita tentang kefanaan dan pehukuman akan menimpa dunia pada kedatangan Yesus yang kedua kali, menjadi berita yang paling mendorong untuk membawa orang bertobat. Doktrin kedatangan Yesus kedua kali merupakan doktrin peringatan bagi orang yang tidak percaya (2 Tesalonika 1:7-10).

– Mendorong kegiatan pelayanan gereja. Doktrin kedatangan Yesus kedua kali mendorong gereja Tuhan untuk tidak berdiam diri tetapi semakin giat memberitakan Injil keselamatan. Yesus Kristus belum dapat datang kedua kali sampai segala sesuatu dipulihkan (Kisah 3:21). Gereja terdorong oleh panggilan Kristus sebagai pertanggung-jawaban gereja melaksanakan amanat agungNya memberitakan berita pertobatan.

Gereja terpanggil untuk segera memberitakan kedatangan Yesus kedua kali, karena Firman Allah mengungkapkan rencana Illahinya bagi gereja. Demikian pula Tuhan meminta supaya semua orang percaya melayani untuk memakai talenta kasih karunia untuk melayani Dia. Tuhan telah melengkapkan orang percaya dengan karunia melayani sebagai anggota tubuh Kristus (Roma 12:4-6, 1 Korintus 12:13-28, Efesus 4:13-16, Matius 28:19-20).

II. Sifat Kedatangan Yesus Kristus Kedua Kali.

Pada saat Yesus naik ke sorga Firman Allah berkata bahwa sebagaimana kamu melihat Dia terangkat ke sorga demikian pula dengan cara yang sama semua mata akan menyaksikan kedatanganNya yang kedua (Kisah 1:11). Berarti kedatangan Tuhan mengambil sikap yang sama ketika terangkat yaitu, dapat disaksikan oleh seluruh manusia. Dia tidak datang dengan sifat Allah yang Roh (Yohanes 4:24), tetapi dalam wujud insani yang dapat diindrai. “Lihatlah Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia” (Wahyu 1:7, Matius 24:30).

Pada kedatangan yang pertama Yesus datang sebagai Juruselamat (Lukas 2:11), Dia datang dengan penuh kelembutan sebagai gembala yang mencari domba-domba yang terhilang, sebagaimana manusia biasa Dia memiliki kelemahan phisik hanya tanpa kelemahan moral. Tidak ada yang memperhatikan kelahiranNya, kepadaNya tidak ada tempat di penginapan, seakan tidak ada dampak lahiriah yang terjadi. Tetapi, pada kedatangan yang kedua Dia datang dengan penuh kemuliaan, semua mata akan memandangNya, para malaikat menyertai Dia. Dia datang dalam awan kemuliaan, seluruh dunia akan memandang kemuliaan kedatanganNya. Kecepatan kedatanganNya dikatakan seperti kilat memancar dari sebelah timur ke barat demikianlah kedatangan Yesus Kristus. Zaman dahulu belum memahami kecepatan kilat sehingga itu menjadi misteri bagi mereka. Kecepatan cahaya ialah 300.000 km/detik, lingkar bumi kita 41.000 km. Kecepatan cahaya dalam satu detik telah mengelilingi bumi sampai tujuh kali. Inilah kecepatan kedatangan Tuhan kedua kali.

Kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan akan disaksikan oleh seluruh dunia dan ini merupakan puncak dari pernyataan Allah Tritunggal didalam Yesus Kristus (Matius 24:30, Daniel 7:13, Kisah 1:9, 11, Wahyu 1:7). Walaupun dikatakan oleh Firman Allah bahwa kedatanganNya didahului oleh tanda-tanda zaman sehingga orang-orang percaya telah bersiap-siap untuk menyongsong Dia. Tetapi sifat kedatanganNya sangat mendadak dan secara tiba-tiba, dalam kemuliaan bersama para malaikat 1 Korintus 15:51-52, 2 Tesalonika 1:7-10).

III. Maksud Kedatangan Yesus Kedua Kali.

Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali tidak terpisahkan dari karya Kristus diatas kayu salib. Apabila tidak ada doktrin kedatangan Yesus kedua kali maka iman Kristen menjadi hancur tanpa makna. Kedatangan Kristus yang kedua kali menyempurnakan dan menggenapkan semua kebenaran dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Maksud kedatangan Yesus kedua kali adalah:

1. Menggenapkan semua perjanjian karya penyelamatan kepada umatNya. Kedatangan Kristus kedua kali menggenapkan menaklukkan musuh yang terakhir yaitu maut dan dosa. Manusia mendapatkan kembali harta yang mulia yang pernah hilang, yaitu kemuliaan persekutuan yang bersifat kekal dengan Allah untuk selama-lamanya. Iblis musuh orang percaya ditaklukkan dan diakhiri peranannya. Tubuh manusia telah menang atas maut, dan maut tidak berkuasa atas tubuh orang percaya. Orang percaya mendapat tubuh yang baru, yaitu tubuh kebangkitan seperti tubuh Yesus Kristus yang terangkat ke sorga. Betapa mulianya kemuliaan pada waktu yang dinantikan, dan itulah hari Tuhan (1 Korintus 15:42-57, Filipi 3:19-20, Wahyu 12:7-11).

Kedatangan Tuhan kedua kali sangat berbeda sifatnya dengan kedatangan Tuhan yang pertama. Dia sekarang datang sebagai Hakim dan Raja untuk menggenapkan semua janji IllahiNya kepada semua orang percaya. Dia datang kedua kali juga akan menetapkan satu pemerintahan dibawah kedaulatanNya sebagai Raja diatas segala raja. Pemerintahan Kristus akan ditetapkan dan Dia akan memerintah bersama dengan orang percaya (2 Timotius 2:11-12, Wahyu 5:10, 20:4).

Kedatangan Kristus Yesus kali kedua menyelesaikan semua rencana penyelamatan sepanjang masa, semua janji Allah melalui kematian Yesus, semua musuh Allah yaitu iblis, kematian dan dosa, semua itu akan ditaklukan. Allah membangun sesuatu yang baru dimana semua maksud yang terdalam dari Allah akan diwujudkan (2 Petrus 3:10-14, Wahyu 22:1-15).

Tetapi harus diingat supaya kita tetap menempatkan kedatangan yang pertama dan kedua dalam suatu kaitan yang memadai. Karena kedatangan Tuhan yang kedua kali bukan lebih penting dan berarti dari kedatanganNya yang pertama. Kita boleh katakan bahwa kedatanganNya yang kedua sebagai wujud kemenangan dari apa yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus pada kedatanganNya yang pertama. KedatanganNya yang pertama telah memberi wujud kemenangan dalam iman kepada orang yang percaya. Tetapi pada kedatanganNya yang kedua kali ialah suatu proklamasi dimana kemuliaan kedatanganNya disaksikan oleh seluruh dunia.

Kedatangan Yesus kedua kali membuka selubung segala sesuatu yang masih tersembunyi selama ini. Kata “Apokalipsis” yang berarti menyingkapkan selubung yang menutup selama ini. Semua pernyataan iman serta janji pengharapan orang percaya dinyatakan secara terbuka kepada semua mahluk (Roma 8:18-19, 2 Tesalonika 1:7, 1 Petrus 1:7). Begitu pula kata “Epifanea” yang berarti satu penyataan atau manifestasi. Tuhan Yesus datang kedua kali sebagai satu penyataan terbuka. Dia datang seperti cahaya, tidak tersembunyi, dilihat oleh semua orang (2 Tesalonika 2:8, 1 Timotius 6:14, 2 Timotius 1:10, Titus 2:13).

2. Dia datang menjemput umatNya. Tuhan Yesus pernah berkata: “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ketempat Ku, supaya dimana Aku berada, kamupun berada” (Yohanes 14:3).

Tuhan Yesus bukan hanya menjemput orang percaya yang hidup pada saat kedatanganNya tetapi termasuk juga orang percaya yang telah meninggal sepanjang masa, mereka akan bersama-sama orang percaya yang hidup menghadap Tuhan Yesus diawan-awan. Ketika Yesus mati maka Dia telah menebus segenap tubuh, jiwa dan roh manusia. Oleh karena itu keseluruhan semua unsur manusia telah diselamatkan. Keselamatan bukan hanya jiwa dan roh manusia tetapi juga tubuhnya. Tetapi tubuh yang darah daging, tidak boleh mewarisi kerajaan sorga, sebab itu tubuh manusia harus mendapat tubuh kemuliaan terlebih dahulu (1 Korintus 15:50, Roma 8:23).

Caranya, pada saat kedatangan Yesus kedua kali maka orang-orang mati yang percaya kepada Tuhan sepanjang zaman akan dibangkitkan terlebih dahulu kemudian kita yang tertinggal yang hidup sampai Tuhan datang akan mengalami pengubahan tubuh dari tubuh yang fana menjadi tubuh yang kekal, tubuh orang percaya menjadi serupa dengan tubuh kemuliaanNya. Dengan tubuh yang baru inilah semua orang percaya bersama yang dibangkitkan akan berjumpa dengan Dia diawan-awan (Filipi 3:19-20. 1 Korintus 15:50-54, 1 Tesalonika 4:13-18, Yohanes 11:25).

Pada kebangkitan yang pertama ini hanya khusus bagi mereka yang mati dalam iman, inilah yang dikatakan “Kebangkitan Pertama”. Sedangkan mereka yang menolak Dia tidak dibangkitkan pada saat itu. Kebangkitan orang-orang tidak percaya nanti terjadi setelah “Kerajaan Seribu Tahun Damai”. Mereka akan masuk ke pehukuman selama-lamanya, dan inilah yang dikatakan “Kematian Kedua” (Wahyu 20:5-6, Wahyu 20:11-15).

3. Kedatangan Yang Kedua Untuk Menghakimi Semua Orang. Kedatangan Yesus yang kedua kali sebagai Hakim yang menghakimi semua orang, baik orang yang hidup maupun yang mati. Semua akan mendapat balasan sesuai dengan perbuatannya. Semua orang akan mempertanggung-jawabkan semua perbuatannya dihadapan Yesus Kristus sebagai Hakim Yang Agung (Yudas 1:15, 1 Petrus 4:5, Ibrani 4:13). Tentu saja cara pehakiman sangat berbeda dengan pehakiman yang kita ketahui. Sebab, Tuhan Yesus adalah Maha Tahu (Omniscience), Dia telah mengetahui apa yang telah kita perbuat, Dia mengetahui sampai kedalaman isi hati manusia. Tiada yang tersembunyi bagiNya, semua harus memberi pertanggungan jawab 2 Timotius 4:1, Kisah 17:31).

Kedatangan Yesus untuk menghakimi itu diajarkan dengan jelas dalam Perjanjian Lama juga. Jadi ajaran tentang kedatanganNya untuk menghakimi bukan hanya menjadi ajaran Perjanjian Baru (Mazmur 110:5, Maleakhi 3:1-3). Selengkapnya bacalah ayat-ayat berikut tentang kedatanganNya yang kedua kali sebagai Hakim Yang Adil (Matius 16:27, Kisah 10:42, 1 Korintus 4:5, Roma 2:3-16).

4. KedatanganNya kedua Kali Membangkitkan Orang Mati. Pada saat kedatanganNya kedua kali, maka akan terjadi bahwa semua orang benar dari seluruh zaman akan dibangkitkan Tuhan. Orang-orang yang lagi hidup tidak mendahului orang yang mati dalam menghadap kepada Tuhan. Karena pada saat Yesus Kristus datang kembali maka orang-orang mati didalam Dia akan lebih dahulu bangkit dengan tubuh kebangkitan kemudian barulah orang percaya yang masih hidup mendapat tubuh kebangkitan dan bersama-sama menghadap Tuhan diawan-awan (1 Tesalonika 4:13-18, 1 Korintus 15:51-52). Orang percaya harus mendapat tubuh kebangkitan yaitu satu jenis tubuh yang akan mewarisi Kerajaan Sorga. Firman Allah berkata bahwa daging dan darah tiak akan mewarisi Kerajaan Sorga, bahwa yang akan binasa tidak dapat mewarisi yang tidak akan binasa. Jadi tubuh ini memang harus diganti dengan tubuh yang bersifat kekal. Yesus Kristus sendiri yang akan mengubah tubuh orang percaya menjadi serupa dengan tubuhNya yang penuh kemuliaan (Filipi 3:20-21).

5. KedatanganNya Untuk Menetapkan Pemerintahan Orang Percaya. Kedatangan Yesus kedua kali juga akan menetapkan KerajaanNya di muka bumi. Dia akan memerintah sebagai Raja dan orang-orang percaya akan ikut memerintah bersama-sama dengan Dia. Ada tiga jabatan Tuhan Yesus yang ketiganya harus digenapi. Yesus sebagai Raja dihati yaitu sebagai Raja Damai yang oleh iman telah kita kecapi selama menjadi orang percaya. Tetapi kedatangaNya kedua kali akan menetapkan kerajaan dimana Dia akan memerintah sebagai Raja di bumi bersama orang percaya, selama seribu tahun (Wahyu 20:4, 2 Timotius 2:12). Orang-orang yang mati didalam Dia akan dibangkitkan terlebih dahulu dan bersama-sama orang percaya yang masih hidup dengan tubuh kemuliaan terangkat keangkasa bertemu dengan Penganten Lelaki, kemudian akan turun ke bumi dan memerintah sebagai Raja bersama-sama dengan seluruh orang percaya 1000 tahun lamanya (Millenium), Wahyu 20:1-4, Wahyu 11:15.

IV. Waktu Kedatangan Tuhan kedua Kali.

Tuhan Yesus pernah berkata bahwa tentang waktu dan jam kedatanganNya, tidak seorangpun dapat mengetahui Malaikat dan Tuhan Yesus sekalipun, hanya Bapa di Surga yang mengetahuinya (Matius 24:36).

Memang pada zaman rasul mereka terlalu mengharapkan Yesus Kristus segera kembali pada masa generasi zaman rasul. Bahkan, ada yang terlalu berharap tentang kedatanganNya segera akan terjadi. Sehingga keluarlah ajaran tentang waktu kedatangan. Yesus Kristus datang kedua kali harus terjadi setelah manusia durhaka (antikris) itu dinyatakan waktunya. Hal itu ditegaskan oleh rasul Paulus menghadapi begitu banyaknya ajaran tentang Yesus Kristus segera datang pada masa generasi pertama itu (2 Tesalonika 2:1-8).

Yesus berkata, bahwa Injil Kerajaan itu harus mencapai seluruh dunia sebagai satu kesaksian kepada seluruh bangsa barulah tiba hari itu. Seluruh dunia harus diberi kesempatan untuk mendengar Injil Keselamatan dan mendapat kesempatan untuk menerima atau menolak Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat (Matius 24:14). Dewasa ini, belum seluruh dunia atau segenap bangsa-bangsa memperoleh kesempatan untuk mendengar kesaksian tentang Yesus Kristus. Pemberitaan Injil harus mengglobal, harus mencapai setiap bangsa, suku dan bahasa barulah tiba waktu itu.

Dalam Kisah 3:21, bahwa Dia belum boleh datang kembali ke bumi sampai segala sesuatu dipulihkan. Semua kebenaran Alkitab yang pernah terjadi bukanlah cerita dongeng yang tidak wajib dipercaya, semua kebenaran Alkitab, kemuliaan gereja mula-mula, karunia-karunia Roh Kudus dan semua janji-janji Firman Allah bahkan semua nubuatan harus digenapkan, barulah tiba hari itu. Diantaranya, Israel sebagai satu bangsa akan dikembalikan Tuhan terlebih dahulu ke Tanah Perjanjian, Allah akan kumpulkan mereka dari segenap muka bumi untuk kembali ke Yerusalem barulah tiba hari yang mulia itu (Yeremia 32:37, Yehezkiel 11:17, Zefanya 3:19). Sebagai satu negara mereka telah berdiri kembali pada tahun 1948, tetapi sebagian besar bangsa ini masih tersebar di seluruh muka bumi. Mereka harus dikembalikan Tuhan ke tanah airnya kembali sebelum hari mulia yaitu kedatangan Kristus sebagai Hakim dan Raja.

Alkitab berkata bahwa sifat kedatangan Tuhan kedua kali seperti pencuri kepada mereka yang tidak berjaga-jaga, sehingga mereka akan terjerat. Tetapi bagi orang percaya yang tidak tidur dalam arti berjaga-jaga dihisabkan seperti orang yang hidup dalam siang hari. Hari kedatangan yang mendadak sifatnya (seperti kilat), tidak membuat orang percaya kecurian. Karena itu dianjurkan supaya orang percaya selalu bersifat aktif dan tetap giat dalam pekerjaan Tuhan. Kita harus berjaga-jaga, entah kapan waktunya selalu kedapatan seperti orang yang hidup pada siang hari (Matius 24:43-44, 1 Tesalonika 5:1-9).

Kita harus percaya kata Yesus bahwa waktu dan jam kedatangan kedua kali tidak ada seorangpun dapat mengetahui dengan pasti, sesuai dengan pernyataan Tuhan Yesus (Matius 24:36). Kita harus mengingat bahwa Tuhan Yesus menjawab itu dalam kapasitas sebagai manusia sejati. Walaupun sebagai Tuhan, Yesus Kristus tahu tepat waktunya. Dia sedang mengajar manusia untuk kesiapan menanti kedatanganNya yang kedua kali.

Gereja harus menanggapi kedatangan Yesus kedua kali melalui tanda-tanda yang diberikan Firman Allah. Tanda-tanda kedatanganNya diantaranya sebagai berikut:

1. Kembalinya Israel ke Yerusalem. Tersebarnya Israel ke seluruh dunia pada saat Titus menghancurkan Bait Yerusalem. Penolakan Israel adalah kemurahan bagi seluruh bangsa-bangsa. Tetapi, Firman Allah dengan jelas akan memberikan kesempatan kembali kepada bangsa Israel untuk anugerah keselamatan itu. Maksud utama kembalinya seluruh bangsa Israel dari seluruh dunia ialah untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem. Kerinduan ini akan mendorong mereka untuk kembali ke Israel berkumpul. Mereka akan diberi kesempatan sekali lagi di tanah perjanjian untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Walaupun semangat berkumpul dari seluruh dunia ada hubungan dengan pembangunan kembali Bait Yerusalem, tetapi Tuhan mempunyai rencana yang indah untuk mereka, sekarang mereka telah membangun satu negara (1948), tetapi mereka belum menerima Yesus sebagai Messias, dan sebagian besar bangsa ini masih tersebar di seluruh dunia. Mereka harus kembali berkumpul menjadi suatu tanda sebelum hari kedatangan Yesus kedua kali (Yeremia 32:37, Yehezkiel 11:17, Zefanya 3:19). Israel telah membangun suatu negara yang merdeka tanggal 14 Mei 1948, Firman Allah mengatakan bahwa apabila hal itu telah terjadi sebagai pertanda bahwa waktunya sudah dekat, sudah diambang pintu (Matius 24:32-33). Berdirinya Israel sebagai satu negara dan selanjutnya akan menampung kembali seluruh Israel dari seluruh penjuru dunia sebagai satu tanda tentang kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali.

2. Pertumbuhan Pekabaran Injil Yang Dahsyat. Injil Kerajaan itu harus sampai kepada segenap bangsa, suku dan bahasa di seluruh dunia barulah tiba kesudahan itu. Suatu tanda zaman diambang pintu kedatangan Yesus Kristus, ialah terjadinya kelaparan rohani yang dahsyat di seluruh dunia. Sehingga menghasilkan pertobatan besar-besaran, banyak bangsa akan datang sujud menyembah kepada Tuhan. Gereja akan panen dengan jiwa-jiwa baru. Pekerjaan kegerakan besar di akhir zaman dilambangkan dengan seekor kuda putih dengan penunggang yang memegang sebuah panah dengan mahkota dan ia maju sebagai pemenang terus menerus. Melambangkan kegerakan dan kebangunan rohani yang besar dan membawa kemenangan jiwa besar-besaran (Wahyu 6:1-2, Amos 8:11-12).

Roh Kudus akan dicurahkan dua kali ganda dan gereja Tuhan melimpah dengan kuasa Allah. Kemuliaan hadirat Allah menyertai penginjilan gereja Tuhan (Yoel 2:23-26, 2:28-29). Gereja menjadi kaya dengan Firman Allah, melimpah dengan urapan yang baru. Semua yang terjadi pada gereja mula-mula, dimana begitu banyak yang menerima Kristus sebagai Tuhan karena melihat kuasa mujizat yang melimpah menyertai Gereja Tuhan (Yesaya 62:1-2).

3. Keadaan Yang Sukar, Kasih Menjadi Tawar, Orang Akan Murtad. Diambang kedatangan Yesus kedua kali akan terjadi suatu masa yang sukar, semua akan mementingkan diri sendiri sehingga kehancuran kehidupan sosial dalam masyarakat, keadaan beragama hanya disimbolkan secara lahiriah tidak pernah menyentuh hakekat kehidupan. Kasih orang banyak akan menjadi tawar, sifat keduniawian masyarakat akhir zaman masuk kedalam gereja. Tidak ada lagi kasih sebagai pengikat sesama orang percaya. Masing-masing berjalan dijalannya sendiri-sendiri. Ketidak taatan akan Firman Allah melanda gereja Tuhan (2 Timotius 3:1-5). Banyak orang percaya akan gugur dari iman sebab pengaruh kehidupan lahiriah, manusia akan mengasihi diri sendiri dan mengasihi apa yang ada didalam dunia ini, keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:15-17). Bahkan dikatakan begitu banyak akan murtad meninggalkan Yesus sebagai ciri akhir zaman (1 Timotius 4:1, 2 Tesalonika 2:3).

Memang kelihatannya bertentangan dengan tanda sebelumnya, bahwa sebelum hari itu akan terjadi kegerakan besar penginjilan yang bersifat global. Tanda kemerosotan iman bagi orang percaya juga menjadi tanda kedatangan Tuhan kedua kali. Bahkan dikatakan kalau waktunya tidak dipersingkat akan sangat sukar orang diselamatkan. Tetapi karena orang-orang pilihan maka waktu itu dipersingkat. Rupanya, orang-orang yang setia dan menyucikan diri dan sungguh-sungguh berbakti kepada Dia menjadi penyebab bahwa Tuhan akan mempersingkat waktu itu. Kita dapat membayangkan betapa dahsyatnya kejahatan dan kemurkaan iblis diambang kedatangan Tuhan kedua kali. Begitu pula ada ayat yang menulis bahwa orang kudus akan bertambah kudus dan orang-orang cemar semakin cemar (Wahyu 22:11, 2 Petrus 3:9-11, Matius 24:22).

4. Ajaran Sesat dan Nabi-Nabi Palsu. Gereja harus bertumbuh menjadi dewasa untuk mencapai kesatuan iman dan mengalami kepenuhan Kristus supaya tidak diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran oleh permainan palsu manusia, kelicikan yang menyesatkan (Efesus 4:13-14). “Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu terakhir begitu banyak yang murtad karena mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (1 Timotius 4:1). Pengajar-pengajar sesat akan gentayangan kesana kemari untuk berusaha membawa sebanyak-banyaknya orang tersesat melalui ajaran setan-setan (Matius 24:23-24).

Sebelum kedatanganNya gereja harus membentengi diri dengan ajaran yang benar, menjadi dewasa sehingga mampu mendeteksi suatu ajaran yang ternyata berakhir dengan kesesatan. Begitu banyak ajaran yang tidak sehat menjamur dewasa ini dan gereja harus waspada. Begitu pula kecenderungan mendengar ajaran yang sesat ini mendorong mereka mempersiapkan guru-guru yang sesuai dengan kehendak mereka, supaya dapat memuaskan hawa nafsu (2 Timotius 4:3, 2 Petrus 2:1-3). Begitu banyak kesesatan telah meracuni ajaran yang sehat. Kesemuanya bermaksud mangantar orang-orang percaya menjadi pengikut iblis.

5. Manifestasi antikris. Antikris berarti “Pelawan Kristus”, dia adalah seorang pengikut Kristus yang murtad dan menjadi pelawan Kristus. Setan memakai seorang manusia untuk berkuasa diatas muka bumi dan menganiaya semua orang percaya untuk murtad dan menyembah dia sebagai tuhan. Satu masa sebelum Tuhan Yesus datang kedua kali diperuntukkan bagi dia dan setelah masa itu Tuhan Yesus datang mengakhiri pemerintahannya dan dilanjutkan dengan Pemerintahan Yesus Kristus sebagai Raja, yang memerintah bersama orang percaya selama 1000 tahun (2 Tesalonika 2:1-8, Wahyu 12:14, Wahyu 20:1-5). Tentang antikris dan masa berkuasanya diuraikan khusus dibagian berikut.

V. Masa Aniaya Orang Percaya.

Di Alkitab tentang masa aniaya orang percaya (Tribulasi) menunjuk pada tiga pengertian yaitu: Pertama: Bahwa gereja Tuhan tidak akan luput dari aniaya sepanjang zaman. Kalau dunia membenci orang percaya karena memang orang percaya bukan berasal dari dunia ini. Sama seperti Yesus Kristus bukan berasal dari dunia demikian juga orang percaya. Tuhan akan meluputkan orang percaya karena Dia selalu menyertai gerejaNya sepanjang zaman gereja (Yohanes 16:32-33, Yohanes 17:16). Kedua: Pengertian akan datang penganiayaan besar akan menimpa orang percaya. Dunia akan dibawah kekuasaan antikris dan menganiaya semua orang percaya supaya menolak Yesus sebagai Tuhan. Orang percaya akan dianiaya untuk dapat murtad supaya menyembah dia bahkan banyak yang akan mengalami penganiayaan dalam mempertahankan Nama Kristus, mereka akan mati syahid dimasa tribulasi (Wahyu 3:10, 1 Tes.5:9, Wah.6:12-17). Kalau ada masa aniaya akan dialami oleh orang percaya dan mengalami puncak selama satu masa dan dua masa dan setengah masa atau 3,5 tahun. Tuhan berjanji akan melindungi orang percaya (Gerika: “Ek” atau “out of”) dari pencobaan berat yang akan menimpa seluruh dunia. Antikris atau si naga yang menjadi penguasa pada masa tribulasi tidak dapat menganiaya orang percaya yang benar karena perlindungan Tuhan. Dikatakan bahwa gereja Tuhan akan diterbangkan dengan dua sayap burung nasar untuk dilindungi oleh Tuhan selama 3,5 tahun (Wahyu 12:14). Ketiga: Dari nubuatan 70 minggu untuk Israel bahwa 69 minggu telah digenapkan sampai kepada Yesus Sang Messias diurapi pada usia 30 tahun. Kemudian satu minggu yang terakhir merupakan minggu penganiayaan atas Israel setelah sang raja penguasa tribulasi menghentikan korban di Bait Allah (Dan.9:25-27). Perjanjian itu menjadi berat dan sejak itu terjadi penganiayaan atas Israel. Karena itu menurut paham ini sebelum antikris berkuasa dan menganiaya bangsa Israel maka mereka percaya bahwa Bait Allah Yerusalem harus dibangun kembali.

Ketiga pandangan tentang masa aniaya diatas jelas berbeda satu dengan yang lain. Melalui nubuatan Daniel khusus untuk bangsa Israel bahwa minggu yang ke tujuh puluh adalah satu kesempatan terakhir yang Allah berikan bagi bangsa ini untuk memulihkan segala sesuatu. Kita harus ingat bahwa bangsa Israel sampai hari ini secara bangsa tetap masih memegang Taurat Musa dan tetap menolak Yesus Kristus sebagai Messias. Itulah sebabnya mereka yakin tentang pembangunan Bait Allah harus segera dimulaikan. Sedangkan minggu ke 70 khusus untuk bangsa Israel, kami juga percaya bahwa setelah jaman bangsa-bangsa berakhir maka rencana Allah akan kembali kepada Israel (Roma 11:25-26). Kalau minggu terakhir (ke 70) bagi keyakinan Israel diperuntukkan untuk pemulihan mereka yaitu pembangunan Bait Allah dan dimulainya lagi ibadah didalamnya sesuai keyakinan mereka, itu berarti suatu pengungkapan misteri bahwa Israel akan menerima Yesus sebagi Messias sehingga Bait Allah yang akan dibangun pasti menjadi Bait Allah dihadapan Allah. Perhatikan nubuatan bahwa Allah akan mengumpulkan mereka kembali dan memberi mereka hati yang lain dan roh yang baru didalam bathin mereka dan mereka akan hidup taat. Satu nubuatan tentang pertobatan bangsa Israel di minggu terakhir, mereka berkesempatan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Messias (Yeh.11:17-19, Rom.11:25-26).

1. Pengungkapan misteri minggu ke 70. Daniel 9:27. Banyak penafsir langsung menempatkan bahwa raja itu adalah si antikris sehingga mereka mengajarkan bahwa masa antikris adalah 7 tahun sesuai dengan minggu terakhir dalam minggu ke 70. Karena itu bagi penafsir yang percaya masa antikris ialah 7 tahun, percaya bahwa Bait Allah di Yerusalem harus dibangun kembali. Sebab ditengah minggu si antikris akan membuat perjanjian akan menjadi berat dengan mengehentikan korban sembelihan di Bait Allah. Disinilah penyebabnya, mereka menafsir tentang kuda putih dan penunggangnya dalam Wahyu 6:2, bahwa itu adalah antikris dengan segala kemenangannya. Karena sebelum antikris menghentikan korban sembelihan di Bait Allah dan akan duduk didalmnya untuk minta disembah sebagai Tuhan dan menguasai dunia, maka dia harus memperoleh kemenangan terus untuk membangun pemerintahan dunia dan disembah sebagai Allah (Wahyu 6:1-17, 2 Tes.2:1-8).

– Mereka menafsir bahwa raja itu adalah si antikris yang akan berperan penuh selama satu kali 7 masa atau 7 tahun, itulah sebabnya mereka langsung membangun ajaran sesuai dengan nubuatan Daniel 9:27, bahwa masa antikris selama 7 tahun yaitu penggenapan minggu ke 70.

– Sesuai dengan penafsiran tentang nubuatan, maka bagi tafsiran ini Bait Allah Yerusalem harus dibangun, karena antikris akan menghentikan korban di pertengahan minggu (setelah 3,5 tahun), kemudian dia akan duduk di Bait Allah tersebut dan memerintah dunia serta minta disembah sebagai Allah (2 Tes. 2:1-7).

– Sebelum antikris duduk di Bait Allah dan minta disembah sebagai Allah, dia harus mendapatkan kemenangan. Karena itu tafsiran tentang Kuda Putih dalam Wahyu 6:2, bahwa Kuda Putih tersebut adalah antikris.

Kelemahan tafsiran tentang masa aniaya adalah 7 tahun yaitu penempatan langsung minggu ke 70 di penghujung zaman sebelum kedatangan Yesus kedua kali, sebagai berikut.

Pertama: Mereka menafsir bahwa raja itu dalam ayat 27 adalah oknum antikris. Kata “Raja Itu” mestinya ada hubungan dengan ayat-ayat sebelumnya (baca Dan.9:25-27). Dengan menafsir Raja Itu adalah oknum antikris maka ayat 27 menjadi berdiri sendiri terpisah dari ayat-ayat sebelumnya. Sedangkan Daniel 9:25-27 ialah nubuatan 70 minggu merupakan satu kesatuan yang saling menggenapkan. Dengan menafsir bahwa raja itu adalah antikris telah meninggalkan kontekstual dari nubuatan itu sendiri.

Kedua: Nubuatan masa aniaya tujuh tahun telah memaksakan suatu kebenaran yang keliru dengan akan dibangunnya Bait Allah dimana sebentar perjanjian akan menjadi berat sebab antikris akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan. Itu berarti, bahwa tafsiran ini masih percaya bahwa kebenaran taurat tentang penyembelihan binatang sebagai pokok ibadah masih berlaku kepada bangsa ini. Sedangkan penghancuran Bait Allah oleh Titus telah dinubuatkan oleh Yesus untuk menghentikan semua korban sembelihan binatang. Setelah kematian Kristus Yesus sebagai Anak Domba Allah, maka Allah membenci semua korban sembelihan. Kebenaran Taurat tidak ada lagi, semua telah digenapkan didalam Tuhan Yesus Kristus (Yoh.1:29, Ibr.9:13-14, 10:1, 4).

Ketiga: Penafsir masa aniaya 7 tahun tidak menempatkan peranan Yesus sebagai Juruselamat dalam tafsiran 70 minggu, sebab memisahkan ayat 27 dan ayat-ayat sebelumnya. Karena penjelasan karya Kristus untuk menghentikan korban-korban sembelihan dan menggenapkan Taurat justru terletak pada ayat 27 tersebut. “Raja itu membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali 7 masa. Pada pertengahan 7 masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan…”. Secara hurufiah tafsiran masa aniaya 7 tahun begitu jelas dapat diterima. Tetapi tafsiran 7 tahun tribulasi banyak meninggalkan hakekat kebenaran terutama tidak menempatkan peranan karya Kristus dan kebenaranNya sebagai pokok nubuatan. Diantaranya masih menempatkan Taurat sebagai kebenaran Israel.

Pandangan kedua: Daniel 9:27, bahwa Raja Itu, keterangan ayat 25, menunjuk pada Yesus Kristus (Yang Diurapi). Membuat perjanjian menjadi berat bagi semua orang yaitu ketika Yesus menunjuk diriNya sebagai Messias dan sebagai Allah sangat melukai keyakinan kepercayaan agama Yahudi yang “Monotheisme”. Yesus Kristus sebagai Messias dan memproklamasikan misiNya membuat bangsa Israel sangat tersinggung. Hal-hal yang memberatkan Israel menerima misi Yesus adalah:

– Dia menyatakan diriNya sebagai Tuhan dan menghancurkan theologi Israel yang monotheisme, yaitu kepercayaan kepada Allah yang esa. Konsep Allah yang Tritunggal belum dipahami pada waktu itu. Pengakuan Yesus sebagai Tuhan dan Messias, dianggap telah menghujat Allah. Itulah sebabnya, misi Yesus sebagai Juruselamat ditolak bangsa ini (Yoh.12:45, 14:9). Pengakuan Yesus Kristus sebagai Messias dan Tuhan dianggap sebagai menghujat Allah (Imamat 24:16). Karena itu Yesus Kristus ditolak dan harus dihukum mati. Benarlah nubuatan Firman Allah, pengungkapan misi Yesus sebagai perjanjian yang baru tidak menyenangkan orang banyak. Yesus Kristus harus ditolak dan dihukum mati. Kematian Yesus Kristus sebagai Domba Allah terjadi setelah Dia melayani 3,5 tahun lamanya. Dia mati ditengah minggu untuk menghentikan korban sembelihan dan santapan sebab Dia sebagai penggenap semua sistem korban dalam Taurat (Ibrani 9:11-14).

– Konsep Messias bagi Israel adalah datangnya seorang raja akan menetapkan kembali tahta Daud dan sekaligus melepaskan dan membebaskan Israel dari penindasan dan pendudukan kerajaan Romawi. Sejak penghancuran dan pembuangan Israel ke Babel oleh Raja Nebukadnezar (tahun 606 SM), maka bangsa ini silih berganti dijajah oleh raja-raja asing. Mereka merindukan satu Messias untuk membebaskan dan menjadikan Israel kembali menjadi kerajaan besar berdaulat ditakuti negeri sekitar seperti pada zaman Raja Daud.

Ketika Yesus memproklamasikan diri sebagai Messias dan Juruselamat dalam arti rohani maka bangsa ini kecewa. Bahkan menuduh Dia menghujat Allah. Murid-murid Yesus sekalipun sebelum hari kepenuhan Roh Kudus dalam hati sanubari menganggap bahwa Yesus Kristus sebagai Messias penerus tahta Daud. Ketika Yesus hendak terangkat ke surga, mereka dengan diam-diam bertanya-tanya, “Maka bertanyalah mereka yang berkumpul disitu: “Tuhan maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” (Kisah 1:6). Israel telah salah kaprah tentang arti Messias yang sebenarnya. Messias diartikan secara lahiriah, sebagai Juruselamat kerajaan dan bangsa Israel lahiriah. Dia telah dibuang, namun telah menjadi Batu Penjuru (1 Petr. 2:6-7).

– Setelah penolakan Israel kepada Yesus sebagai Messias, Israel masih terus mempersembahkan korban sembelihan di Bait Allah. Walaupun ketika Yesus mati sebagai Messias bahwa tirai Bait Allah yang memisahkan ruangan maha kudus tercabik dari atas ke bawah yang berarti bahwa semua telah genap didalam Yesus Kristus dan Allah tidak berkenan lagi akan korban-korban sembelihan dan santapan (Matius 27:51, Keluaran 26:31-33).

Karena itu pelayanan Yesus selama 3,5 tahun yang berakhir pada pertengahan 7 tahun, adalah penggenapan 1/2 minggu dari minggu yang ke 70 (minggu terakhir). Pekerjaan Yesus sebagai Messiaslah yang menghentikan semua korban sembelihan dan santapan di tengah minggu. Yesus setelah melayani 3,5 tahun maka Dia mati untuk menggenapkan Taurat dan menghentikan semua korban sembelihan dan santapan. Dia datang untuk menggenapkan hukum Taurat (Yoh.1:29, Ibr.9:11-14, Dan.9:27).

Selanjutnya, “Diatas sayap kekejian akan datang yang membinasakan” mempunyai arti pengertian ganda. “Diatas sayap kekejian” dalam bahasa Inggris “The overspreading of abominations (KJV)” Overspread (Ibr.Kanaph), berarti ujung dari satu bentangan, “A wing of bird” suatu bentangan atau jangkauan, seperti sayap burung yang mempunyai ujung jangkauan.

Setelah kematian Kristus dan tirai yang memisahkan tempat maha kudus telah tercabik, tetapi Israel terus melanjutkan ibadah Taurat dan penyembelihan binatang yang menerbitkan kemurkaan Allah, berjalan terus. Allah mensifatkan hal tersebut sebagai sayap kekejian. Atau bentangan waktu yang menerbitkan kekejian Allah. Pelaksanaan penyembelihan berjalan terus selama 40 tahun mengundang kemurkaan Allah dan akhirnya Allah mengutus jenderal Titus panglima Romawi datang membinasakan Yerusalem dan Bait Allah didalamnya.

Walaupun Bait Allah telah dihancurkan dan Israel tersebar keseluruh bumi tetapi mereka tetap menolak Yesus sebagai Messias. Bahkan sampai hari ini mereka masih merindukan untuk membangun Bait Allah itu kembali dan melanjutkan ibadah berupa penyembelihan binatang. Secara lahiriah mereka tidak lakukan itu, tetapi didalam hati mereka masih memegang teguh aturan Taurat dan merindukan bait Allah dibangun, kemudian mengadakan penyembelihan seperti dahulu. Selama mereka menolak Yesus sebagai Messias dan berpegang pada aturan Taurat.

2. Antikris berkuasa selama 3,5 tahun. Raja itu ialah Tuhan Yesus Kristus yang telah menghentikan korban sembelihan ditengah minggu. Pelayanan Yesus Kristus selama 3,5 tahun di bumi sudah menggenapkan setengah dari satu minggu terakhir. Diikuti oleh satu bentangan waktu “Diatas sayap kekejian” atau “The overspreading of abominations”, akan datang yang membinasakan. Pengertian melalui satu bentangan waktu akan datang yang membinasakan digenapkan dalam rangkap dua.

– Bentangan 40 tahun, datanglah jenderal Titus dari Romawi menghukum Israel dengan menghancurkan dan membinasakan kota itu dan Bait Allah didalamnya. Selama 40 tahun Israel tetap mengadakan penyembelihan dan pengorbanan darah. Mereka tidak mengindahkan Darah Kristus sebagai korban pendamai manusia dengan Allah yang telah menggenapkan Taurat. Pengorbanan darah binatang di Bait Allah Yerusalem selama 40 tahun adalah kekejian dihadapan Allah (Yesaya 66:3-4).

Jenderal Titus bukanlah antikris atau si pembinasa yang akan menguasai dunia tetapi dia adalah bayangan antikris yang akan datang sebagai pembinasa terbesar yang akan menganiaya orang-orang Kristen. Dia telah dipakai Tuhan untuk menggenapkan nubuatan sehingga Allah menghancurkan dan membinasakan Bait Yerusalem dan kota Yerusalem karena ibadah kekejian itu. Bayangkan bahwa Firman Allah berkata bahwa yang mereka sembah adalah dewa kejijikan dan Allah akan memberlakukan mereka dengan sewenang-wenang (Yesaya 66:3-4).

– Bentangan yang panjang sebagai zaman gereja. Setelah penggenapan 3,5 tahun pertama maka ada satu bentangan yang panjang yang masih berlaku sampai hari ini. Walaupun tidak ada lagi penyembelihan dan penumpahan darah binatang di Yerusalem karena Bait Yerusalem belum berdiri. Tetapi Israel sampai hari ini masih menolak Yesus sebagai Messias. Bahkan mereka masih merindu untuk membangun kembali Bait Yerusalem diatas fondasi bangunan yang lama. Hal itu mereka belum dapat lakukan sebab diatas fondasi bangunan yang lama telah berdiri dua buah bangunan suci umat muslim, yaitu masjid Al Aqsa dan Dome of the Rock.

“Overspreading of Abominations” masih berlaku bagi mereka. Benar tidak ada penumpahan darah binatang lagi, tetapi dalam hati mereka kerinduan untuk melakukan ibadah kekejian itu masih meluap-luap. Bahkan semangat inilah yang menjadi motivasi utama bangsa Israel untuk kembali ke tanah Palestina. Mereka merindu untuk kembali ke tanah perjanjian dengan semangat untuk mebangun kembali Bait Allah dan melakukan ibadah Taurat didalamnya. Tetapi, tentu saja Allah tidak mengijinkan hal itu dapat terjadi. Sebab Tuhan Allah yang telah menghancurkan Bait di Yerusalem tahun 70 M sebagai pehukuman atas kekerasan hati mereka. Tuhan Allah pula yang mengijinkan dibangunnya bangunan suci umat muslim diatas fondasi Bait Yerusalem, supaya mencegah pembangunan Bait Yerusalem. Bentangan yang panjang yang merupakan kebencian Allah atas Israel tetapi itu adalah anugerah keselamatan untuk bangsa-bangsa lain. Kita kenal sebagai zaman gereja. Keselamatan didalam Kasih karunia Kristus diproklamasikan untuk semua bangsa. (Roma 11:11)…”maka aku bertanya: Adakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak. Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu”.

Jadi, setelah 3,5 tahun minggu ke 70 digenapkan melalui pelayanan Yesus maka ada satu bentangan atau gap yang memisahkan 3,5 tahun pertama dan 3,5 tahun kedua dan menggenapkan minggu ke 70, kemudian Yesus datang kedua kali untuk menutup zaman. Bentangan yang panjang atau gap diantara 3,5 tahun pertama dan 3,5 tahun yang terakhir telah diuraikan diatas itulah suatu masa Injil diberitakan kepada segenap bangsa dan apabila genap waktunya zaman bangsa-bangsa (zaman gereja), Allah akan beralih kembali kepada bangsa ini. Dalam Wahyu 11:3-6 bahwa ada dua saksi yang akan bersaksi selama 1260 hari kepada bangsa Israel. Melihat mujizat yang dikerjakan oleh kedua saksi itu, rupanya mereka adalah Musa dan Elia. Sebab mereka mempunyai kuasa menutup langit supaya tidak turun hujan dan menjadikan air menjadi darah (Kel.7:17-19, 1 Raj.17:1). Zaman gereja atau zaman bangsa-bangsa diakhiri dengan suatu waktu khusus untuk Israel (Rom.11:11-12, 25-26). Kedua saksi akan bersaksi selama 3,5 tahun kepada bangsa ini sebagai penutup minggu ke 70, sementara waktu yang sama kota Yerusalem dikuasai dan di injak-injak selama 3,5 tahun.

– Masa antikris selama 3,5 tahun, siapakah yang akan menginjak-injak kota Yerusalem dalam nubuatan Wahyu 11:2, dialah antikris yang menjadikan kota Yerusalem sebagai pusat pemerintahan sedunia. tetapi sasaran antikris melalui politik dan kekuatan ekonomi adalah untuk menghancurkan iman Kristen menjadikan semuanya murtad dan mengangkat dirinya sebagai Tuhan untuk disembah. Dikatakan bahwa dia akan duduk di Bait Allah dan minta disembah sebagai Allah. Penolakan penyembahan kepada dia diikuti oleh penganiayaan besar-besaran kepada orang Kristen yang ada pada waktu itu. Begitu banyak yang murtad tidak tahan oleh kesengsaraan akibat penganiayaan dan banyak yang menjadi sahid Kristus. (2 Tes. 1:2-8, Wah.6:7-11). Pemerintahan antikris berlaku selama 42 bulan atau satu masa dan dua masa dan setengah masa atau 3,5 tahun. Dialah atau antikris penggenap nubuatan bahwa diatas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, tetapi Tuhan Yesus akan mebinasakan sang pembinasa waktu Dia datang kedua kali (2 Tes.2:8, Wah.19:20). Kedatangan Yesus Kristus kedua kali akan menangkap dan langsung melemparkan antikris dan nabi-nabi palsu ke neraka api belerang yang kekal selamanya (Wah.19:20). Antikris akan berkuasa selama 3,5 tahun melengkapi 3,5 tahun pelayanan Yesus dan menggenapi minggu ke 70 nubuatan nabi Daniel 9:25-27, sebagai penutup zaman.

3. Sifat masa kesengsaraan (Tribulasi). Alkitab banyak berbicara tentang sifat masa kesengsaraan yang akan diakhiri dengan kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Secara ringkas kita melihat beberapa aspek yang jelas dan menarik dari rahasia setengah minggu terakhir tersebut.

– Aspek politik. Pemerintahan di akhir zaman khususnya dalam masa aniaya 3,5 tahun tidak dapat dipisahkan dengan nubuatan Daniel 2:31-43: suatu penglihatan tentang zaman bangsa-bangsa mulai dari kepalanya yang emas simbol dari kerajaan Babilonia dan seterusnya sampai kerajaan Romawi yang dilambangkan dengan paha dari besi selanjutnya kaki yang terbuat campuran besi dan tanah liat simbol pemerintahan akhir zaman yang rapuh dan sebuah batu menghancurkan keseluruhannya. Batu itu adalah Kristus. Demikian pula penglihatan dengan maksa sama dalam Daniel 7:1-28, disimbolkan dengan keempat binatang tentang empat kerajaan yang akan memerintah dunia. Kerajaan terakhir disimbolkan sebagai seekor binatang bertanduk sepuluh. Hal yang sama dengan binatang didalam Wahyu 13:1-10, hanya disini kesepuluh tanduk itu telah dilengkapi dengan mahkota lambang telah memperoleh kuasa memerintah. Rupanya pada akhir zaman dan menjelang masa aniaya dunia akan masuk dalam sistem pemerintahan federasi, yang terdiri dari 10 kelompok pemerintahan bangsa-bangsa. Dimana ahirnya ke 10 kelompok pemerintahan bangsa-bangsa akan bersatu dibawah seorang penguasa yang otoriter yang sangat menghina Allah (Wahyu 13:5-6). Raja atau si antikris bukan hanya memerintah secara otoriter, tetapi akan menganiaya orang-orang Kristen, tidak mengijinkan mereka berjual beli kalau tidak menerima tandanya, bahkan ia minta disembah sebagai Allah. Iblis juga memulihkan kegagalannya di surga untuk menyamakan diri sama seperti Allah sehingga ia dicampakkan ketas muka bumi (Yesaya 14:13-14). Pemerintahan antikris (bangsa-bangsa) menduduki Yerusalem dan menginjak-injaknya menjadikan kota ini menjadi ibu kota pemerintahannya (Wahyu 11:2).

– Aspek Agama. Iblis melalui alatnya si raja itu, atau binatang itu (Wahyu 13:1-10, 17:1-18) ingin menyamakan diri dengan Allah. Karena itu ia akan duduk di Bait Allah untuk di sembah sebagai Allah. Jadi pemerintah dalam masa aniaya 3,5 tahun adalah pemerintahan keagamaan dimana bertujuan membawa dunia untuk menyembah kepada binatang itu. Antikris akan membawa seluruh isi dunia menyembah setan. Kepada antikris diberikan kuasa oleh setan untuk meneguhkan kekuasaannya selam 42 bulan. Dia akan berkuasa secara otoriter selama 42 bulan dengan penuh kesombongan akan menghujat Allah dan akan menganiaya orang percaya yang tidak mau menyembah dia (Wahyu 13:3-5). Dia juga akan memaksa semua yang didunia untuk menyembah binatang (si iblis), yang telah memberi kuasa kepadanya selama 42 bulan. Semua yang tidak mau menyembah patung binatang itu akan dibunuh. Tidak seorangpun dapat berjual beli terkecuali bila mereka mengingkari kepercayaan mereka dan menyembah patung itu (Wah.13:15-18). Dalam melaksanakan kuasanya disertai dengan kuasa dan mujizat-mujizat palsu (2 Tes.2:9-12). Membuat semua penghuni bumi akan terpesona dan mangagungkan dia serta menyembah dia, bahkan berteriak bahwa siapakah yang sama dengan binatang ini dan siapakah yang dapat berperang melawan dia ? (Wah.13:4-5). Pada masa pemerintahan antikris selama 3,5 tahun seluruh sistem agama yang ada sekarang harus ditinggalkan untuk beralih kepada agama tunggal, agama negara yang harus mengabdi dan menyembah kepada patung binatang atau si naga yang telah memberi kuasa yang besar kepada binatang atau antikris yang menguasai dunia pada waktu itu. Antikris mengikuti pola Yesus Kristus dimana segala kuasa dilimpahkan Allah kepadaNya tetapi akhirnya Yesus Kristus mempersembahkan semua kemuliaan kepada Allah Bapa (Mat.28:18, Kol.1:16-19). Ada perbedaan tafsiran tentang bahwa antikris akan duduk di Bait Allah dan minta disembah sebagai Allah dimana dia akan membuat perjanjian menjadi berat dan menghentikan korban sembelihan dan santapan di Bait Allah. Sehingga banyak penafsir mengartikan bahwa Bait Allah Yerusalem harus dibangun kembali. Sebab disitulah si antikris akan duduk untuk disembah sebagai Tuhan oleh seluruh dunia (2 Tes.2:2-8, Dan.9:27). 2 Tes.2:4. “…yaitu lawan yang meninggikan diri atas segala yang disebut atau disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah”. Kami percaya itu bukan Bait Allah fisik di Yerusalem yang dibangun kembali. Kata Gerika untuk Bait Allah dalam 2 Tes.2:4, “Naos”, yang berarti pusat (center) tempat suci. Kata itu juga dapat menunjuk kepada pribadi Yesus. Sedangkan tempat suci bahasa Gerika dipakai kata “Hieron”, kata ini menunjuk tempat (Mat.24:1, 12:5). Kata naos boleh berarti umum yang menunjuk suci dari suatu tempat. Antikris yang akan duduk di Bait Allah berarti akan duduk dalam gereja menguasai gereja dan dia harus disembah sebagai Tuhan. Inilah yang dimaksud dengan pelacur besar yang mabuk oleh darah orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus. Mereka adalah gereja yang tunduk dan menjadi penyembah antikris, mereka haus darah dan membunuh orang-orang kristen yang bertahan sebagai saksi Kristus (Wah.17:1-6). Antikris tidak akan duduk di Bait Allah Yerusalem karena Bait Allah tidak akan dibangun, tetapi ia akan menguasai gereja menjadi kepala gereja dan harus disembah oleh dunia. Dia menjadikan gereja sesat dilihat sebagai pelacur besar dan akan menganiaya orang Kristen yang bertahan dalam iman sejati, bila menolak mengikut dia akan dibunuh sebagai syahid Kristus (Wah.20:4).

– Aspek Israel. Keselamatan bangsa-bangsa karena penolakan Israel kepada Yesus Kristus sebagai Messias dan Juruselamat. Alkitab berkata bahwa zaman bangsa-bangsa untuk anugerah kasih karunia akan berakhir dan Allah akan kembali menoleh kepada umatNya Israel. Kita mengetahui bahwa tidak semua bangsa Israel menolak Yesus Kristus. Masih ada sisa yang setia dan menerima Yesus sebagai Messias sampai saat ini (Roma 11:1-5). Tetapi sebagai bangsa mereka masih menolak Yesus sebagai Messias. Terbukti bahwa sampai sekarang bangsa ini merindu untuk membangun kembali Bait Allah Yerusalem dan kembali beribadah didalamnya. Nubuatan 70 minggu adalah nubuatan rangkap yang sempurna. Bahkan nubuatan ini dikatakan oleh para ahli Alkitab sebagai nubuatan yang terbesar dan paling lengkap berisi berita, baik tentang Kristus sebagai Messias, Keselamatan bangsa-bangsa, Keselamatan Israel dan Kedatangan Yesus kedua kali. Namun secara fisik makna nubuatan ini khusus untuk bangsa Israel. Dan.9:24, bahwa ada 70 minggu ditetapkan untuk bangsa Israel dan atas kota yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, mengakhiri dosa, menghapuskan kesalahan, mendatangkan keadilan kekal, menggenapkan penglihatan nabi dan mengurapi Yang Maha Kudus. 69,5 minggu telah digenapkan dan ke enam kebenaran untuk ditetapkan kepada Israel sampai sekarang ini belum digenapi. Hal itu berarti 3,5 tahun yang sisa untuk menggenapi 70 minggu adalah waktu khusus untuk menggenapi segala sesuatu keatas bangsa Israel. Alkitab berkata bahwa kalau pelanggaran mereka menjadi kekayaan bangsa-bangsa, lebih-lebih lagi kesempurnaan mereka. Kedatangan Yesus kedua kali berhubungan erat dengan keaadan bangsa ini dan menjadi inti berita 70 minggu yaitu keselamatan Israel (Rom.11:11-12, Dan.9:24). Kerinduan yang fanatis untuk membangun kembali Bait Allah Yerusalem menjadi motivasi utama pulangnya bangsa ini ke tanah Israel. Mereka kembali masih dalam keadaan menolak Yesus sebagai Messias. Kedua saksi yang akan bersaksi selama 42 bulan (3,5 tahun), kami yakin ialah Musa dan Elia, sebab Alkitab menubuatkan bahwa mereka akan datang kembali ditengah bangsa Israel (Mal.4:4-6). Dalam Wahyu 11:3-6 kedua nabi atau saksi itu dapat menahan hujan untuk tidak turun dan mempunyai kuasa untuk mengubah air menjadi darah (Kel.7:17-19, 1 Raj.17:1). Kedua nabi tersebut mewakili Taurat dan Nabi sangat berwibawa keatas Israel. Kesaksian mereka tentang Kristus pasti akan membawa pertobatan besar-besaran. Melalui kesaksian mereka Israel akan menerima Kristus dan pada saat itulah penggenapan nubuatan 70 minggu, Yesus akan datang kedua kali (Wah.11:7, Mal.4:4-6).

– Aspek Ekonomi. Aspek ekonomi dalam periode masa sengsara menjadi satu kekuatan dipakai oleh sang penguasa untuk menunjang keagamaan. Semua akan masuk kedalam perserikatan dagang yang telah diatur. Mereka yang akan berdagang atau terlibat dalam kegiatan jual beli harus lebih dahulu menerima materai atau cap angka 666 (angka manusia). Hal itu berarti suatu pengakuan bukan hanya menerima dia sebagai penguasa dunia, tetapi harus menyembah dan menerima dia sebagai Tuhan (Wah.13:15-18, 14:8-11). Dan apabila mereka yang percaya kepada Kristus menerima tanda atau materai pada dahi atau tangan itu berarti bahwa mereka minum anggur murka Allah. Kerajaan antikris sangat mirip dengan kerajaan Romawi pada zaman kaisar-kaisar, diantaranya: Kaisar Augustus, Nero, Caligula, kesemuanya menganggap diri mereka sebagai Allah dan harus disembah oleh segenap rakyat diseluruh dunia. karena itu kerajaan antikris mendatang dianggap prototipe dengan kerajaan Romawi tempo dulu. Kerajaan Romawi gagal untuk menguasai dunia secara utuh, itulah sebabnya banyak penafsir menafsirkan bahwa satu dari kepala-kepalanya dari binatang itu seperti kena luka tapi sudah sembuh, bayangan bahwa kerajaan antikris yang akan datang ialah satu kelanjutan setan untuk menguasai dunia dan disembah sebagai Allah setelah kegagalan kerajaan Romawi waktu yang lalu (Wah.13:3). Seluruh dunia dalam satu sistem tatanan ekonomi yang diatuur oleh penguasa dunia (antikris). Aspek ekonomi menjadi kekuatan penunjang untuk mengiring seluruh dunia memuja dan menyembah dia sebagai Tuhan. Namun, sistem ini akan hancur dibinasakan oleh Yesus Kristus pada waktu kedatanganNya kedua kali (2 Tes.2:8, Wah.19:20-21).

4. Gereja Tuhan Disingkirkan. Zaman Gereja berakhir pada saat antikris menyatakan diri sebagai pelawan dari Kristus. Antikris akan memulai satu pemerintahan dunia yang menghujat Allah dan akan membunuh semua orang yang menolak menyembahnya. Namun, pemerintahan antikris belum dapat ditetapkan dan menguasai dunia apabila gereja yang penuh Roh Kudus masih nyata atau zaman gereja belum berakhir (2 Tes.2:5-8). Gereja Tuhan yang penuh Roh Kudus mempunyai kekuatan yang lebih besar dari antikris yang membawa kuasa setan. Gereja Tuhan yang penuh Roh Kudus harus disingkirkan lebih dahulu barulah setan dapat berkuasa melalui antikris selama 3,5 tahun (1 Yoh.4:4). Penyingkiran gereja bukan berarti untuk orang percaya penuh Roh Kudus supaya luput dari aniaya antikris, justru sebaliknya supaya antikris dapat menetapkan rencananya untuk menggenapkan rencana Allah dalam nubuatan 70 minggu. Sebab, adalah tidak mungkin apabila gereja yang penuh Roh Kudus masih ada dan nyata maka antikris bisa menetapkan pemerintahannya. Karena itu, gereja harus disingkirkan untuk memberi kesempatan berlakunya masa aniaya 3,5 tahun sebagai kegenapan nubuatan 70 minggu.

Beberapa ayat Firman Allah yang menubuatkan tentang penyingkiran gereja terdapat dalam Mat.24:40-41: berakhirnya zaman gereja bahwa ada dua orang yang di ladang dan dua perempuan di kilangan yang seorang akan dibawa dan yang lain ditinggalkan. Begitu pula tentang perumpamaan tentang 10 gadis yang 5 bijaksana dan 5 bodoh. kelima yang bijaksana dibawa pergi tetapi yang bodoh tertinggal. Contoh-contoh tadi mengungkapkan bahwa tidak semua orang percaya akan disingkirkan sebab yang lain akan mengalami masa aniaya dibawah pemerintahan antikris. Siapakah mereka yang disingkirkan, yaitu mereka yang menjadikan hidupnya milik Kristus, tubuh mereka menjadi Bait Allah yang hidup tempat kediaman Roh Kudus, mereka penuh dengan buah-buah kebenaran dan memuliakan Allah (Mat.25:4, 1 Tes.5:5-10, Fil.1:9-11, Efesus 6:10-18).

Selebihnya bagi mereka yang tidak berjaga-jaga, tidak memelihara pekerjaan Roh Kudus, tidak menjadikan tubuhnya Bait Roh Kudus, kasih Kristus menjadi tawar, hidup dalam kehendak daging, yang murtad, mereka semua tidak terhisab untuk mengalami penyingkiran. Mereka orang percaya yang akan mengalami masa kesulitan dibawah pemerintahan antikris. Sering kita katakan bahwa mereka kecurian dan dari sinilah lahir ajaran tentang Yesus datang sebagai pencuri (1 Tes.5:1-3, Mat.24:40-41, 2 Pet.3:10, Wah.16:15). Ajaran tentang Yesus datang sebagai pencuri adalah ajaran supaya mengingatkan kita untuk berjaga-jaga seperti orang yang hidup pada siang hari . Sebab tidak seorangpun yang diberitahukan tentang waktu dan hari kedatanganNya. Benarlah bahwa Dia akan datang secara mendadak. Tetapi orang yang berjaga-jaga, kapanpun Dia datang maka dengan iman orang percaya selalu bersiap sedia (1 Tes.5:5-10).

– Disingkirkan dalam tubuh, daging dan darah. Ajaran tentang masa aniaya selama 7 tahun mengajarkan bahwa ditengah minggu akan terjadi pengangkatan (Rapture), dan telah memperoleh tubuh kemuliaan (Kebangkitan) seperti Tubuh Yesus Kristus sewaktu terangkat. Gereja disingkirkan masih dalam tubuh daging dan darah. Tubuh yang sempurna yaitu tubuh, jiwa dan roh yang telah dipulihkan sebagaimana keadaan tubuh, jiwa dan roh Adam sebelum kejatuhan. Penyingkiran atau raibnya gereja sama dengan keadaan ketika Filipus diraibkan Allah. Roh Kudus meraibkan Filipus dan sida-sida tidak melihatnya (Kis.8:39-40). Karena, keangkatan dengan tubuh yang telah diubahkan yaitu tubuh kebangkitan baru diperoleh setelah berakhirnya masa tribulasi pada waktu kedatangan Yesus Kristus kedua kali (1 Tes.4:16-17, 1 Kor.15:52).

– Masih berada di bumi. Ketika gereja mengalami penyingkiran oleh kedua sayap burung nasar yang besar ke tempatnya di padang gurun dipelihara jauh dari tempat si ular selama masa tribulasi. Penyingkiran itu terjadi oleh kekuatan kedua sayap burung nasar yang besar yaitu kuasa Roh Kudus (Wah.12:14). Gereja belum mengalami keangkatan ke angkasa tapi masih berada di satu tempat di bumi. Pengertian penyingkiran artinya, gereja Tuhan sudah mengalami satu taraf kesempurnaan sehingga tidak dapat lagi dikuasai oleh daging dan darah. Gereja Tuhan telah dibawah otoritas Roh Kudus sepenuhnya. Gereja Tuhan mengalami kepenuhan Kristus dalam kehidupan rohani (Ef.4:12-13). Kita tak perlu untuk secara terinci dibagian bumi mana gereja disingkirkan. Tetapi kita mengetahui kemahakuasaan dari Allah untuk melindungi gerejaNya.

Memang tentang penyingkiran ini ada banyak ajaran bahwa gereja telah mengalami keangkatan dengan tubuh yang telah diubahkan, tapi penafsiran ini tidak selaras dengan penjelasan Firman Allah bahwa kita yang lagi hidup telah mendahului orang yang telah mati didalam iman. Firman Allah menjelaskan bahwa orang mati tidak akan dibangkitkan terlebih dahulu dan kemudian kita yang lagi hidup yaitu gereja yang disingkirkan akan diubahkan (1 Tes.4:16-17, 1 Kor.15:52). Pemberian tubuh kebangkitan yaitu tubuh kemuliaan serupa dengan Dia terjadi setelah masa tribulasi. Pada saat kedatangan Yesus kedua kali.

– Oknum Antikris. Kata antikris berasal dari dua kata gerika yaitu “Christos” yang berarti Kristus atau “Yang Diurapi”. Kata anti berarti melawan. Jadi antikris berarti pelawan Kristus atau pelawan Yang Diurapi. Kata antikris terdapat dalam suratan 1 Yoh.2:18, 22; 4:3; 2 Yoh.1:7. Dimana dikatakan bahwa di akhir zaman akan datang roh antikris yaitu roh-roh kegelapan oleh setan untuk menghasut orang percaya menjadi pelawan Kristus. Roh-roh antikris tersebut akan menjelma dalam seekor “Binatang” yang akan menjadi penghujat Kristus (Wah.11:7, 13:1). Memang sejak kitab Kejadian 3:15, telah terjadi permusuhan diantara benih perempuan (gereja) dan benih setan yaitu diwujudkan dalam oknum antikris. 2 Tes.2:5-8: Antikris berasal dari seorang yang murtad yang meninggikan diri dan minta disembah sebagai Allah. Sebagaimana Yudas Iskariot seorang dari murid Tuhan yang jatuh, kemungkinan besar juga bahwa antikris berasal dari seorang pelayan Tuhan di akhir zaman yang murtad dan minta disembah sebagai Tuhan dan menjadi pelawan Kristus. Masa tribulasi adalah puncak kesombongan dan perwujudan setan yang mau menyamakan diri dengan Trinitas Allah. Yaitu, trinitas setan, antikris dan nabi-nabi palsu. Setan hendak meniru Trinitas Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.

Kebangkitan Tubuh. Hampir semua agama mengajarkan tentang kekekalan jiwa manusia. Bahkan filsafat membenarkan bahwa adanya jiwa dan roh manusia dalam diri manusia yang kekal terkurung dalam tubuh jasmani yang dapat mati. Namun, Alkitab mengajarkan bahwa bukan hanya jiwa dan roh manusia yang kekal tetapi segenap tubuh, jiwa dan roh, total pribadi manusia adalah kekal. Sebelum kejatuhan manusia maka segenap roh, jiwa dan tubuh adalah kekal dan tidak mengalami kematian. Setelah kejatuhan memang manusia akan mati yaitu tubuhnya, kembali kepada debu. Tetapi itu tidak menghilangkan kekekalan roh, jiwa dan tubuh (1 Tes.5:23). Pada waktu Firman menjadi manusia maka tubuh Yesus yang terdiri dari darah dan daging mampu mengalahkan maut, hanya oleh kehendakNya sendiri dimana Dia mengosongkan diri “Kenosis” sehingga Dia dijadikan dosa dan mengalami kematian. Sebab Yesus harus mengalami kematian supaya menjadi buah sulung dari semua kebangkitan (1 Kor.15:21-23). Seluruh pribadi manusia adalah kekal. Hanya tidak semua manusia memperoleh kehidupan yang kekal. Sifat kekal manusia terbukti melalui kebangkitan tubuh, jiwa dan roh. Firman Allah mengajarkan bahwa akan terjadi kebangkitan orang-orang benar dengan tubuh, jiwa dan roh yang kekal untuk mewarisi kerajaan kekal. Bahwa yang akan binasa tidak dapat mewarisi yang tidak akan binasa. Semua harus memakai yang tidak akan biansa (1 Kor. 15:50-54). Fakta kebangkitan jelas dalam Perjanijian Lama maupun Perjanjian Baru.

– Fakta kebangkitan dalam Perjanjian Lama. Melalui pernyataan: “Tetapi aku: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit didalam debu” (Ayub 19:25). “Tetapi aku didalam kebenaran akan kupandang wajahMu, dan pada waktu aku bangun aku akan menjadi puas dengan rupaMu”. (Maz.17:15).

Melalui nubuatan : “Ya Tuhan, orang-orangMu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah dikubur didalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun Tuhan ialah terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali.” (Yes.26:19, Hos.13:14).

Beberapa contoh: Beberapa kematian dalam Perjanjian Lama dihidupkan kembali oleh Allah. Walaupun kehidupan itu tidak dapat disamakan dengan kebangkitan. Sebab mereka yang hidup kembali tersebut akan mati kembali. Tetapi itu sebagai bukti bahwa kuasa Tuhan dapat melakukan perkara mujizat. Sebagai bukti bahwa ada kebangkitan di akhir zaman (1 Raj.17:17-24, 2 Raj.4:32-35). Tuhan mendemonstrasikan kuasaNya dalam perjanjian lama.

– Fakta kebangkitan dalam Perjanjian Baru. Melalui pernyataan: “Demikianlah pula halnya kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitakan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan (1 Kor. 15:42-43). Perhatikan pula beberapa ayat yang menjelaskan tentang pernyataan akan adanya kebangkitan orang mati di akhir zaman (Mat.22:30-32, 2 Tim. 1:10, 1 Pet.1:3).

Melalui nubuatan: “Janganlah kamu heran akan hal itu, bahwa saatnya akan tiba semua orang yang didalam kuburan akan mendengar suaranya dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum (Yoh.5:28-29). Perhatikan pula ayat-ayat tentang nubuatan kebangkitan orang-orang percaya untuk kehidupan kekal (Luk.14:13-14, Yoh.6:39-40, 1 Tes.4:14-16, Wah.20:4-6, 13-14).

Dalam perjanjian baru juga banyak fakta tentang orang mati yang dihidupkan oleh Yesus, tetapi itu bukan kebangkitan sebab mereka akan mati kembali, namun sebagai suatu bukti bahwa Allah berkuasa untuk membangkitkan orang mati di akhir zaman . Beberapa contoh Yesus menghidupkan orang mati, Lazarus dihidupkan, anak perempuan Zairus, anak lelaki janda (Yoh.11:41-44, Luk.8:41-56, 7:12-15).

Contoh kebangkitan Tuhan Yesus merupakan yang paling jelas diceritakan alkitab. Tuhan Yesus tidak bangkit dengan tubuh yang akan binasa lagi, tetapi benar-benar telah bangkit dengan tubuh kebangkitan. Dia telah bangkit untuk menjadi buah sulung bagi mereka yang akan dibangkitkan. Kuasa kebangkitan berasal dari kebangkitan Kristus. Melalui kebangkitan Kristuslah maka semua orang percaya sebagai tubuhNya juga ikut dibangkitkan. Gereja sebagai tubuhNya bukan hanya sekedar metapora tetapi satu kenyataan sesungguhnya. Kepala menjadi buah sulung dan semua orang percaya akan ikut dibangkitkan. Jadi, kebangkitan Yesus Kristus sebagai buah sulung menjadi “Jaminan” untuk kebangkitan orang-orang percaya (1 Kor.15:20). Orang-orang percaya akan mendapat tubuh kebangkitan seperti tubuh kebangkitan Yesus Kristus yang penuh dengan kemuliaan itu (Fil.3:21).

– Kebangkitan orang percaya. Kebangkitan orang percaya akan terjadi pada saat kedatangan Yesus kedua kali. Pada waktu itu orang-orang percaya yang mati dalam iman akan dibangkitkan dengan tubuh kemuliaan (Fil.3:21), kemudian kita yang lagi hidup diubahkan (1 Kor.15:52, 1 Tes.4:16). Orang mati yang lain belum dibangkitkan sampai selesai masa kerajaan 1000 tahun damai (Wah.20:5). Tubuh kebangkitan harus diberikan untuk mewarisi hidup yang kekal. Darah dan daging tidak dapat mewarisi kerajaan sorga, sebab bersifat sementara dan fana. Darah dan daging akan bianasa tidak boleh mewarisi kerajaan Allah yang tidak akan binasa (1 Kor.15:53). Orang percaya yang lagi hidup pada saat kedatangan Tuhan Yesus tidak akan mendahului mereka yang mati didalam iman. Orang mati dibangkitkan terlebih dahulu dan yang lagi hidup pada saat itu diubahkan mendapat tubuh kebangkitan (1 Tes.4:14-17, 1 Kor.15:52).

Tubuh yang bagaimanakah kelak yang dikatakan tubuh kebangkitan? Hal ini banyak dipertanyakan orang percaya. Walaupun itu masih merupakan rahasia yang belum dialami, tetapi jelaslah tubuh itu tidak mengandung darah. Tubuh itu dapat di-inderai berarti mempunyai daging namun hidup oleh Roh Kudus. Suatu tubuh yang sumber kehidupannya bukan datang dari darah tetapi tubuh yang hidup oleh Roh Kudus. Gravitasi bumi tidak dapat menahan tubuh yang hidup oleh Roh Kudus, karena itu dengan tubuh kebangkitan orang percaya dapat terangkat ke angkasa menyongsong Yesus Kristus dalam awan-awan. (Yoh.6:63, 1 Tes.4:17).

1 Tes.4:16-17. Setelah pertemuan dan pesta dengan Anak Domba Allah di angkasa, Tuhan Yesus Kristus bersama orang percaya akan turun kembali ke bumi dan menetapkan pemerintahanNya. Tuhan Yesus Kristus bersama orang percaya akan memerintah diatas muka bumi selama seribu tahun.

Kerajaan Seribu Tahun. Kerajaan seribu tahun merupakan kebenaran Allah yang sangat sukar dipahami dan menjadi pokok yang banyak didebatkan diantara pokok ajaran eskatologi. Istilah kerjaan seribu tahun berasal dari Wah.20:2, 4-6, dimana Yesus Kristus akan memerintah bersama-sama orang percaya, bersama-sama dengan mereka yang mempertahankan kesaksian Kristus dan mati syahid karena iman, mereka telah dibangkitkan dan memerintah bersama Kristus selama seribu tahun lamanya. Bahkan dalam kitab Wah.20, bahwa Yesus Kristus akan memerintah bumi selama seribu tahun sampai 6 kali. Karena begitu sukarnya untuk dapat diterima dengan akal atau logika tentang kebenaran. Kerajaan seribu tahun ini, maka begitu banyak aliran teologi sama sekalai tidak mencantumkan kebenaran ini dalam ajaran mereka. Bahkan para reformis umumnya menolak ajaran ini.

Namun ajaran kerajaan seribu tahun adalah suatu kebenaran alkitab, setara dengan ajaran kebangkitan orang mati, kedatangan Yesus kedua kali diangkasa, masa tribulasi, dst. Kebenaran ajaran seribu tahun sama kekuatannya dengan seluruh ajaran-ajaran yang lain. Karena kebenaran ajaran kerajaan seribu tahun damai dimana Yesus akan memerintah bersama orang percaya diungkapkan Roh Kudus. Kebenaran kerajaan seribu tahun selalu dihubungkan dengan kedatangan Yesus Kristus kedua kali sebagai pokok, maka ada tiga teori tentang kerajaan seribu tahun.

– Pandangan Post Milenialisme. Pandangan ini mengatakan bahwa kerajaan seribu tahun damai terjadi sebelum kedatangan Yesus kedua kali. Gereja Tuhan dengan kuat kuasa Roh Kudus secara perlahan akan menjadikan seluruh dunia mengalami kesejahteraan. gereja Tuhan melalui misi penginjilan yang disertai kekuatan Roh Kudus akan mampu mengalahkan kejahatan, ketidak-adilan, dan menata kembali seluruh tatanan di dunia. Gerejalah yang berkewajiban untuk membawa damai sejahtera sehingga seluruh dunia akan mengecapi kemuliaan kerajaan itu. Penganut pendangan ini mengatakan bahwa abad ini Tuhan telah memulai kerajaan seribu tahun damai. tetapi perang dunia kedua dan kejahatan yang terjadi serta ancaman perang nuklir telah menggagalkan teori penganut faham ini.

Bukti Alkitab yang dipakai oleh penganut pandangan ini ialah ayat-ayat Mat.28:18-20, janji bahwa gereja memenangkan semua bangsa, demikian pula Mat.16:18, pernyataan Yesus tentang kekuatan dan kuasa yang ada pada gereja, baca pula ayat-ayat: Mat.13:31-35, 24:14; Rom.11:11-16. Bahkan dalam Perjanjian Lama, misalnya: Bil. 14:21, Maz.2:8, Yes.11:9, Zak.9:10. Bagitu pula Yes. 62:1-3. Kemuliaan gereja di akhir zaman ditafsir bahwa gereja Tuhan pada akhirnya akan menjadi terang yang bersinar kepada seluruh bangsa di dunia. Kerajaan damai penuh keadilan telah dicapai melalui gereja Tuhan. Pemerintahan Kristus tidak langsung tetapi melalui kebesaran dan kemuliaan dan kuasa yang dilimpahkan pada gereja Tuhan.

– Pandangan Amilenialisme. Pandangan ini (Bhs.Yunani A= “tidak ada”), kerajaan seribu tahun itu tidak ada. Walaupun dengan jelas diuraikan dalam Wah.20:2-10, tetapi semuanya bersifat simbolis. Mereka percaya bahwa inti pelajaran akhir zaman yaitu kedatangan Tuhan Yesus Kristus kedua kali. Segala sesuatu yang terjadi hanyalah merupakan segi-segi dari kedatangan itu sendiri. Yang terutama yaitu inti “Kedatangan Kedua Kali”. begitu banyak simbol yang terjadi disekitar kedatangan yang tidak terlalu perlu untuk diartikan sebagai suatu fakta. Apabila kita telah memiliki kebenaran ini berarti juga akan memiliki kebenaran berikut yang menyertainya. Mungkin pandangan ini menghadapi hal-hal yang membingungkan diantara kenyataan dan simbol. Karena suatu fakta, bahwa penafsiran kerajaan seribu tahun terdapat komplikasi antara simbol dan kenyataan. Dan akhirnya mereka terperangkap bahwa semuanya hanya simbol. Fakta kerajaan itu sesungguhnya tidak ada. Bahaya pandangan Amilenialisme yaitu, semua diartikan secara rohani sehingga fakta kebenaran yang bersifat empirisme ditolak. Sebagaimana Kristus Yesus telah menjadi manusia adalah suatu fakta bukan simbol. Demikian pula bahwa kerajan seribu tahun damai dibawah pemerintahan Kristus Yesus bersama orang-orang percaya adalah fakta yang harus digenapi.

– Pandangan Pramilenialisme. Kata pra berarti sebelum atau dimuka. Ini adalah pandangan bahwa kerajaan seribu tahun terjadi setelah kedatangan Yesus kedua kali. Pra-Milenialisme berarti Tuhan Yesus datang sebelum kerajaan seribu tahun damai. Kedatangan Yesus Kristus akan menumpas iblis, antikris dan nabi-nabi palsu. Kemudian Tuhan Yesus menetapkan kerajaan seribu tahun damai dan menetapkan pemerintahanNya bersama orang percaya. Secara kronologis yang tertulis dalam Alkitab kelihatannya pandangan pra milenialisme ini yang paling tepat yang harus dipercaya, sebab mendapat dukungan ayat-ayat Firman Allah. Penafsir yang menekankan segala sesuatu hanya simbol dan yang menekankan fakta apabila dapat memberi toleransi bisa bertemu dalam pandangan ini. Dalam menafsir ajaran tentang seribu tahun pemerintahan Kristus ini maka tidak ada satupun penafsir atau pandangan yang tidak mendapat kesulitan tafsiran. Karena itu, sifat toleransi harus dapat diberikan bagi pandangan yang berbeda. Karena segala sesuatu akan menjadi jelas apabila segala sesuatu telah menjadi kenyataan. Dukungan dari Alkitab bagi pandangan ini terlihat dalam perikop: Mat.19:28, Kis.1:6-7. Karena pandangan ini percaya tentang hal-hal yang akan datang dalam bentuk materi. Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai segala sesuatu ditaklukan dibawah kakiNya dan akhirnya Dia atau Raja itu akan menyerahkan segala sesuatu kepada Allah Bapa, setelah pemerintahan seribu tahun (1 Kor.15:23-28). Begitu pula ayat-ayat 1 Tes.4:13, terutama dalam Wah.20, menjadi bukti kebenaran pandangan pra milenialisme, sebagai berikut:

– Gereja yang penuh Roh Kudus disingkirkan, berakhirnya zaman gereja atau zaman bangsa-bangsa (Wah.12:14, 2 Tes.2:6-7).

– Masa tribulasi 3.5 tahun, yaitu pemerintahan antikris di muka bumi. Yerusalem diduduki oleh antikris. Pada masa ini Allah menurunkan kedua saksiNya untuk bersaksi kepada bangsa Israel (Wah.11:2-6, 13:5-8).

– Kedatangan Kristus yang kedua kali, orang-orang mati didalam Tuhan dibangkitkan dan orang percaya yang lagi hidup diubahkan, kemudian terangkat keangkasa bertemu Tuhan dalam awan-awan di angkasa (1 Tes.4:13-17, 1 Kor.15:52). Iblis dibelenggu untuk seribu tahun, antikris dan nabi-nabi palsu langsung dicampakkan ke neraka yang kekal. Orang-orang mati yang lain belum dibangkitkan sampai berakhir seribu tahun (Wah.19:19-20, 20:1-3, 20:5).

– Tuhan Yesus menetapkan kerajaan seribu tahun dan memerintah bersama dengan orang-orang percaya yang telah mendapat tubuh kemuliaan. Inilah pemerintahan kerajaan Kristus Yesus selama 1000 tahun (Wah.20:5-6).

– Berakhirnya kerajaan 1000 tahun. Langit yang baru dan bumi yang baru. Yerusalem baru berbicara Kerajaan Sorga untuk selama-lamanya (Wah.21).

Sifat Kerajaan 1000 Tahun. Memang merupakan rahasia yang sangat mendalam tentang apa dan bagaimana sifatnya dalam kerajaan 1000 tahun. Kita harus maklum bahwa inilah kerajaan yang ditata oleh Allah sendiri untuk menggenapkan janjiNya dan rencanaNya. Oleh karena itu, kita jangan terlalu bergantung pada pemahaman lahiriah karena sudah begitu banyak dimensi rohani tertata didalamnya. tetapi untuk dapat mengerti lebih jelas kita harus melihat makna rohani dari kerajaan 1000 tahun itu. Semua berpokok pada relevansi Kristus dengan jabatan Raja akan memerintah bersama dengan orang percaya selama 1000 tahun.

– Penggenapan Jabatan Yesus sebagai Raja. Yesus bukan sekedar Raja Damai dalam arti rohani dimana semua orang percaya mampu menikmatiNya tatkala percaya dan lahir baru (Yoh.3:3-5, 1 Pet.1:23, Yoh.14:27). Tetapi secara fakta dan dinikmati oleh seluruh bumi bahwa Dia akan duduk di atas tahta untuk memerintah selama 1000 tahun. Nubuatan kelahiran Yesus sebagai seorang Raja bukanlah menjadi Raja Israel tetapi kepada seluruh Israel rohani. Makna Israel rohani yaitu gabungan antara bangsa Israel yang lahiriah dan bangsa-bangsa yang telah menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat (Rom.9:6-8).

Sejak dalam Perjanjian Lama Yesus turunan Daud dinubuatkan akan lahir sebagai Raja dan Mesias atas Israel (Yes.9:5-6, Maz.72:7-8, Mikha 5:1). Semua nubuatan itu tentang Yesus yang akan datang sebagai Raja yang akan menetapkan kerajaan untuk selama-lamanya atas Israel. Begitu pula dalam Perjanjian Baru ketika Dia lahir, dikatakan oleh para malaikat seorang Raja dan Juruselamat di kota Daud telah lahir bagi Israel (Mat.2:2, Luk.2:11). Namun Israel salah menafsir sehingga kecewa ketika Dia tidak datang sebagai Raja dan Mesias atas Israel keturunan Yakub. Dia bukan hanya Raja bagi Israel tetapi Raja bagi keturunan Abraham didalam Ishak anak perjanjian. Artinya Dia adalah Raja bagi semua orang yang menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat. Karena itu, kerajaan seribu tahun Yesus akan menggenapkan jabatanNya sebagai Raja yang memerintah bersama semua orang percaya. Dia Raja dalam arti rohani (Raja Damai), Dia juga Raja dalam arti lahiriah yang digenapkan dalam kerjaan 1000 tahun damai memerintah bersama orang percaya di atas bumi ini (Wah.20:1-5, Luk.19:38).

Kerajaan 1000 tahun damai hubungannya dengan Israel. Dalam Perjanjian Lama banyak nubuatan tentang datangnya seorang Raja dan menjadi Messias atas Israel. Israel menerjemahkan nubuat itu bahwa akan datang seorang Raja yang akan menetapkan kembali tahta Daud dan membebaskan Israel dari penjajahan Romawi. Ketika Yesus segera akan terangkat ke sorga murid-muridNya bertanya: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” (Kis.1:6). Murid-murid Yesus sekalipun mengharapkan Yesus adalah Raja bagi Isarel, sesuai nubuatan dalam Perjanjian Lama. Kita bayangkan telah hampir 7 abad lamanya bangsa ini kehilangan kemerdekaan sampai pada zaman masa pelayanan Yesus. Karena itu, semua nubuatan tentang janji Raja dan Messias bagi Israel dalam Perjanjian Lama ditanggapi sebagai Raja lahiriah yang mengembalikan tahta Daud, menjadikan Israel kerajaan besar dihormati dan ditakuti oleh bangsa-bangsa sekitar (Yes.9:5-6, Mikha 5:1, Maz.72:7-8). Ternyata, ketika Yesus sang Raja telah datang, Dia memproklamirkan dirinya sebagai Juruselamat isi dunia yang mendamaikan manusia dengan Allah dan memberitakan kabar keselamatan kekal (Yoh.3:16). Berita ini sangat mengecewakan Israel dan mereka menyalibkan Yesus. Israel sesuai dengan keadaan politik lebih menghendaki kegenapan nubuatan secara lahiriah. Mereka membutuhkan Messias lahiriah untuk mengusir Romawi dari negeri Israel, dan bukan Juruselamat keselamatan jiwa (Mat.16:26, Yoh.3:16).

Kegagalan Israel karena kebutuhan rohani ini, ternyata merupakan berkat yang besar kepada bangsa-bangsa. Berita keselamatan yang ditolak Israel telah melahirkan Gereja dan keselamatan menjangkau bangsa-bangsa (Ef.1:18, 3:6; 1 Pet.2:9-10; Rom.11:11). Hal itu merupakan kekayaan dari rahasia rencana Allah yang begitu dalam (Rom.11:33-34). Ternyata, melalui kekerasan hati bangsa Israel maka keselamatan telah menjadi bagian seluruh bangsa-bangsa di bumi (Rom.11:11-12).

Nubuatan Yesus Kristus sebagai Raja atas Israel itu tidak berubah dan penggenapannya dalam kerajaan 1000 tahun. Walaupun bangsa ini telah terbuang hampir 2000 tahun tetapi janji Allah untuk mengumpulkan bangsa ini kembali dan menjadi Raja atas mereka itu tidak akan gagal. Pada tahun 1948, bangsa Israel telah berdiri sebagai negara merdeka. Namun, sampai dewasa ini baru sebagian kecil yang kembali ke negerinya. Nubuatan bahwa Tuhan akan mengumpulkan mereka dari seluruh penjuru bumi sangat erat kaitannya dengan kerajaan 1000 tahun (Yer.31:8-9, Zak.8:7-8).

Mereka akan dikumpulkan Allah dari seluruh penjuru bumi untuk kembali ke tanah Israel. Motivasi kembalinya ialah untuk membangun kembali Bait Allah Yerusalem, tetapi hal itu tidak akan terlaksana. Tuhan akan memberi dua saksi untuk memberitakan tentang siapakah Raja dan Messias yang sebenarnya yang dinantikan (Wah.11:3-4). Kedua saksi itu akan bersaksi selama 3.5 tahun masa tribulasi. Dalam masa kesaksian itu Roh Kudus akan membukakan mata hati Israel. Mereka diberikan hati yang baru dan roh yang baru didalam bathin, dan hidup menurut ketetapan Tuhan. Itulah hari pertobatan yang besar bagi segenap bangsa. Kembalinya Israel kepada Tuhan dan percaya serta menerima Yesus Kristus sebagai Raja dan Messias (Yer.31:31-37, Yeh.36:24-29; 37:1-14, Mal.4:5-6, Rom.11:11; 25-27).

Israel akan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pada masa tribulasi. Tuhan Yesus Kristus akan datang kedua kali sebagai Hakim dan Raja dan menetapkan Kerajaan 1000 tahun. Bersama dengan bangsa-bangsa yang percaya dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat maka bangsa Israel akan masuk kedalam kerajaan 1000 tahun. Disinilah seluruh nubuatan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru bahwa Dia datang sebagai Raja digenapkan secara lahiriah. Kerajaan 1000 tahun adalah suatu fakta yang lahiriah bukan simbol sebagimana pandangan bagi yang menolak kenyataan kerajaan 1000 tahun. Tuhan Yesus adalah Allah sejati tetapi Ia bersifat lahiriah selama pelayananNya di bumi. Bangsa Israel akan menjadi bangsa yang utama diantara bangsa-bangsa dalam pemerintahan Kristus Yesus sebagai Raja selama 1000 tahun (Yes.61:1-6). Kemuliaan Kristus sebagai Raja menggenapkan dua dimensi makna nubuatan. Yang pertama, Dia sebagai keturunan Daud duduk diatas tahta memerintah Israel secara harafiah. Kedua, Dia duduk diatas tahta sebagai penggenapan jabatan Raja bagi semua orang percaya termasuk Israel. Semua nubuatan bahwa Dia akan datang sebagai Raja digenapkan dalam pemerintahanNya selama 1000 tahun (Luk.1:32-33).

Kerajaan 1000 tahun hubungannya dengan Gereja. Pada saat kedatangan Yesus kedua kali beberapa hal yang berikut terjadi: Orang-orang beriman yang telah mati sepanjang zaman, orang-orang yang mati syahid dalam masa tribulasi akan dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan, orang-orang percaya yang lagi hidup yaitu gereja yang disingkirkan seketika diubahkan dengan tubuh kebangkitan (1 Tes.4:16-17, Wah.20:4-6). Kemuliaan memerintah bersama Kristus Yesus dalam kerajaan 1000 tahun. Mereka semua menjadi imam-imam dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Yesus Kristus Tuhan kita (Wah.20:4-6). Dalam tubuh kebangkitan kapasitas orang percaya mampu berkomunikasi baik sorga maupun bumi. Pertama, dalam tubuh kebangkitan manusia menjadi seperti malaikat yang mampu melayani sorga dan bumi (Luk.20:35-38). kedua, Yesus Kristus dalam tubuh kebangkitan masih berada dan berkomunikasi selama 40 hari dengan murid-muridNya.

Kerajaan 1000 tahun damai hubungannya dengan bangsa-bangsa. Kita harus membedakan, diantara bangsa-bangsa di bumi dan antikris beserta pasukannya yang berperang melawan Tuhan Yesus Kristus. Pada akhir masa tribulasi pasukan antikris akan dikalahkan dan dibinasakan beserta pasukan yang mengikuti dia. Peperangan ini dikenal dengan perang Harmagedon dimana kekuatan antikris dibinasakan total (Wah.19:17-21, 2 Tes.2:7-8). Tuhan Yesus akan menghakimi bangsa-bangsa dan memisahkan kawanan domba dan kamibing. Kawanan domba-domba inilah bersama -sama Israel akan masuk kedalam kerajaan 1000 tahun yang telah bertobat dan lahir baru akan masuk kedalam kerajaan 1000 tahun (Mat.25:34-40). Selama masa tribulasi oleh kedua saksi (dipercaya, Musa dan Elia), Israel akan bertobat dan lahir baru (Wah.11:3-4, Rom.11:25-27). Begitu pula peristiwa dahsyat bagaimana Tuhan membela kedua saksi dan menghidupkan mereka kembali, peristiwa ini dilihat oleh seluruh dunia. Hal tersebut memberi keteguhan iman sehingga tidak semua orang percaya yang masuk masa tribulasi akan murtad. Ada yang bisa bertahan sampai ke akhir, terkecuali bagi mereka yang telah ditetapkan Tuhan untuk mati syahid (Wah.6:10-11). Banyak penafsir yang berpendapat bahwa orang-orang percaya yang tertinggal dan bertahan sampai masi tribulasi, bahwa mereka menjadi awal bagi bangsa-bangsa di kerajaan 1000 tahun. Bangsa Israel akan menjadi yang utama dalam kerajaan itu. Bahkan mereka akan diangkat Tuhan menjadi imam-imam diantara bangsa (Yes.61:1-6). Sehingga kelihatannya dalam kerajaan 1000 tahun, Tuhan Yesus Kristus akan memerintah bersama-sama dengan gereja Tuhan keatas bangsa-bangsa termasuk Israel didalamnya. Beberapa penafsir berpendapat bahwa Israel menjadi pusat bangsa-bangsa. Israel dan bangsa-bangsa akan memasuki kerajaan 1000 tahun sifatnya berbeda dengan gereja Tuhan yang memiliki tubuh kemuliaan. mereka akan memasuki kerajaan ini dengan tubuh seperti sekarang, itulah sebabnya dalam 1000 tahun tersebut bangsa-bangsa akan berkembang menjadi jumlah yang besar sekali (Wah.20:7-10). Buktinya pada akhir 1000 tahun iblis akan dilepaskan dan mempengaruhi bangsa-bangsa yang untuk berperang dengan orang-orang kudus, tetapi turun api dari langit menghanguskan mereka.

Keadaan pemerintahan 1000 tahun:

Pertama: Selama kerajaan 1000 tahun bahwa keadilan dan kebenaran bersifat menyeluruh keatas bangsa-bangsa (Yer.23:5-6, Yes.11:3-5, Maz.72:1-8).

Kedua: Seluruh bumi tunduk pada disiplin kebenaran dari Raja Tuhan Yesus Kristus (Zak.14:16-21).

Ketiga: Seluruh bangsa-bangsa hidup dengan damai tanpa permusuhan, kesejahteraan meliputi bangsa-bangsa selama seribu tahun dibawah pemerintahan Yesus Kristus (Maz.72, Yes.2:4; 32:17-18, Mikha 5:4-5).

Keempat: Bangsa Israel menikmati penggenapan Yesus sebagai Raja. Bangsa Israel melimpah dengan sukacita. Damai sejahtera kemakmuran yang tiada taranya (Yes.35:5-6, 65:20-22).

Kelima: Dibawah pemerintahan Yesus Kristus bumi bebas dari kutukan. Kemuliaan kedaulatan Allah berlaku diseluruh bumi (Rom.8:19-22, Yes.55:13; 41:18-19).

Langit Baru, Bumi Baru, dan Yerusalem Baru. Setelah berakhir masa 1000 tahun, iblis dilepaskan seketika dan mencoba membangun kekuatan terakhir untuk berperang dengan orang-orang kudus. Tetapi api dari langit membinasakan mereka. Iblis dilemparkan ke dapur api dan dihukum untuk selama-selamanya. Demikian juga semua orang yang menolak Yesus Kristus dibangkitkan semua dan dilempar ke api pehukuman (Wah.20:7-15). Rasul Yohanes hanya mampu menggambarkan yang dilihatnya tentang kekekalan yang disediakan orang percaya dengan langit yang baru, bumi yang baru, dan Yerusalem yang baru.

Wahyu 21:1-2. Rasul Yohanes tidak mampu untuk menceritakan tentang sorga yang kekal dengan segala kemuliaan keindahannya. Karena itu segala sesuatu, rasul membandingkan dengan apa yang dia ketahui. Memang betapa sulit bila kita melihat atau mengalami sesuatu yang baru yang belum pernah dilihat dan diketahui. Maka kesaksian yang terbaik untuk membahaskannya ialah membandingkan dengan apa yang ada dan diketahui. Saya percaya bahwa semua kemuliaan yang dilihat oleh Rasul Yohanes itu adalah kemuliaan kebesaran kerajaan sorga yang kekal yang disediakan bagi semua yang percaya dan menerima dia sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kita hanya bisa meniru pengakuan Rasul Paulus: Roma 11:33-34.Amin. (Dari buku yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Majelis Pusat GPdI).::END:: :

Jangan percaya Tahayul

Februari 16, 2009 pukul 1:51 am | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar

Injil Lukas 

17:23 Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut.
17:24 Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya.
17:25 Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.
17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:
17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

Kita belajar sampai ayat situ dulu. Dalam ayat ke-23, Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! 

Siapa yang berkata? Dan orang akan berkata kepadamu. Biar dia pendeta, ngaku pendeta besar, ngaku nabi, ngaku rasul, tapi dia tetap orang. Nah, nanti di akhir zaman akan banyak orang berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana. Artinya apa? Lihat, saya sudah lihat Yesus ada di sana. Kemudian dia berkata lagi: Lihat, ia ada di sini. Dia akan ngomong bukan dari firman … cuma dari penglihatan. Saya lihat Yesus kemarin, Ia ada di sana. Saya lihat Yesus kemarin, Dia ada di sini. Saya lihat Yesus ada di sana. Saya lihat Yesus ada di sana. Saya lihat di daerah Sulawesi Tengah ada mujizat. Anak kecil bisa menyembuhkan orang, ada di majalah. Saya lihat ada di sana. Apa kata Yesus? Dia bilang: Jangan kamu pergi ke situ. Bahasa Inggris, jangan kamu ikut mereka.

Saya baru dari Temanggung. Dua puluh tahun saya tidak ke Temanggung. Temanggung jemaat yang besar. Satu jemaat kurang lebih seribu orang, punya tujuh puluh lima cabang. Setiap cabang gerejanya sebesar begini. Jemaatnya kalau kita hari minggu penuh bagian bawah, itu jemaat per cabang. Tujuh puluh lima cabang. Saat itu digembalakan oleh Pendeta Yu Cin Goan, Titus Yuwono.

Oleh karena ada satu ajaran yang menyesatkan, oleh karena orang percaya kepada yang salah. Ketika almarhum sudah meninggal, terpecahlah gereja itu menjadi enam gereja. Masih ada yang jadi GBI, ada yang jadi GBT, ada yang jadi Bethany, ada yang jadi tetap GPdI, tapi ada yang bikin sendiri gereja. Jemaat semua dari seribu itu berpencar-pencar jadi enam gereja. Nah, kebetulan saya diundang oleh tiga gereja.

Tiga gereja ini mengundang saya hari yang sama. Hari pertama saya di gereja pantekosta. Jam setengah sepuluh saya kebaktian di gereja lain. Asalnya dari gereja pantekosta. Namanya juga gereja pantekosta, tapi terpecah. Di situ saya rasa ada urapan Tuhan. Mereka nyanyi sungguh-sungguh, nggak gengsi-gengsian nyanyi, sungguh-sungguh nyanyi. Di situ saya nyanyi dengan menangis. Dan saya lihat kesungguhan umat Tuhan menyanyi. Dan malamnya, jam tujuh, saya khotbah di anaknya pendeta Yu Cin Guan. Dia punya toko besar, sudah berhasil. Tapi dia tinggalkan toko. Istrinyapun sehati. Mau jadi pendeta 100%. Kira-kira ada enam puluh orang jemaatnya.

Yang saya sedih, semua orang itu saya kenal. Baik itu kebaktian pertama, kebaktian kedua, kebaktian ketiga, pernah dia menjadi satu. Ini yang Yesus katakan, jangan kamu ikuti mereka kalau ada orang bilang, lihat Dia ada di sana, lihat Dia ada di sini. Jangan kamu pergi!

Sekarang ada gereja di Semarang. Dia anggap gerejanya itu adalah bahtera keselamatan. Siapa yang meninggalkan gereja saya ini, kata dia, dia dikutuk oleh Tuhan. Kalau dia mau selamat, dia musti jadi anggota gereja saya ini. Jadi Benny Hinn, Awondatu, Yusuf Roni, A.H. Mandey, karena nggak jadi anggota gereja dia, terkutuk semua. Termasuk Rasul Paulus, termasuk Yesus mungkin, nggak jadi anggota gereja dia, semua terkutuk. Harus jadi anggota saya, baru selamat. Ini gereja adalah bahtera keselamatan.

Apa kata Tuhan Yesus? Jangan kamu ikuti mereka. Itu Yesus sudah ngomong. Dua ribu tahun yang lalu Dia sudah ngomong bakal banyak yang sesat. Bakal banyak orang yang tidak memberitakan firman yang benar.

Jadi ukuran orang banyak, satu gereja banyak jemaatnya, itu bukan ukuran. Jemaat yang besar dengan tujuh puluh lima cabang, bisa pecah oleh karena tidak dewasa. Begitu oom Yu Cin Guan meninggal, sudah. Tapi bukan itu yang kita mau bicara. Di dalam ayat 24, Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit – di bawah langit maksudnya – yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. Saya mau tanya sama saudara, kecepatan kilat itu berapa? Bisa dihitung, berapa? Satu menit? Terlalu lama. Setengah menit? Lima detik? Lama.

Satu detik. Itu kilat. Menurut Matius, dari timur ke barat. Seperti kilat memancar. Jadi kalau tidak ada kilat memancar, jangan percaya. Orang bilang Yesus ada di sana, Yesus ada di sini. Di Jakarta pernah ada orang kristen punya rumah, temboknya bocor. Ketika temboknya bocor, berbentuklah wajah Yesus, kan ada corannya itu air. Wah, mobil mercy masuk situ, semua ingin lihat, difoto, masuk majalah Tempo, … Yesus ada di sana. Ada satu pendeta di Jakarta, dia ikut ke sana, dia lihat. Ada orang tanya sama saya, mau lihat nggak? Saya bilang, nggak. Yesus bilang, jangan pergi ke situ.

Satu bulan, macet, mau masuk. Orang kristen, katolik, semua mau lihat, betul apa tidak. Memang mirip. Tapi lama-lama musim hujan lewat, musim panas datang, kering. Hilang. Di Manado ada juga. Sama seperti itu tembok. Karena hujan juga membentuk wajah Yesus. Itu satu tubuh. Seperti ada Yesus berdiri dengan jubah. Disembah.

Saya yakin saudara, kalau tiba-tiba di tembok ini ada gambar kaya Yesus, saudara bedston pagi datang semua. Ada Yesuslah di tembok, ada penampakan. Karena orang Indonesia paling percaya Nyi Roro Kidul, … yang aneh-aneh. Banyak orang yang begitu, percaya yang takhayul-takhayul. Bayangkan itu Hamengku Buwono X takluk sama Mbah Marijan. Mbah Marijan suruh turun, dia bilang tidak. Saya tidak mau taat sama kamu, saya taat sama bapamu. Bapamu bilang saya harus jaga gunung Merapi. Nggak bisa apa-apa. Percaya Mbah Marijan itu titisan dari dewa dari gunung Merapi, ada hubungannya dengan Nyi Roro Kidul. Suka percaya takhayul.

Nah, Yesus tahu, awas, nanti di akhir zaman akan ada banyak takhayul. Lihat, dia ada di sana. Lihat, ada di sini. Jangan pergi ke situ. Bisa bilang amin, saudara? Karena seperti kilat memancar dari timur ke barat, dari bawah langit satu ke langit yang kain, demikianlah Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya.

Berarti kedatangan Yesus akan secepat kilat. Dia tidak berlambatan datang. Waktu Dia naik ke sorga, Dia pelan. Dia naik ke sorga, Dia pelan, sedikit demi sedikit, sampai Dia hilang. Tapi waktu Dia datang kedua kali, kaya kilat memancar. Sekejap saja. Bayangkan komunis seluruh dunia, hancur hanya dalam satu tahun oleh Tuhan, termasuk Tiongkok. Tiongkok cuma nama saja negara komunis. Tapi sekarang sudah kapitalis. Cuma teori saja. Hancur dalam satu tahun.

Sekarang ada dunia yang lain, agama yang lain yang besar, mengancam orang kristen. Tapi kalau Tuhan memancar dari timur ke barat, dalam satu detik, Dia bisa hancurkan segala sesuatu hanya dalam sekejap mata. Amin? Apalagi problem saudara, yang saudara bilang: Aduh, problem saya terlalu besar, terlalu banyak, susah. Kalau saudara percaya Yesus, seperti memancar dari timur ke barat, itu kedatangan Tuhan membela saudara. Eh, kok sudah hilang problem. Eh, kok sudah hilang percobaan. Itu hebatnya dari Tuhan Yesus. Tetapi ada satu syaratnya

17:25 Tetapi Ia – Yesus – harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.

But first He must suffer many things and be rejected by this generation. Jadi Yesus ditolak oleh generasi waktu itu, yaitu generasi orang Yahudi. Maaf, kalau saya katakan sekarang Roh Kudus juga ditolak, oleh siapa? Oleh gereja. Karena Yahudi menjadi lambang dari gereja. Tidak semua gereja. Ada orang gereja pantekosta percaya kepenuhan Roh Kudus, percaya berbicara dalam berbagai bahasa Roh. Percaya Allah masuk di dalam hatinya. Percaya bahwa Tuhan bisa mempengaruhi hidupnya. Tapi ada orang pantekosta nggak percaya bahkan nggak mau percaya … dia tidak percaya Roh Kudus.

Nah, seperti Yesus ditolak oleh orang Yahudi, demikian juga Roh Kudus sekarang ditolak oleh gereja. Ditolak, dia nggak percaya. Tapi kalau doa untuk orang sakit, dia mau didoakan. Kalau saya tanya, apa saudara percaya kalau didoakan sembuh? Saya percaya. Dia tidak tahu, yang menyembuhkannya Roh Kudus. Oom, tolong, saya ada persoalan di dalam usaha, mata pencaharian. Saya tanya, percaya Tuhan akan jawab doamu, akan beri jalan keluar? Saya percaya, oom. Dia tidak sadar bahwa yang menolong dia itu Roh Kudus. Kita buka Kisah Rasul

3:21 Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.

Kristus harus ada di mana? Di sorga. Siapa yang kerja sekarang di dunia? Roh Kudus. Siapa yang ngundang saudara doa waktu pagi? Roh Kudus. Siapa yang menggerakkan saudara untuk datang kebaktian? Roh Kudus. Siapa yang memberkati saudara? Roh Kudus. Siapa yang menolong kita? Roh Kudus.

Sekarang ini zaman Roh Kudus. Tapi anehnya, seperti waktu perjanjian Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Yesus ditolak oleh orang Yahudi sampai disalib … sekarang Roh Kudus juga ditolak oleh gereja. Gereja nggak mau Roh Kudus. Dia lebih percaya duit. Pokoknya kalau ada duit saya mau. Tidak mau percaya Roh Kudus.

Berikutnya kembali kepada Lukas. Dia harus mengalami penderitaan dulu dan ditolak oleh angkatan atau generasi ini.

17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:

Jadi Yesus akan datang kembali kalau Kisah Rasul 3:21, Dia harus ada di sorga, sampai masa pemulihan. Yang memulihkan adalah Roh Kudus – memulihkan gereja, memulihkan keluarga, memulihkan orang yang bermusuhan, dipulihkan menjadi damai. Orang yang pahit … suami kepada istri, istri kepada suami, dipulihkan menjadi berdamai – baru Yesus datang. Baru Kristus datang. Tetapi ketika Dia datang, sama seperti zaman Nabi Nuh, sebelum Dia datang, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan.

Dua puluh lima tahun yang lalu, saya khotbah di sini beberapa kali. Kalau saudara mau jaya, usaha saudara yang terus mayeung, bukalah restoran. Kalau saudara buka restoran, rumah makan, sampai akhir zaman saudara tidak akan kelaparan, karena yang saudara buka restoran. Karena orang akhir zaman suka makan dan minum. Orang di akhir zaman, akan makan dan minum.

Yang kedua ini, kawin dan dikawinkan. Bahasa Indonesia lama lebih tepat, kawin mawin, kawin nggak sekali. Sudah kawin, lihat cewek yang lain, ah saya mau kawin lagi.

Makan dan minum ini juga beda. Kalau kita makan bakmi kadang-kadang separo saja sudah kenyang. Maka pada zaman dulu, orang-orang Italia, orang-orang Roma, jenderal-jenderal Roma – mohon maaf, saya mohon maaf sama saudara – mereka kalau makan, mereka siapkan bulu merak. Dia makan ayam besar, daging, digerogot begini. Makan digerogot. Nggak pakai apa-apa, minum anggur. Sudah kenyang, ke belakang. Dia ke WC, pakai bulu merak, muntah. Balik lagi, makan lagi. Begitu bisa sampai empat, lima kali. Itu adalah tanda akhir zaman.

Ini sudah mulai ini di Jakarta sudah ada. Di Taiwan – maaf – sampai ada yang menggoreng bayi. Saya lihat di internet. Restoran menyediakan daging bayi. Bayi yang mati, tidak dikubur, dijual. Masih segar. Dikasih lihat. Manusia itu katanya bertuhan, tapi bagaimana ya, bayi dimakan? Apa bedanya sama si Sumanto tuh? Ini kejahatan di akhir zaman.

Jadi kita harus lihat tandanya. Mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

Kita mulai dengan zaman Nuh dulu. Pada zaman Nuh, orang makan, minum, kawin dan mengawinkan, lalu orang membuat bahtera.

Kita renungkan saja, bahtera Nuh kurang lebih seperti ini, dibikin tiga tingkat. Tingkat satu, tingkat dua, dan di tingkat dua ini ada pintu, tingkat tiga. Lalu di sini ada jendela. Di tingkat tiga ada jendela. Orang itu, binatang-binatang masuk melalui pintu ini. Ini dibikin tiga tingkat karena ini menjadi lambang Bapa, Putra – Yesus, dan Roh Kudus. Yang jadi pintu siapa? Yesus. Karena dalam Yohanes 10:9, Dia berkata: Akulah pintu.

Ini nggak ada jendela, nggak ada apa. Cuma ada jendela. Jendela ini cuma ada menghadap ke atas, cuma satu. Ini nggak ada pintu, nggak ada apa-apa. Jadi kalau dia naik, masuk dalam bahtera, tidak tahu dia ke timur atau ke barat, nggak tahu. Tapi dia tahu, Nuh tahu, bahwa kalau dia di dalam bahtera dia selamat. Orang yang tidak masuk bahtera dia celaka. Tetapi Nuh tahu, dikasih tahu sama Tuhan, seratus dua puluh tahun bahtera itu dibikin. Seratus dua puluh tahun Nuh menginjil. Percaya sama Tuhan. Tuhan akan menghukum dunia. Mari, naiklah ke dalam bahtera.

Loe gila Nuh. Mana ada orang bikin kapal di atas gunung? Bikin kapal mah di pinggir laut supaya didorong, naik ke laut. Kenapa kamu bikin kapal di atas gunung? Ini disuruh Tuhan. Lekas masuk. Disebut gila. Jadi cuma Nuh, istrinya, tiga anak lelakinya, tiga anak menantunya. Besan saja nggak percaya. Masuk delapan orang dalam bahtera. Dan bayangkan, saudara, tidak ada kaca depan, tidak ada kaca belakang, tidak ada kaca samping. Pintunya saja ditutup sama Tuhan. Jadi dia lihat hanya ke atas.

Kita juga sedang ada dalam bahtera keselamatan Tuhan. Kita tidak tahu kemana kita pergi. Yang kita tahu, kita pasti selamat. Kita tidak bisa lihat kanan, lihat kiri, kita nggak tahu mundur atau maju. Tapi Tuhan bilang ada jendela di atas. Maka Nuh itu tiga kali dia lepaskan burung merpati melalui jendela ini. Dia lepaskan burung merpati. Yang pertama, merpati itu kembali. Kembali ke tempat Nuh. Kenapa kembali? Karena air masih penuh, pohon masih terendam, nggak ada tempat untuk hinggap.

Satu minggu kemudian, dia lepas lagi burung merpati. Kembali lagi. Tetapi di mulutnya, diparuhnya itu ada pohon daun zaitun. Berarti pohon sudah kelihatan. Tapi dia nggak bisa hinggap. Dia petik daun zaitun, bawa sama Nuh. Ketiga kali dilepas lagi dan merpati itu tidak kembali.

Ini pelajaran. Ini zaman Bapa, Putra dan Anak. Dari zaman Adam jatuh sampai zaman Abraham, itu dua ribu tahun. Dari zaman Abraham kepada zaman Yesus dua ribu tahun. Dari zaman Yesus sampai kedatangan-Nya yang kedua kali juga dua ribu tahun. Ini kerajaan seribu tahun damai.

Ini kita sebut zaman Bapa. Ini zaman Anak. Ini zaman Roh Kudus. Merpati lambang apa, saudara? Roh Kudus. Karena waktu Yesus dibaptis, turunlah Roh Kudus merupakan diri seperti burung merpati. Jadi kalau Nuh melepaskan merpati tiga kali, Tuhan juga melepaskan Roh Kudus tiga kali. Dia lepas pada zaman Bapa, dua ribu tahun pertama. Roh Kudus dilepas tetapi Dia kembali sama Bapa. Zaman kedua, dilepas, Dia kembali tapi di mulut-Nya ada daun zaitun. Kenapa? Sebab Yesus mendamaikan manusia dengan Tuhan. Karena zaitun adalah lambang perdamaian. Kalau ada pesta olah raga, yang dilepas burung apa? Burung merpati. Nggak pernah burung gagak.

Pada waktu zaman Roh Kudus, sekarang kita sudah 2007. Dari Yesus mati sampai kedatangan-Nya yang kedua kali, itu dua ribu tahun. Jadi Yesus mati, 33, jadi sampai dua ribu tiga puluh tiga. Kalau hitungan tepat. Karena kita tidak tahu kapan Dia datang. Roh Kudus dilepas tapi Dia tidak kembali lagi. Karena apa? Karena di sini Dia sudah punya tempat hinggap, pohon. Di sini Dia sudah punya tempat hinggap – di hati kita!

Sekarang saudara mau pilih mana, Tuhan yang di sorga, Tuhan Immanuel yang di sisi kita, apa Tuhan Roh Kudus yang di dalam kita?

Maka saya bilang, kalau kita penuh dengan Roh Kudus, kita ini sangat beruntung. Sangat beruntung. Bahkan hampir-hampir kita non-aktif. Dia yang perang ganti kita. Dia yang ngurusin urusan kita. Kalau kita jalan, Dia yang bimbing. Kalau kita salah jalan, Dia ngomong, itu salah. Kalau kita dagang keliru, jangan dagang itu. Kalau kita jalan terus mau tupok kui, mau pasang togel, salah, jangan. Kalau kita mau ke sana, nggak bisa. Maaf, ya. Kalau kita mau ke tempat perempuan nakal, Roh Kudus bilang: Bukan tempat kamu itu. Penuh Roh Kudus. Kalau mau selingkuh, kalau mau nyeleweng, Roh Kudus bilang salah. Kamu tidak akan dapat damai kalau selingkuh, lekas kembali. Itu hebatnya Roh Kudus.

Saya nggak pernah mau undang lagi saudara maju ke depan. Saya pikir Roh Kudus tidak perlu asisten. Dia bisa memenuhi saudara di tempat saudara duduk. Di Jakarta, memang saya undang ke depan karena dari berbagai gereja, macam-macam aliran, ada katolik, ada GKI. Ada orang GKI suami istri penuh Roh Kudus. Di depan ada orang gereja pantekosta tapi dari Tangerang, dua-duanya penuh dengan Roh Kudus. Pegangan tangan penuh Roh Kudus. Belum sembahyang saya. Di sebelah situ ada orang lagi, penuh Roh Kudus, berbicara bahasa Roh. Nikmat sekali.

Saya mau kasih kesaksian. Dulu saya di Yasdi saya khotbah mengenai Roh Kudus. Siapa yang mau dipenuhkan Roh Kudus, maju ke depan. Banyak orang maju. Tapi ada orang katolik, suaminya namanya Joni. Joni mau maju, ditarik sama istrinya. Jangan, apa-apaan lu maju. Apa-apaan Roh Kudus-Roh Kudus. Istrinya katolik. Jangan. Jadi Joni nggak maju. Tapi Roh Kudus penuhkan dia. Dari jauh dijamah. Nangis dia. Haleluyah, haleluyah. Nangis. Istrinya bilang: Jon, kenapa Jon? Joni kenapa, Jon? Lu kenapa? Nggak bisa berhenti dia, terus berbahasa Roh.

Apa yang terjadi, saudara? Istrinya datang sama saya: Ko Yoyo, saya juga pengen Roh Kudus. Itu hari jumat. Minggu sorenya dia datang ke sini. Waktu itu mimbar di situ. Tiga wanita yang belum penuh Roh Kudus didoakan. Istrinya ngomong bahasa Jepang, saya tahulah dia bahasa Jepang. Disuruh berhenti saja nggak berhenti-berhenti. Asalnya dia bilang: Apa-apaan lu ke depan, jangan. Dia kira kesurupan. Kalau penuh Roh Kudus itu kaya kesurupan, kaya kuda lumping begitu, saudara. Nggak. Kita dipenuhi oleh Tuhan. Kita dipenuhi oleh damai. Kita dipenuhi oleh Roh Kudus.

Laman Berikutnya »

Blog di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.